REY & SYANIN - PART 14

3.7K 481 63
                                    

Hari ini adalah jadwal sidang skripsi Rey. Sudah seminggu ini Rey memfokuskan dirinya hanya untuk belajar mengenai materi sidangnya, juga cara-cara menjawab pertanyaan dari penguji. Rey sangat deg-dengan sampai tubuhnya terasa sangat panas.

Sudah sejak dua jam yang lalu ia tiba di kampusnya, seharusnya sidang dimulai pukul sepuluh pagi, tapi karena ia harus mempersiapkan presentasi dengan matang, maka ia berangkat dari pukul delapan pagi.

Menurut jadwal, ada dua orang yang akan sidang skripsi hari ini, yaitu Rey dan Lily. Tentu saja Lily belum datang, tidak mungkin perempuan itu datang lebih dulu dibandingkan Rey.

Rey mengamati sekitarnya, tidak terasa sudah memasuki tahun keempat ia berada di kampus ini. Banyak kenangan yang sudah dibuatnya di tempat ini, entah itu kebahagiaan maupun kesedihan.

Selain itu, ada satu perempuan yang pernah mengisi hari-harinya di kampus ini, perempuan itulah yang juga jadwal sidangnya hari ini. Terkadang Rey sangat bersyukur, Lily bukanlah perempuan yang egois dan ingin menang sendiri.

Walaupun Rey tidak bisa memberikan perasaannya pada Lily, walaupun Rey suka bersikap seenaknya pada Lily, tetapi perempuan itu tidak pernah menuntut.

Tentu saja walau Rey tidak menyukai Lily lebih dari teman, saat itu ia terkadang tetap memperlakukan Lily sebagai pacar, dia akan datang ketika Lily meminta datang.

Dan, hari ini adalah hari penentuan apakah dua bulan kemudian dia akan diwisuda atau tidak.

***

Syanin berjalan memasuki ruangan kuliahnya pagi ini sambil tersenyum, tentunya karena hari ini adalah hari Senin. Hari santainya.

Selain itu, hari ini adalah hari dimana Rey akhirnya menjalani sidang skripsi. Syanin sangat bersyukur karena hari sidang itu hari Senin, jadi Syanin tidak perlu repot-repot bolos kuliah karena telah berjanji untuk datang ke sidang skripsinya Rey.

Tadi pagi Mamanya Syanin sudah heboh membangunkan perempuan itu, katanya Syanin harus siap-siap. Juga, Syanin tidak boleh lupa membawa bunga yang sudah ia siapkan untuk Rey sejak beberapa hari yang lalu.

Syanin jadi bingung, ini yang sidang siapa, sih? Kok emak gue yang repot?

Saat sudah berada di dalam kelasnya, Syanin mendapati ketiga temannya sudah datang duluan. Tapi, karena hubungan mereka belum membaik, Syanin memutuskan untuk tidak bergabung dengan mereka dan duduk di sebelah Ikhsan.

Kemudian, Syanin teringat sesuatu, ia langsung membuka ponselnya dan mengirim pesan kepada seseorang berharga dalam dihupnya.

Bangrey<3

Semangat!

You can do it, Abang.

See you soon.

Setelah mengirim pesan kepada Rey, Syanin membuka bukunya.

Syanin ingin mencoba memanfaatkan waktunya sebelum dosen masuk ke kelas. Baru membuka satu halaman, ponsel Syanin berdering menandakan panggilan masuk. Ketika melihat siapa peneleponnya, Syanin buru-buru mengangkat panggilan tersebut.

"Kenapa, Abang?" tanya Syanin.

"Nggak papa."

"Bohong." Syanin mendecak. "Aku tebak, kamu lagi deg-degan, kan?"

"Iya."

"Semangat ya, nanti aku kesana habis kuliah."

"Iya, Syanin," jawab Rey. "Belum ada dosen?"

Rey & Syanin (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang