Part 33

239 22 1
                                    

Pagi di kota yang terkenal akan kesibukan dan tempat-tempat megahnya itu tampak di penuhi dengan tumpukan salju yang terus turun sejak kemarin sore.

Bahkan, sinar mentari pagi ini sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda keberadaannya yang kian membuat kota New York tampak begitu dingin dan berangin.

Terkadang tampak beberapa orang yang dengan nekat melintas di bawah terjangan badai salju yang tak terlalu kuat demi mencari uang ataupun menuntut ilmu. Tampak juga mobil-mobil pembersih salju milik pemerintah yang terus berlalu lalang untuk membersihkan tumpukan salju yang berada di jalanan guna memberikan jalan bagi para pengguna jalan kota New York yang terkenal sangat ramai apa lagi saat-saat jam kerja dimulai.

Seakan tak mau kalah dengan alat berat itu, tampak pula beberapa orang yang juga membersihkan salju yang menumpuk di depan toko atau bahkan rumah-rumah mereka. Menghiraukan badai salju ringan yang akan kembali menumpukkan butiran-butiran putih kecil yang semakin lama akan semakin banyak.

Bahkan menurut ramalan cuaca yang di beritakan di setiap saluran televisi mengatakan jika badai ini akan terus terjadi hingga malam nanti dan akan mencapai puncaknya sore nanti.

Seakan alam pun turut mendukung perasannya yang kian kalut seakan-akan, akan terjadi sesuatu yang baruk bagi orang-orang terdekatnya. Ya! Entah mengapa perasaan itu terus menghantui Exel sejak kemarin.

Ia berusaha mencari tahu sumber dari segala kecemasan dan ketakutannya hingga sebuah nama terlintas tepat di kepalanya.

Rissa.

Hanya satu nama itu saja yang mampu membuatnya sekalut ini.

Sejak kemarin sore, ia berusaha menghubungi gadis itu dengan berbagai cara namun sama sekali tidak mendapatkan hasil.

Bahkan bukan hanya Rissa yang tidak dapat dihubungi, melainkan ke-tiga teman dekat Rissa seakan turut menghilang bersama dengan gadis itu.

Dan kini, ia tengah berkumpul dengan Kelvin dan para sahabatnya yang lain. Hanya satu pikirannya kini. Menanyakan tentang keberadaan gadis yang entah sejak kapan sudah hadir dan menguasai hatinya penuh tanpa menyisakan sedikit ruang untuk gadis lainnya.

Dan ternyata bukan hanya dirinya saja yang merasa cemas dengan keadaan gadis dan salah satu sahabatnya itu, melainkan semuanya kecuali Kelvin turut mengkhawatirkan keadaan para sahabat dan temannya itu.

"Jadi, kemana Rissa, Alzra, Aero dan bahkan William yang selalu muncul di grup obrolan kita? Lo pasti tau sesuatu tentang mereka bukan, Kelvin?"tanya Liona penuh kecurigaan sambil menatap tajam Kelvin yang saat ini tengah berusaha mencari kesibukan seperti mengaduk-aduk segelas jus jeruk yang berada di hadapannya kini.

"Bener! Dari kemarin gue cari-cari mereka tetep juga gak ketemu! Lagipula kalo ada misi mereka pasti tetep bawa HP ataupun alat-alat komunikasi lainnya yang bisa di lacak keberadaannya! Tapi sekarang kenapa barang-barang itu sama sekali gak mereka bawa! Lo pasti tahu sesuatu tentang hal ini."curiga Chico sambil menyipitkan matanya menatap Kelvin tanpa memperdulikan keramaian yang berada di kantin sekolah mereka mengingat sejak jam pertama para guru tengah mengadakan rapat di ruangan mereka.

"Ah mereka! Iya kemarin gue anter mereka ber-empat ke bandara. Katanya mereka dapet tugas buat ngejalanin misi perdamaian ke Afghanistan. Mereka cuman bilang gitu ke gue sama Alex. Kalo soal barang-barang mereka emang dari kemarin di titipin ke kami berdua. Katanya sih mereka pingin liburan sekalian jalanin misi mereka dengan tenang sih kalo gue gak salah inget."jawab Kelvin dengan nada yang terkesan santai dan cuek yang semakin membuat semua sahabatnya kesal dan sedikit curiga termasuk Exel yang sejak tadi memilih untuk diam dan mencerna semua informasi yang baru saja ia dapatkan tadi.

"Tapi kenapa kami gak dapet laporan ataupun pemberitahuan dari para atasan ataupun mereka berempat?"tanya Cara semakin curiga dengan gelagat Kelvin yang tampak defence.

"Ya gue gak tau kalo masalah gituan! Gue cuman di titipin pesen sama Sasa kalo dia bakal disana selama beberapa bulan kalo soal yang lain ya gue mana tahu!"kekeh Kelvin yang masih dengan sikap defence nya yang mampu membuat Exel semakin curiga dibuatnya.

'Apa yang sebenernya dia sembunyiin?!'tanya batin Exel sambil menatap Kelvin dalam mencoba mencari tahu apa yang tengah di sembunyikan dari mereka.

Ting!

Tiba-tiba, ponsel milik ke-lima remaja di meja mereka berbunyi secara serempak yang mampu membuat semua pandangan mata mereka terarah kepada ke-lima sahabat mereka itu.

"Sialan! Ternyata apa yang dikatain si Kelvin bener!"umpat Chico sesaat setelah membaca pesan itu yang entah mengapa mampu membuat beban yang tengah Kelvin tanggung terangkat seketika dan hal itu tak luput dari pandangan Exel yang memang sejak tadi menatap Kelvin dengan pandangan yang sangatlah berbeda.

"Emang apaan sih isi pesannya?"tanya Zeo yang cukup lumayan penasaran dengan isi pesan yang baru saja mereka baca.

"Intinya Rissa, Alzra, Aero sama William dapet tugas buat pergi ke Afghanistan dalam rangka misi perdamaian disana."jawab Raka sambil menggedikkan bahunya santai.

"Eh! Gimana keadaan tante lo? Gue denger dari berita kalo pesawat tante lo yang ke Thailand kemarin kena bajak teroris? Itu beneran?!"celetuk seorang gadis yang tengah berbicara kepada gadis berwajah Asia tepat di sebelah meja mereka.

"Bener! Sumpah! Waktu denger lewat berita nyokap gue sampe nangis dengernya! Mana lagi tante gue lagi hamil tua juga! Untung aja malem nya waktu tante gue diamanin di Inggris sama penumpang lainnya tante gue telepon ke rumah. Kalo gak mungkin malem itu juga nyokap gue bakal dateng ke bandara buat labrak pihak bandara soal itu."jawab gadis berwajah oriental itu dengan menggebu-gebu menceritakan kejadian yang kemarin di alami oleh keluarga dekatnya.

"Terus-terus! Gimana ceritanya?!"tanya gadis lain tak kalah antusias mendengar cerita yang tengah di sampaikan oleh salah satu sahabatnya itu.

"Kata tante gue waktu kemarin telepon, mereka awalnya gak tahu apa-apa. Mana lagi baru satu jam di udara tiba-tiba para pramugari tanya ada dokter enggak. Untung aja ada 4 orang yang ngomong kalo mereka bisa obatin dan katanya lagi mereka masih muda kayak kita. Terus sekitar 1 jam-an para awak kabin lewat sambil gotong pilot pesawat itu awalnya mereka gak tau kalo pilot itu ke tembak soalnya awak kabin mereka pinter buat tutup-tutupi sampe 4 orang itu balik lagi ke kursi mereka dan mulai ambil pistol terus ngilang ke kokpit. Terus katanya saat itu juga para awak kabin jelasin situasinya sejelas mungkin sampe tiba-tiba tante gue yang saat itu duduknya 3 bangku dari depan denger suara tembakan dan gak lama ada pesawat perang Inggris dateng dan kawal mereka ke bandara Inggris."jelas gadis itu sambil sesekali mengeluarkan berbagai ekspresi di wajah orientalnya itu.

The Secret (Complated) - Full version Webnovel, Mangatoon, Kubaca, IcanNovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang