Part 37

225 19 0
                                    

-Porticciolo di Gela, Gela, Province of Caltanissetta, Italy 09.37 p.m.-

"Gimana semua alatnya? Udah siap semua?"tanya seorang gadis berpakaian serba hitam dengan masker kulit berwarna hitam yang menutupi bagian bawah mata hingga mulut.

"Semua sudah siap Capt! Kami juga sudah menghubungi polisi setempat serta juga memanggil beberapa tentara untuk melakukan penyergapan kali ini."jawab seorang remaja laki-laki dengan penampilan yang hampir sama dengan gadis yang kini berada didepannya tanpa menoleh sedikitpun kepadanya.

"Lalu, bagaimana denganmu Grek?"tanya gadis itu pada seseorang yang berada jauh dari tempatnya kini berada melalui alat komunikasi mini yang terpasang di telinganya sambil tetap mengawasi beberapa orang dengan senjata lengkap yang tengah berjaga di luar sebuah kapal muatan barang yang tak jauh dari tempat kedua remaja berbeda gander itu berada.

"Jumlah pasukan pengawalan yang ditugaskan disana adalah 325 orang dengan penempatan yang terpencar di beberapa bagian. Masing-masing 50 orang berjaga di daerah timur dan barat pelabuhan. 100 orang berjaga di depan kapal itu. 50 orang lainnya mengintai di daerah atas serta lainnya berjaga didalam kapal mengingat ini adalah transaksi besar dengan barang yang akan di transaksikan adalah 70 buah granat modifikasi terbaru dengan daya ledak sejauh 500 meter, 200 buah senjata api jenis Revolver, 100 buah senjata laras panjang type M-14, 200 buah senjata laras panjang HK G63 type modifikasi terbaru serta 50 buah Desert Eagle jenis baru."jawab seorang pemuda yang di panggil gadis itu dengan nama Grek yang berada di seberang sana dengan beberapa laptop yang menampilkan beberapa informasi yang mereka butuhkan.

"Lalu bagaimana denganmu, Harris?"tanya gadis itu lagi sambil sesekali mengecek perlengkapan yang ia bawa dan tak lupa mengawasi beberapa pria yang berjaga lumayan jauh darinya.

"Semua telah saya atur dengan baik Capt!"jawab pemuda yang di panggil Harris itu dari seberang interkom dengan tegas.

"Kalian sudah melepaskannya bukan?"tanya gadis yang di panggil kapten oleh ke tiga pemuda itu dengan nada yang terdengar sendu dan pandangan mata yang menatap sedih pada senjata Smith & Wasson yang tengah ia pegang di kedua tangannya.

"Sesuai aturan lama bukan? Sudah lama kita tidak melakukan hal seberbahaya ini. Rasanya aku rindu masa itu."jawab pemuda di sampingnya dengan pandangan sendu yang tentunya di dengar oleh ketiga remaja itu meski salah dua dari mereka tidak berada di dekatnya.

"Baiklah! Theo! Kita akan melakukan serangan cepat dan Grek seg-"

"Brooke! Theo! Segera pergi dari sana! Kalian berdua terlacak! Damn! Ada mata-mata di antara kepolisian! Mereka sudah tahu misi penyergapan kita!"teriak Grek tiba-tiba yang mampu membuat kedua remaja yang namanya disebutkan menjadi tegang seketika.

"Gawat! Bom yang sudah aku pasang sudah dimatikan oleh mereka! Dan dari arah timur terdapat beberapa mobil yang menuju ke arah kalian berdua!"panik Harris yang tengah bersembunyi cukup jauh dari keduanya sambil mulai bangun dan hendak menyusul kedua remaja berbeda jenis kelamin itu. "Bersiaplah! Aku akan segera kesana dan menyusul kalian berdua! Bertahanlah selama beberapa menit!"

"Kalian berdua tenanglah! Kami tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja. Kita akan bertemu di apartemen untuk membahas rancangan misi selanjutnya. Kembalilah ke apartemen sekarang! Urusan disini biar kami berdua yang mengurusnya."tenang gadis yang bernama Brooke itu sambil mulai menembak beberapa musuh yang telah menemukan keberadaan mereka berdua.

"Turuti apa kata kapten kita! Ingat aturan lama kita Grek! Semua yang di lapangan akan menjadi tanggung jawab masing-masing! Jadi segera pergi ke apartemen! Ini adalah tanggung jawab kami yang berada di lapangan!"perintah Theo sambil terus menembak dengan sesekali memukul ataupun menendang musuh-musuh yang ada di hadapan mereka.

"Tap-"

Keduanya dengan sigap segera mematikan alat komunikasi yang berada di telinga mereka dan mulai fokus untuk melarikan diri dari ratusan musuh yang tengah mengepung mereka hingga mereka berdua terdesak di pinggir pelabuhan dengan sesekali menghindar dari tembakan musuh meskipun sesekali mereka berdua terkena goresan dari peluru yabg di lontarkan dari moncong senjata api mereka.

Seakan tak mau kalah dengan ratusan orang yang kian bertambah setiap kali mereka berdua membunuh beberapa musuh. Theo dan Brooke terus melayangkan pukulan dan tendangan sesekali mencuri senjata api mereka dan mulai membalas tembakan mereka setelah beberapa saat yang lalu mereka berdua telah kehabisan amunisi sekaligus menghindar dari tembakan para musuh yang terus mengarah pada keduanya.

Brooke dengan sigap mengambil M-16 yang di pakai oleh salah satu lawannya dan mulai menembak tepat di bagian vital seperti kepala, leher hingga dada. Dan terus melakukan hal yang sama berulang kali tanpa menghiraukan beberapa luka bekas pukulan hingga goresan peluru yang terus bertambah seiring dengan kerasnya perlawanannya terhadap mereka yang mengepung dan menyerangnya secara brutal.

Seakan tak mau kalah dari sang kapten, Theo pun mulai mengeluarkan pisau yang ia simpan di area pinggangnya dan mulai menusuk area vital lawan tanpa belas kasih. Sesekali terdengar suara erangan penuh kesakitan yang keluar dari mulut para musuhnya yang terkena tebasan hingga goresan yang disebabkan oleh pisau yang menjadi salah satu alat membunuh kesukaannya.

Mereka berdua tampak seperti dua orang psikopat yang tengah melakukan hal yang mereka sukai dengan seringaian yang terukir tipis di bibir keduanya yang tertutupi oleh masker hitam yang mereka pakai.

Mereka berdua seolah tak memperdulikan tanah yang mereka pijak mulai digenangi darah dari para musuhnya, percikan darah yang turut serta terpercik di area tubuh keduanya serta beberapa bagian serta organ tubuh para musuh mereka yang berceceran di atas lapisan beton tempat mereka semua bertarung secara brutal tanpa adanya sisi kemanusiaan yang muncul di antara ke dua kubu yang tengah bertarung dengan mati-matian itu.

Mereka berdua terus menfokuskan diri pada lawan yang berada di depan mereka hingga tanpa menyadari sebuah sinar merah kecil yang mengarah tepat di dada mereka seolah seperti busur yang tengah membidik papan targetnya dengan cermat.

Dor!

Dor!

Dua tembakan di lepaskan secara bersamaan dari jauh dan menembus paksa tubuh kedua remaja yang berada di tepi pelabuhan hingga mengakibatkan keduanya terhempas jatuh ke dalam lautan yang tampak gelap di tengah gelapnya malam.

Seakan belum puas dengan tembakan tadi, para musuh yang berada tak jauh dari tempat mereka jatuh dengan segera berlari dan mulai mengarahkan moncong senjata api mereka ke arah gelapnya laut tempat kedua remaja itu jatuh dan mulai membidiknya dengan membabi buta berharap bidikan mereka mampu membuat keduanya mati di tengah dingin dan gelapnya lautan selatan Italia itu.

The Secret (Complated) - Full version Webnovel, Mangatoon, Kubaca, IcanNovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang