REY & SYANIN - PART 22

3.9K 362 48
                                    

Bangrey<3

Aku udah sembuh.

Beneran, deh!

Kamu nggak perlu ke rumah, ya.

Aku kuliah lagi hari ini.

Makasih Abang, udah datang kemarin-kemarin!

Syanin menyelesaikan sarapannya ketika pesan tersebut dikirim, lalu ia beranjak ke tempat duduk Suryo dan Andria untuk salim, kemudian mengajak kedua adik laki-lakinya untuk pergi. "Yuk, lah. Gue antarin," ucapnya pada kedua adiknya.

Meskipun kedua adik Syanin sudah remaja, orang tuanya belum memberi mereka mobil sendiri. Kata Ayahnya, tunggu kuliah baru dikasih. Kalau penting, pinjam mobilnya atau mobil Syanin dahulu.

Keluarga Syanin adalah keluarga yang berkecukupan, kedua orang tuanya dokter. Tetapi, mereka tidak suka menghamburkan uang. Mereka hanya membeli barang-barang yang penting.

Menurut Ayahnya Syanin, kenapa dikasih mobil baru saat masuk kuliah, karena saat kuliah adalah saat anaknya sudah memiliki tujuan sendiri, harus mandiri. Setidaknya harus bisa menyetir sendiri.

***

Pagi ini sama seperti pagi biasanya, Syanin sudah lebih baik daripada hari kemarin. Teman-temannya juga sudah membaik, bahkan kemarin teman-teman Syanin dan teman-teman Rey datang ke rumahnya, mereka jadi sangat akrab.

Syanin memang pintar berkomunikasi dengan orang lain, tapi itu juga didorong oleh orang yang dia ajak komunikasi. Jadi, ketika melihat temannya yang mudah akrab dengan Ariel dan Fani, Syanin sudah tidak heran lagi karena lingkungan Syanin sama persis dengan dirinya.

Hanya saja, Syanin harus mempersiapkan penjelasannya sebaik mungkin hari ini. Pasti, ketiga temannya akan menodong beberapa pertanyaan mengingat pembicaraan Fani di telfon kemarin.

Syanin berjalan sendirian di lorong-lorong gedung fakultasnya menuju ke ruang kuliahnya pagi ini.

Bulan ini, dia sudah tidak sesibuk biasanya karena praktikum-praktikum yang dilakukan sudah habis, tinggal menunggu jadwal UAS saja. Tetapi, mata kuliah teori belum, biasanya sebulan lebih lambat daripada praktikum.

Hal itu juga yang membuat Syanin kemarin bisa tidak kuliah sampai empat hari, ia memutuskan masuk kembali di hari ke-lima saat ia merasa pikirannya benar-benar tenang.

Jika saja mata kuliah praktikumnya masih berlangsung, sesakit apapun Syanin, pasti ia masih memaksakan untuk kuliah, kehadiran mata kuliah praktikum fakultasnya dituntut seratus persen.

Saat memasuki kelasnya, suasana kelas tersebut sudah sangat ramai. Bincang-bincang orang yang ada di ruangan itu menusuk pendengaran Syanin.

Syanin berjalan menuju tempat duduk ketiga teman dekatnya di sudut kelas, mereka selalu suka duduk di belakang. Sebelum itu, Syanin melewati Ikhsan yang duduk di depan. "Bye Ikhsan! Gue ke teman-teman gue dulu, ya. Jangan kangen. Berat," ujar Syanin usil membuat beberapa orang yang mendengar candaan itu tertawa.

Ya, mulai hari ini Syanin sudah duduk dekat ketiga teman dekatnya lagi.

Mereka berempat, biasanya, siapa yang datang duluan akan menempati tempat untuk ketiga orang lainnya. Dan hari ini, Syanin datang paling terakhir diantara mereka berempat, tersisa satu kursi kosong diantara mereka tepat di tengah-tengah.

Rey & Syanin (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang