REY & SYANIN - PART 3

5.2K 624 141
                                    

Rey mendelik melihat perempuan yang sekarang duduk di sebelahnya. Perempuan absurd yang selalu ingin dia lindungi, perempuan yang selalu membuatnya kesal dan perempuan manja yang suka tiba-tiba memeluknya di hadapan umum.

Perempuan itu sangat sibuk dengan makanan-makanan yang ada di depannya, Rey tahu pasti ia sangat kelaparan.

Sepulang menjemput Syanin tadi, Rey mengiyakan ajakan Syanin untuk mentraktirnya di restoran kesukaan mereka. Syanin memesan beberapa macam makanan, katanya aji mumpung ditraktir. Sangat tidak tahu diri.

Dasar. Tidak bisa jaga image. Batin Rey, ia jadi agak menyesal pernah mengajaknya berteman.

Orang-orang akan sangat tertipu ketika pertama kali bertemu Syanin, begitulah yang Rey alami waktu itu.

Di hari pertama mereka bertemu, Syanin adalah orang yang sangat pendiam dan malu-malu, sangat berbeda dengan Syanin yang dia kenal. Tetapi, setidaknya perempuan itu tidak perlu berpura-pura di depan Rey, dia suka Syanin bersikap apa adanya.

"Selapar itu?" tanya Rey.

"Ya, hari ini tenagaku terkuras banget. Gara-gara ke rumah kamu semalam, sih."

"Kalau gitu nggak usah ke rumah. Kuliah kamu lebih penting." Setelah menjawab perkataan Syanin, Rey langsung beralih ke makanannya.

"Kan, aku yang mau. Lagian ibu nggak masalah," jawab Syanin, Rey hanya diam.

Syanin melanjutkan, "Tadi Yoga bilang apa sampai kamu mau jemput?"

"Katanya, kamu marah-marah."

"Siapa yang nggak marah? Aku telat lho, karena harus nunggu ojek online dulu."

"Aku tahu, aku kasian sama Yoga. Pasti habis ini kamu bakal ngomelin lagi. Jadi, pas dia minta aku jemput kamu, aku iyain," jelas Rey.

Syanin tidak menjawab lagi. Dia sangat tahu Rey, laki-laki itu akan kembali cuek setelah baik sebentar.

Kadang Syanin selalu berpikir, Rey sebenarnya adalah orang yang sangat ramah pada orang lain dan juga sangat mudah bergaul. Tetapi, jika berhubungan dengan Syanin, laki-laki tersebut akan bersikap seenaknya, semua orang tahu itu.

Syanin pikir, mungkin Rey sangat jengkel karena selalu diganggu olehnya. Namun, Rey tahu maksud Syanin baik.

***

Awan sudah hampir berubah gelap ketika Rey dan Syanin berjalan keluar restoran, menuju mobil lelaki itu. Rey menjalankan mobilnya ke rumah Syanin dan sepanjang perjalanan tidak ada yang berbicara.

Syanin sibuk dengan handphonenya, Rey fokus menyetir hingga tanpa mereka sadari bahwa mereka sudah berada di depan pagar rumah gadis itu.

"Mau mampir?" tanya Syanin.

"Aku langsung aja."

"Okay, hati-hati, ya! Aku masuk dulu."

Rey kembali melajukan mobilnya untuk pulang ke rumah. Sebenarnya, rumah Rey dan Syanin sangat berlawanan arah, tapi sang lelaki tidak pernah keberatan jika diminta menjemput perempuan itu.

***

Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, Rey langsung masuk ke dalam rumahnya yang terhubung dengan garasi tersebut. Rey melihat ibunya sedang duduk menonton acara tv sambil memakan buah.

"Assalamualaikum, Ibu, Abang pulang."

"Dari mana, Bang?" tanya ibunya.

"Tadi dari kampus, terus sekalian ajak Syanin makan dan anterin dia pulang."

Rey & Syanin (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang