REY & SYANIN - PART 2

5.9K 639 168
                                    

Syanin langsung melompat dari kasurnya ketika tiba-tiba ia melihat jam di dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul 7:45 sedangkan hari ini jadwal kuliahnya dimulai pukul delapan.

Kampusnya sangat jauh, terlebih lagi pagi ini merupakan jadwal praktikum yang menuntut kehadiran mahasiswa seratus persen dan mobilnya dipinjam oleh sang adik untuk membawa keperluan acara sekolahnya. Tamat riwayat Syanin pagi ini.

Setelah dirasa sudah siap, Syanin langsung buru-buru memesan ojek online untuk menuju kampusnya selagi berdoa semoga dosennya juga bangun kesiangan seperti dirinya.

Seharusnya bisa saja tadi saat bangun ia langsung berganti pakaian dan berangkat, tapi Syanin benci menjadi orang yang jorok.

***

Sesampainya di kampus, Syanin berlari menuju laboratorium anatomi dan di sanalah ia melihat dosennya hampir memasuki ruang laboratorium.

Shit. Kecolongan gue.

Syanin mengumpat di dalam hatinya. Meskipun hanya telat beberapa detik saja waktu datangnya daripada dosen itu, ia tetap mendapat hukuman berupa nilai laporannya akan diminus sepuluh.

Sepanjang jalannya praktikum Syanin memikirkan kebodohannya dengan meminjamkan mobilnya kepada sang adik. Kenapa adiknya harus bawa mobil padahal ada taksi online?

"Praktikum kali ini tentang hepatoprotektor, kita akan melakukan percobaan pada hewan berupa tikus. Percobaan yang dilakukan yaitu respon positif dan respon negatif."

"Kalian akan menyuntikkan obat dan pembawa pada hewan percobaan."

"Setelah itu akan diamati kerusakan hati, serta efektif atau tidaknya obat tersebut."

Setelah dosen menjelaskan, mahasiswa mulai melakukan tugas masing-masing dengan kelompoknya. Kemudian, akan diambil kesimpulan diakhir praktikum serta mahasiswa harus mengerjakan laporan tentang apa yang dipraktikumkan hari ini.

Selesai praktikum, Syanin langsung membawa teman-temannya menuju kantin fakultasnya karena ia sangat lapar, akibat bangun kesiangan dan tidak sempat sarapan.

Syanin jadi merasa bersalah kepada sang mama yang sudah rela bangun pagi-pagi demi membuatkannya sarapan. Syanin selalu bangga pada Andria, meski sibuk, ia tidak pernah melewatkan momen untuk mengurus suami dan anak-anaknya.

"Anjir!" Syanin tiba-tiba memekik tertahankan membuat ketiga temannya terkejut.

"Astagfirullah, kenapa sih, lo?"

"Kak Geri ganteng banget, ya, Tuhan," ucap Syanin sambil melihat kakak tingkatnya yang melintas.

Geri adalah mahasiswa tingkat akhir yang dulu mengospek angkatannya. Syanin mengagumi Geri sejak dia masih menjadi mahasiswa baru hingga sekarang ia sudah masuk semester empat.

Syanin kenal baik dengan Geri karena mereka satu organisasi BEM. Namun, Geri tidak tahu kalau Syanin mengaguminya. Geri adalah sosok yang supel dan ramah kepada semua orang.

Di mata Syanin, Geri memiliki daya tariknya sendiri. Disaat semua orang di fakultasnya mengagung-agungkan si ketua BEM, Syanin lebih memilih untuk mengangumi sosok Geri.

"Jadi, Geri atau Rey?" tanya Dhara, salah satu teman akrab Syanin.

"Rey lah, gila!" jawab Syanin tanpa ragu.

"Cih." Teman-temannya berdecih mendengar jawaban Syanin. Mereka sudah tahu jawabannya, tadi mereka hanya mengetes Syanin.

Tiba-tiba ide buruk terlintas di kepala Ify dan Putri, mereka saling bertatapan, lalu tersenyum. Syanin yang tidak menyadari itu masih sibuk mengunyah makanan yang tadi dia pesan.

Rey & Syanin (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang