REY & SYANIN - PART 4

4.9K 548 141
                                    

Sejauh ini acara yang diadakan oleh BEM fakultas kedokteran berjalan dengan lancar, Syanin sebagai ketua panitia acara sangat bahagia akan hal itu. Pasalnya ia berperan sangat besar pada acara ini.

Jadwal hari ini adalah lomba volly antar jurusan yang ada di fakultas kedokteran. Setelah menyelesaikan kuliahnya, Syanin langsung pergi menuju lapangan volly bersama teman-temannya untuk melakukan persiapan lomba.

Syanin melihat Geri sudah berada di sana. Walaupun Geri adalah mahasiswa tingkat akhir yang sudah tinggal menunggu wisuda, ia tetap bersedia membantu dan memeriahkan acara fakultasnya.

Ketika melihat Syanin juga teman-temannya memasuki area lapangan, Geri melambaikan tangannya meminta mereka bergabung.

Semenjak teman-temannya memanggil Geri di kantin waktu itu, Syanin merasa lelaki itu jadi lebih sering menegurnya. Entahlah apa itu hanya perasaan Syanin atau memang Geri orang yang sangat ramah.

"Sya, hari ini berapa ronde lombanya?" tanya Geri.

"Cuma tiga, Kak, soalnya mulainya sore. Kita, kan, nggak boleh pakai jadwal kuliah."

"Oh gitu, oke."

Kemudian, Syanin mengajak teman-temannya menjauh untuk melakukan persiapan lomba.

Setelah dirasa sudah siap dan para pemain sudah datang, Syanin meminta teman laki-lakinya memanggil semua mahasiswa yang sudah menyelesaikan kuliahnya untuk ikut menonton pertandingan, memeriahkan lomba.

***

Acara lomba selesai saat waktu sudah hampir magrib dan akan dilanjutkan esok hari.

Acara ini merupakan acara tahunan BEM fakultas kedokteran yang dilakukan selama satu minggu. Menurut anggota BEM, acara ini wajib dilakukan untuk melepas penat berkuliah. Dan, setiap hari, setelah selesai lomba, akan diadakan evaluasi kecil-kecilan oleh panitia.

Sore itu, setelah diadakan lomba volly, semua panitia menuju ke sekret BEM untuk melakukan evaluasi lomba. Syanin adalah orang yang paling akhir memasuki ruangan karena ia harus ke kamar kecil terlebih dahulu.

Saat memasuki ruangan, Syanin melihat Geri berada di sana. Bukankah hanya panitia? Geri sudah tidak ada campur tangan lagi kalau menyangkut kepanitiaan karena ia sudah menyusun skripsi dan tinggal menunggu wisuda.

Syanin mengabaikan hal itu kemudian. Bukan urusannya. Pikirnya.

Evaluasi hanya dilakukan selama 30 menit, semua orang memuji cara kerja Syanin yang cekatan sebagai ketua panitia acara. Kemudian, juga dibahas hal yang akan dilakukan esok hari, setelahnya rapat evaluasi ditutup oleh ketua BEM dan semua panitia diperbolehkan pulang.

Saat Syanin sedang membereskan barang-barangnya dan bersiap pulang, Geri mendekat.

"Hi, Syanin," tegur Geri.

"Hi, Kak. Kenapa? Ada perlu?"

"No, I don't think so. Mau pulang bareng? Kamu nggak bawa mobil, kan?" tawar Geri.

Kening Syanin mengkerut mendengar pertanyaan Geri. Kenapa tiba-tiba? "Emangnya rumah lo dimana, Kak?"

"Dekat sini, sih. Tapi, nggak pa-pa aku anterin. Yuk."

Syanin jadi tidak enak hati untuk menolak, lagi pula ini rezeki, hemat ongkos. "Yaudah, boleh deh."

***

Di dalam mobil Geri, tidak ada yang memulai pembicaraan. Syanin hanya menatap ke luar jendela, melihat Bandung pada malam hari sangat menyejukkan hati.

Rey & Syanin (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang