#Rumah Sakit Hansung
"Nona Taeri baik-baik saja. Ia hanya tertidur dan mungkin akan sedikit merasa pusing saat terbangun karena efek obat tidur yang ia minum sedikit melebihi dosis." Jelas dokter pada Taehyung selaku wali pasien yang ditanganinya.
"Baik dok" Seokjin menyahut perkataan dokter tanda mengerti. Sedangkan Taehyung masih syok dengan keadaan adik tunggal tercintanya.
"Kalau begitu saya tinggal dulu. Jangan lupa langsung panggil kami jika terjadi sesuatu. Saya permisi" Kata dokter menepuk pelan pundak Taehyung dan kemudian pergi meninggalkan mereka dikamar rawat inap kelas VIP yang dipesan demi kenyamanan sang adik.
"Tae, Gwancana?" Seokjin menanyai Taehyung setelah melihat sorot matanya yang sudah berlapis air bening. Segera Taehyung menunduk hendak menghapus jejak air mata dimatanya.
Seokjin menarik Taehyung masuk dalam pelukannya membiarkan ia menangis melepas beban dan ketakutan yang menimpanya. Jimin dan Jungkook yang berada disana langsung ikut bergabung menenangkan hati sahabat dan hyung-nya itu.
Kim Taeri adalah alasan air mata yang hampir 10 tahun tidak pernah terlihat itu ada. 10 tahun lalu saat keluarga Taehyung mulai menikmati alur kesuksesan, Taeri yang masih berusia 5 tahun diculik hingga meninggalkan bekas trauma dan kini menjadikannya seorang yang introvert.
Taeri yang dulunya periang dan suka bermain menjadi pendiam, penakut dan suka menyendiri. Ia hanya mau bicara dengan orang yang ia kenali seperti keluarga dan beberapa teman dekatnya. Kepribadiannya membuat ia terkurung dalam lingkup kecil dan zona nyaman. Oleh karena itu tak banyak hal tentang dunia yang ia tahu. Sebagai seorang kakak, tentu Taehyung takut hal buruk terjadi dan berakibat fatal pada mental adiknya itu.
"Apa-apaan kalian ini? Lepas!" Seokjin mengamuk setelah merasa risih dipeluk ditengah dongsaengnya. Bukannya melepas, mereka malah mengeratkan pelukan. Jangan tanya kenapa, karena memang menjahili Seokjin adalah salah satu hobi mereka.
"Aisshhh, Pergilah kalian!" Seokjin mengerakkan tubuhnya hendak menjauhkan diri dari mereka. Melihat tingkah mereka tentu obat tersendiri bagi Taehyung yang mulai tersenyum merasa membaik.
"Yeay, Soulmateku tersenyum. Utututu tayang" Jimin mencubit pipi Taehyung gemas.
"Aish, Kau Jimintet!" Seokjin memukul pedas tangan Jimin yang masih terkait di pipi Taehyung. Sontak tangannya terlepas dan ia pun mengelus pelan bekas pukulan pedas hyung cerewetnya.
Tanpa rasa bersalah, Jin langsung memalingkan wajahnya hendak bicara dengan Taehyung
"Tae, pergilah membeli makanan bersama mereka. Biar aku menjaga Taeri dan menunggu yang lain tiba."
"Iya hyung, kau kan belum ada makan dari tadi"
"Baik hyung, tapi langsung kabari aku jika terjadi sesuatu pada Taeri"
"Iya, santai saja"
Di lokasi yang sama, Jennie, Chaeyoung dan Lisa hendak berpamitan pulang setelah sebelumnya menjenguk Appa Jisoo dan kemudian bersama Jisoo makan siang di kantin rumah sakit.
"Unnie, jangan lupa selalu kabari keadaan samchon ya" pinta Jennie setelah pelukan perpisahannya dengan Jisoo. Jisoo mengangguk mengiyakan sembari tersenyum tulus dan kemudian berganti pelukan dengan yang lain.
"Hooh, Awas saja kalau Unnie sampai begini lagi" Chaeyoung masih tak terima Jisoo selalu menyembunyikan kesulitannya.
"Aku yang akan mengeluaran Unni dari grup chat" Sambung Lisa melengkapi peringatan yang diberikan pada Unnie-nya.
"Hahaha, Apa kalian sedang memberiku surat peringatan sekarang? hahaha" Jisoo malah bercanda menanggapi dongsaengnya yang sekarang menatap tajam kearahnya. Sadar dengan ekspresi kesal mereka, Jisoo akhirnya berhenti tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back Away [END]
FanfictionCinta terlalu rumit untuk dijelasakan dengan kata-kata. Bahkan kita sendiri sering ragu, apakah ini cinta? atau hanya perasaan suka? Terkadang hanya melihatnya tersenyum atau tertawa sudah cukup, meskipun bukan kita penyebabnya. Tak jarang juga kit...