Part 36

229 20 5
                                    

Tak terasa sudah 3 bulan semenjak kepergian Rissa untuk bertugas. Dan selama itu juga, ia dengan rutin memberikan kabar pada Kelvin dan Alex setiap sore hari. Baik melalu video call maupun chat online bahkan sesekali hanya dengan panggilan suara saja.

Dan sejak satu bulan yang lalu, Rissa dan ketiga sahabatnya telah berpindah negara mengikuti jejak Ronald yang memang baru sejak 2 bulan ini mereka temukan keberadaannya selama ini.

Menurut informasi yang didapatkan oleh Alex dan Kelvin, mereka berempat kini tengah berada di daerah asal para mafia berada. Ya! Italia.

Dan Rissa serta ke-tiga rekan serta sahabatnya itu tinggal di sebuah apartemen berukuran lumayan besar yang berada di daerah bagian selatan yang lumayan berdekatan dengan daerah Sisilia. Tempat para mafia Sisilia berasal, mafia yang tak kenal apa itu belas kasih dan pengampunan.

Sebelumnya, satu bulan pertama mereka di Thailand, mereka tidak dapat menemukan keberadaan Ronald dan para jaringan teroris miliknya. Hingga 1 minggu setelahnya, mereka baru mendapat informasi jika Ronald telah muncul dan tinggal di daerah Hanoi, Vietnam selama beberapa minggu belakangan. Hal ini tentunya membuat keempat remaja itu dengan segera terbang menuju Hanoi untuk menyelidiki lebih jauh tentang jaringan teroris itu mengingat hingga kini sang pemimpin jaringan teroris terbesar di dunia itu masih belum terlacak track record nya.

Hingga berakhirlah mereka di kota Gela, bagian selatan daerah Italia. Kota yang memiliki pemandangan sangat cantik dan indah itu yang sayangnya tidak dapat mereka berempat nikmati mengingat kembali tujuan mereka berempat berada disana.

Kelvin berulang kali menyuruh Rissa untuk mundur dari misi yang tengah ia jalankan kini, namun selalu berakhir dengan penolakan keras dari Rissa yang tetap bersikukuh dengan apa yang tengah ia jalani kini tanpa memperdulikan nyawanya yang setiap waktu berada pada ujung pistol.

"Gimana keadaan di Gale? Masih amankan?"tanya Kelvin yang kali ini tengah melakukan video call dengan Rissa bersamaan dengan Alex yang berada di sebelahnya.

"Hm? Masih aman kok! Tuh lihat aja tuh mereka berdua yang asik main game disana!"jawab Rissa sambil mengarahkan laptopnya menghadap kearah Alzra dan Aero yang berada di depan TV apartemen yang mereka sewa sambil sesekali mengumpat dalam berbagai bahasa.

"Masih belom tobat aja tuh mereka berdua hah?"jawab Kelvin retoris dengan diakhiri tawa menggelegar miliknya.

"Gimana belajar via onlinenya? Nyaman?"tanya Alex menghiraukan adik laki-lakinya yang terus-terusan tertawa tanpa memperdulikan keduanya.

"Lumayan kok Alex. Semua udah selesai kami kerjain mulai dari tugas sampe ujian akhir. Kami hanya tinggal menunggu kelulusan saja. Tapi kayaknya buat kelulusan ini kami berempat belum bisa pulang juga mengingat masih ada beberapa hal yang belum selesai kami urus disini."jawab Rissa apa adanya tanpa menghiraukan suara tawa Kelvin yang membuat suara Alex terdengar sedikit kecil dari biasanya.

"Tinggal 1 bulan lagi bukan kelulusannya. Mau ambil kuliah lagi?"tanya Alex yang memang sudah mengetahui track record pendidikan milik Rissa.

"Gak tau sih, tapi kayaknya aku mau fokusin diri buat lanjutin kerja deh. Soalnya juga aku udah dapet gelar jadi rencana mau fokus buat jalanin lebih banyak misi."jawab Rissa apa adanya dengan nada yang terkesan ringan sambil sesekali memakan makanan ringan yang berada di meja yang bersebalahan dengan laptop miliknya itu.

"Oh yeah! Where is mom and dad? Mereka berdua masih sibuk kerja juga?"tanya Rissa sesaat ketika ia menyadari tidak ada tanda-tanda keberadaan kedua orang tuanya di rumah keluarga mereka.

"You know them so well. Kemarin mom and dad dapet telepon dari perusahaan cabang yang ada di Paris tentang penurunan omset bulanan di salah satu pusat perbelanjaan mereka. And yeah! Tanpa pikir panjang mereka berdua langsung berangkat beberapa saat setelah dad dapet telepon itu."jawab Alex apa adanya sambil sesekali menatap cuek ke arah foto keluarga mereka yang terpampang di tembok yang berdekatan dengan televisi di rumah mereka.

"Hmmm...ingetin ke mereka ya Alex supaya jaga kesehatan. Jangan sering-sering terbang jauh-jauh karena itu gak baik buat kondisi tubuh serta kondisi psikologis mereka. Oh iya! Jangan lupa juga buat ingetin mereka supaya sering-sering kumpul di rumah! Jadi waktu aku video call bisa bareng-bareng. Sekarang aja aku gak ada waktu buat kasih kabar ke mereka berdua."pesan Rissa dengan wajah yang seolah-olah tengah membayangkan keberadaan kedua orang tersayangnya yang turut hadir di dekat kedua saudara laki-lakinya itu.

"Iya, nanti aku sampein. Kamu juga jaga diri disana! Hati-hati dan selalu waspada!"pesan Alex yang di jawab anggukan antusias serta senyum lebar milik Rissa di seberang sana.

"Oh iya! Gimana keadaan perusahaan yang kamu bangun? Ada masalah?"tanya Rissa sambil mengalihkan topik pembicaraan mereka.

"Tenang. Perusahaan yang aku bangun udah mulai stabil kok keadaannya. Selain itu juga masih ada Gray dan Paul yang bantu aku buat kontrol perusahaan setiap saat."jawab Alex dengan senyum yang terkembang tulus.

"Inget! Jangan kebanyakan kerja! Kasihan Gray sama Paul nantinya yang kelelahan karena kamu paksa buat kerja rodi disana! Bener kamu santai, tapi mereka yang kerja rodi! Mereka juga manusia yang butuh private time buat kehidupan pribadi mereka!"pesan Rissa lagi yang dibalas anggukan malas dari Alex mengingat itu bukan hanya sekali baginya untuk mendapatkan ceramah dari Rissa.

"Eh iya, waktunya tinggal 2 bulan lagi bukan buat kita semua kumpul lagi?"tanya Kelvin sesaat setelah ia selesai menghentikan tawanya yang teramat sangat menggelegar itu meskipun wajahnya yang terlihat sangatlah merah akibat tawanya tadi.

"Hm! Lagian juga kami berempat pasti akan datang meskipun kami dalam misi sepenting apapun itu. Itu adalah terakhir kalinya kami dapat memberi penghormatan yang layak sebagai seorang rekan satu perjuangan pada Revan."jawab Rissa dengan nada yang terdengar sangatlah sendu dan wajah yang tersenyum sedih ketika menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh saudara kembarnya. "You can do it! Percaya deh!"

"I hop-"

"Ronald akan melakukan transaksi senjata ilegal di pelabuhan sekarang!"teriak William tiba-tiba yang terdengar dari balik layar laptop milik Rissa. "We move right now!"

Dan sesaat setelah Rissa mengatakan hal itu dengan tegas, panggilan video yang masih berlangsung terputus secara tiba-tiba yang berakhir dengan tampilan layar utama laptop milik Kelvin itu.

"Alex, perasaanku semakin gak baik. Aku takut terjadi apa-apa sama Sasa, Alex! Aku takut!"racau Kelvin sambil menatap kosong layar yang telah berubah tampilan itu sambil mengacak-acak rambutnya guna menyalurkan seberapa kacaunya perasaannya kini.

"Aku tahu. Aku tahu. Kamu tenanglah terlebih dahulu. Yakinlah dan berdoa pada Tuhan agar Tuhan selalu melindungi dan memberkati Rissa dimana pun dia berada kini."tenang Alex meskipun ia menyetujui perasaan kacau yang juga tengah dialami olehnya juga.

"Tuhan, lindungi dan berkati Sasa dalam setiap langkahnya Tuhan. Kami percaya jika Kau akan selalu melindungi orang-orang yang berada dalam jalan kebenaran. Amin."doa Kelvin yang diamini oleh Alex yang kini tengah mencoba menenangkan Kelvin dengan cara mengusap-usap bagian punggung Kelvin ringan guna menyalurkan rasa tenang dan aman.

The Secret (Complated) - Full version Webnovel, Mangatoon, Kubaca, IcanNovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang