REY & SYANIN - PART 27

4.1K 342 99
                                    

Happy reading.

Jangan lupa vote dan komennya☺️❤️

***

"Hallo?"

"Fani, Lo dimana?" tanya Syanin dengan tangan kanannya yang masih memegang ponsel.

"Di kantin fakultas," jawab Fani dari seberang sana. "Kenapa, Syanin?"

"Ada siapa aja?"

"Berempat, teman-teman gue pas ketemu lo di mall. Sama satu lagi, ada Lily."

"Gue kesana ya?" pinta Syanin pada Fani yang mungkin kebingungan disana karena tidak tahu maksud Syanin ingin minta bergabung. Tetapi, kemudian Fani hanya mengiyakan permintaan Syanin.

Tadinya Syanin ingin meminta bantuan Fani agar ia bisa berbicara dengan Lily, mengingat Syanin tidak punya kontak Lily. Ternyata, takdir berkata lain. Lily sudah berada di sana dengan yang lainnya. Syanin hanya perlu bergabung dengan mereka.

Syanin buru-buru menuju kantin fakultas ilmu komputer. Pagi ini, tiba-tiba dosennya berkata bahwa ia tidak bisa mengisi kuliah, tentu saja Syanin langsung memanfaatkan waktunya untuk bertemu Lily.

Setelah sampai di kantin itu, Syanin mengedarkan pandangannya untuk mencari Fani dan ketiga temannya. Syanin melihat mereka di salah satu meja di sudut kantin sedang berbincang, sesekali tertawa. Langsung saja Syanin menuju meja itu tanpa menunggu lagi.

"Duduk, Sya." Fani yang pertama kali menyadari kedatangan Syanin. "Ada apa?"

Banyak orang yang memandangi Syanin saat wanita itu bergabung di meja. Tentu saja hal itu mengundang perhatian, geng Fani pasti terkenal di fakultasnya, kakak tingkat tahun terakhir, perempuan-perempuan cantik. Dua diantaranya menyukai Rey, laki-laki yang diketahui orang walaupun ramah tapi kehidupannya sangat tertutup. Pasti orang-orang itu bingung, Syanin bukan anak fakultas mereka, tetapi Syanin dengan mudahnya bergabung di meja itu. Syanin merasa de javu karena teringat kejadian waktu Rey memberinya chatime di kantin ini, banyak juga yang mencuri pandang padanya saat itu.

Syanin membuang pikirannya setelah itu, ia berusaha untuk tidak peduli. Orang-orang itu hanya kepo dengan urusannya.

"Hai semuanya," ujar Syanin sambil tersenyum ramah pada keempat orang itu tanpa memperdulikan pertanyaan dari Fani sebelumnya. Di meja itu ada Fani, Zindy, Lily dan satu perempuan lagi yang bernama Muti, yang waktu itu juga bertemu Syanin di mall, ini adalah pertemuan kedua Syanin dengan Muti.

Lily mengangguk sambil tersenyum mendengar sapaan dari Syanin, tapi tidak dengan Zindy dan Muti karena kesan pertama mereka pada Syanin saat itu adalah Syanin itu jutek. Syanin mengerti akan ekspresi yang ditunjukkan oleh Zindy dan Muti, akhirnya angkat bicara.

"Zindy dan Muti ya?" tanya Syanin pada kedua wanita itu membuat mereka mengangguk berbarengan. "Gue harus panggil kakak nggak? Atau panggil nama aja kayak Fani dan Lily?"

"Nama aja," sahut Zindy cepat.

"Oke." Syanin tersenyum lagi. "Sorry ya waktu di mall gue jutek, kayaknya efek PMS deh."

"Adik gue aja bilang, kalau gue PMS udah kayak macan," lanjut Syanin sambil terkekeh mengingat ekspresi adiknya waktu mengatakan hal itu.

"Iya nggak papa, santai," jawab Muti penuh pengertian. "Gue juga gitu." Kali ini Zindy yang mengangguk.

"Kalau kalian nggak keberatan, gue mau ngomong sama Lily. Ya, gue nggak nyuruh kalian pergi sih, nggak papa kalau mau dengar." Syanin menatap Lily yang menatapnya bingung. Juga ketiga orang lainnya yang sudah memusatkan pandangan mereka pada Syanin.

Rey & Syanin (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang