#Fakultas Ekonomi, University of Seoul, 12.19 kst
"Jisoo-ssi..!!!" Teriak Irene sembari berusaha mempercepat langkah mengejar Jisoo dan Jennie yang baru saja keluar dari ruang kuliah sejak 15 menit lalu kuliah dibubarkan.
"Irene-ssi?" Sahut Jisoo yang seketika berbalik badan diikuti Jennie disebelahnya.
"Aisshh, dia lagi" gerutu Jennie malas sambil memutar bola matanya.
"Hust!" Jisoo menyikut Jennie yang dengan nyaman menggandeng lengannya.
"Selamat ya, aku dengar kau dan Jennie membawa trophy untuk kampus kita, sudah kuduga teman-teman ku ini" Irene memeluk haru Jisoo dan kemudian Jennie bergantian yang dengan berat hati diterimanya.
"Ne, kamsahamnida Irene-ssi. Kau pun juga, aku yakin bisa menang dan menjadi Duta mahasiswa se-Kota Seoul." Kata Jisoo.
"Huhuhu, Aku jadi berdebar. Semoga saja itu benar, Gumowo Jisoo-ssi" Irene berlagak polos tak merasa bersalah atas apa yang dipertaruhkannya untuk kontes itu. Apalagi kalau bukan nasib beasiswa Jisoo.
"Ha ha ha" Jennie ikut tertawa garing ditengah interaksi keduanya. "Ayo Unnie, mereka sudah menunggu sekarang" sambungnya mengajak Jisoo untuk segera pergi makan siang bersama sahabat dongsaeng mereka yang sudah ribut merengek minta jatah hadiah olimpiade. bahasa kita kemek-kemek gaes.
"Kalian mau pergi? Kemana?" Tanya Irene yang memang lagi sendiri gak ada temen main, gak ada jadwal juga, tapi belum mau pulang dan berencana gabung dengan mereka.
"Ah kami mau pergi ke-"
"Kami mau pulang. Kau mau ikut?" potong Jennie, tak ingin Irene mengganggu waktu kebersamaan mereka.
"Ooo" Irene mengangguk paham. "Kalau begitu hati-hati, Annyeong"
"Anyyeong Irene-ssi" kata Jisoo tak sempat menunduk sebagai salam perpisahan karena lengannya sudah ditarik paksa oleh Jennie.
.
.
.
Hari-hari berlalu, cepat dan melelahkan. Melihat Soobin yang sampai ikut bekerja demi keuangan keluarga yang membengkak karena pengobatan Appa dan sekarang bertambah dengan kambuhnya asma Omma mereka, membuat Jisoo tak tega. Begitulah anak sulung, ada pikulan tanggung jawab terhadap adiknya, walau pun dahulu ia juga bekerja dibawah umur, ada rasa gagal jika adiknya ikut merasakan susah yang sama.
Alhasil ia memutuskan untuk menambah kerja part time dengan membuka bisnis online shop dibidang fashion sesuai dengan kegemarannya bermodal uang hadiah olimpiade yang cair sekitar 3 hari setelah olimpiade berlangsung.
Masih terbilang kecil, namun dengan kemampuan bisnis Jisoo yang baik, dalam waktu seminggu ia sudah sedikit kewalahan karena setiap hari harus setidaknya mengorder 2-5 pakaian dan mengantar pesanan itu sendiri jika jaraknya masih terjangkau. Tak jarang ia meminta bantuan Soobin saat kebetulan ada kegiatan BEM yang penting dan harus dihadirinya.
Jangan lupakan urusan mengajar privatenya yang masih mulus ia jalankan. Menurutnya mengajar adalah sumber pemasukan yang paling pasti untuk saat ini. Jadi se-lelah apapun, ia tak akan absen apalagi meninggalkannya.
Hubungannya dengan Suho pun membaik, tak canggung lagi seiring berjalannya waktu. Bahkan lebih dekat daripada dahulu. Sebab jabatan sebagai ketua dan sekretaris bidang yang mengharuskan mereka berinteraksi sesering mungkin agar program kerja mereka terjalankan secaara baik dan lancar. Untuk gosip yang beredar, ya sudahlah ya pandangan orang kan memang beda-beda. Toh, mereka merasa gak begitu.
Kabar Irene juga bagus, ia berakhir membawa pulang trophy kemenangan serta mahkota duta mahasiswa se kota Seoul. Sehari setelahnya Jisoopun langsung ia traktir makan sepuasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back Away [END]
أدب الهواةCinta terlalu rumit untuk dijelasakan dengan kata-kata. Bahkan kita sendiri sering ragu, apakah ini cinta? atau hanya perasaan suka? Terkadang hanya melihatnya tersenyum atau tertawa sudah cukup, meskipun bukan kita penyebabnya. Tak jarang juga kit...