#5

901 97 2
                                    

Langit sore menampilkan gerombolan awan gelap mengekspresikan mendung yang dapat kapan saja mengantarkan hujan. Sepertinya memang saat ini sudah mulai masuk musim penghujan, mengingat tadi pagi hujan turun walau tak begitu deras hingga hampir siang. 

Jadwal Jisoo setelah agenda dadakan ini adalah mengajar di dua tempat seperti hari biasanya. Kali ini Jisoo harus rela pulang lebih malam dan mungkin seterusnya, jika ia terpilih menjadi anggota BEM.

Saat ini Jisoo memiliki 4 murid dengan jadwal 2 murid dalam sehari. Ia  sengaja mencari murid yang tinggal di daerah kampusnya, bahkan dua orang diantaranya adalah pemilik dorm yang disewakan untuk mahasiswa lain. 

Alasannya tentu untuk menghemat ongkos terutama disaat seperti ini dimana motor yang selalu menemani perjalanan Jisoo harus dirawat di bengkel. Lumayan bukan? ia bisa jalan kaki daripada harus membayar ongkos naik bus.

Tring Tring

"Yeobseo" 

"Unnie urusanmu sudah selesai?" Jennie menghubungi Jisoo tepat saat Jisoo tengah meneduh karena tiba-tiba hujan turun sedikit deras.

"Ne, kenapa?"

"Aku jemput ya, biar aku antar ke tempat Unnie mengajar."

"Wahhhh, Jennie si bidadari terlalu baik hari ini. Hahaha" Bukannya menjawab Jisoo malah menggoda Jennie.

"Unnie bukan begitu, sekarang lagi hujan dan Unnie tidak membawa kendaraankan? Ayolah..." Bukan seperti kebanyakan orang yang menawari pertologan, Jennie benar-benar memaksa Jisoo untuk ikut dengannya, bahkan dengan nada sedikit memelas. Itu karena ia tahu Unnienya bukan tipe orang yang mudah menerima pertolongan apalagi untuk masalah kecil seperti ini. 

"Kau terlambat Jennie-ya, aku sudah di bus sekarang. Hahaha" Jisoo mengelak lagi yang tentu sudah dapat ditebak dengan baik oleh Jennie. Sebenarnya bukan karena tak mau ditolong dan merasa sok kuat. Hanya saja Jisoo terlalu takut dirinya bergantung dan dikasihani.

"Kau pulang sajalah Jennie-ya. Kau pasti lelah menjadi supir kami seharian kan? pftt" sambung Jisoo  penuh candaan untuk kembali menolak pertolongan Jennie secara halus.

"Aishh Unnie. Aku kecewa kau menolakku dengan candaan seperti ini. Kau tau, aku jadi semakin ingin menolongmu sekarang." Kekecewaan Jennie bukan tanpa alasan, itu karena ia tahu Jisoo selalu bercanda walau dia sedang susah, dan kenyataan itu sungguh menyakiti perasaannya sebagai sahabat. 

"Sudahlah, nanti orang disampingku marah karena aku terlalu berisik. Annyong Jennie-ya" Jisoo mematikan ponsel dan mengamankannya di dalam tas agar tak terkena air hujan. 

Payung kecil yang dibawanya sejak pagi tadi menjadi kekuatan baginya untuk tetap tidak merepotkan orang lain. 

Hujan adalah momen yang sangat Jisoo suka, mulai dari aroma, suasana hingga suaranya. Ada kesedihan sekaligus kebahagian yang tak dapat secara jelas ia sampaikan dengan kata-kata.

#Flashback on

"Omma, kita mau pergi kemana? Apa kita akan pergi ke taman bermain?" Jisoo kecil yang masih berusia 7 tahun bertanya dengan antusias megingat hari ini adalah tepat hari ulang tahunnya.

"Omma, kita mau pergi kemana? Apa kita akan pergi ke taman bermain?" Jisoo kecil yang masih berusia 7 tahun bertanya dengan antusias megingat hari ini adalah tepat hari ulang tahunnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Back Away [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang