REY & SYANIN - PART 9

3.8K 471 88
                                    

Rey terbangun ketika mendengar suara ponselnya yang berada diatas nakas. Dia beranjak dari kasurnya dan segera meraih ponsel tersebut. Siapa yang mengiriminya pesan sepagi ini?

Syanin Rempong

Good morning, Abang!

Have a nice day.

Ternyata perempuan itu, Rey nyaris lupa jika ia punya sahabat yang selalu mengganggunya.

Lihat saja, pagi-pagi buta seperti ini ia malah mengiriminya pesan bukannya sibuk dengan aktivitas pagi, cocok sekali karakternya dengan nama kontak yang Rey buat. Tetapi, kemudian Rey tersenyum, akan aneh juga baginya jika Syanin berhenti mengganggu.

Rey tidak membalas pesan tersebut karena ia tidak terbiasa bermanis-manis pada perempuan itu.

Rey keluar dari kamarnya, biasanya sabtu pagi seperti ini Ibunya sibuk membereskan rumah dan tidak ke butik.

Saat Rey berjalan menuju dapur, ia mengernyitkan keningnya melihat dua orang yang sedang mengobrol bersama Ibunya. Orang itu adalah teman-temannya, Ariel dan Redho.

"EH, PANGERAN UDAH BANGUN?" sindir Ariel.

"Ngapain lo berdua?" tanya Rey. "Pagi buta udah namu ke rumah orang."

"Cih. Mau numpang makan. Boleh kan, Tante?" Ariel mengeluarkan smirknya sambil menoleh kepada Ibunya Rey meminta jawaban.

Vania hanya tersenyum dan mengangguk. "Keluar yuk, Rey!" ajak Redho.

"Malas."

"Yaudah, kita ajak Syanin aja, Dho," sinis Ariel, membuat Rey menatap mereka tajam.

"Mau gue bunuh?" sarkas Rey.

"Bang, nggak boleh gitu." Ibunya menyela pembicaraan membuat Rey sedikit melunak.

"Syanin lagi capek. Emang lo pada mau bikin dia pingsan di tengah jalan?"

"Kalian duluan aja. Nanti gue susul, kabarin aja mau kemana." Akhirnya Rey mengalah.

"Gue ajak cewek gue and the geng, ya? Lumayan Rey, ada Zindy. Siapa tahu bisa pdkt, semua orang tahu dia suka banget sama lo," jawab Ariel.

"Nggak minat."

"Tuh kan, Tante. Mana bisa punya pacar kalau kaya gitu?" Ariel kembali memancing Rey sambil minta pembelaan dari Ibunya. Vania hanya tersenyum lagi, ia mengerti anaknya.

Setelah mereka sarapan bersama, Rey langsung menuju kamarnya untuk bersiap-siap. Sedangkan kedua temannya sudah pergi menjemput pacar Ariel dan teman-temannya juga.

***

Disinilah Rey sekarang, duduk satu meja dengan Syanin dan keluarganya, juga ada kedua temannya serta pacar Ariel juga gengnya.

Syanin duduk tepat di sebrang Rey, Rey dari tadi hanya menatap Syanin yang bersungut-sungut padanya. Rey tidak mengerti apa yang terjadi pada perempuan itu sampai akhinya Mamanya Syanin membuka obrolan.

"Rey, gimana skripsinya? Lancar?" tanya Andria.

"Lancar, Mah."

"Bagus, deh. Kalau udah nggak sibuk jangan lupa ya, main ke rumah. Nanti Mamah masak yang enak deh kalau lagi nggak sibuk di rumah sakit juga."

"Iya, Mah. Nanti Rey main ke rumah," jawab Rey.

"Ariel sama Redho gimana skripsinya?" Andria menatap mereka berdua yang duduk bersebelahan.

"Mamah, Bang Ariel lagi enak banget tuh ngunyah malah diajak ngomong." Yoga, adiknya Syanin merasa kasihan karena Ariel makannya paling seru.

"HAHAHA, santai kali, Ga," jawab Ariel, kemudian ia menoleh ke Mamanya Syanin. "Lancar juga, Tante. Kalau Redho penuh hambatan," lanjut Ariel membuat Redho yang ada di sebelahnya mendelik.

Rey & Syanin (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang