REY & SYANIN - PART 15

3.7K 463 56
                                    

Syanin memarkirkan jazz merahnya di depan gerbang rumah Rey malam ini.

Tadi siang, setelah menemui dekannya, Syanin memutuskan untuk pulang terlebih dahulu, biarlah Rey menghabiskan waktu dengan teman-teman kelasnya. Lagi pula, di rumah Syanin sedang tidak ada orang karena Andria tadi pagi buru-buru ke rumah sakit dan tidak sempat memasak, jadi Syanin harus masak untuk kedua adiknya.

Memang sih, ada yang membantu di rumahnya, tetapi Andria tidak menambahkan tugas memasak untuk mereka. Mamanya Syanin adalah orang yang sangat bersih, ia hanya percaya pada masakannya sendiri atau keluarganya, tidak orang lain.

Setelah mematikan mobilnya, Syanin berjalan keluar dari mobilnya. Ia melihat banyak kendaraan di halaman rumah Rey, membuatnya bertanya-tanya, ada acara apa?

Ketika melihat pintu rumah Rey terbuka, Syanin melanjutkan langkahnya untuk masuk. Ruang tamu yang bernuansa abu-abu itu kosong, tidak ada seorang pun, tapi Syanin mendengar suara keributan yang bersumber dari ruang tengah rumah.

"Assalamualaikum. Ibu? Abang?" panggil Syanin.

Tidak perlu menunggu lama, salah satu orang yang dipanggil Syanin langsung keluar dan menampilkan senyum lebarnya. Wanita paruh baya itu memeluk Syanin senang.

"Abang mana, Bu?" tanya Syanin ketika Ibunya Rey sudah melepas pelukan mereka.

Seperti diingatkan akan sesuatu, kemudian Vania mengangguk. "Oh iya. Itu di ruang tengah lagi ada teman-teman kelasnya main," jawab Ibunya Rey. "Katanya sih, ngerayain habis sidang gitu. Ibu lagi bikin makanan, kamu mau bantu?"

Syanin mengangguk, Ibunya Rey menarik Syanin menuju dapur rumahnya.

Saat melewati ruang tengah, Syanin berhenti sebentar, menegur teman-teman Rey yang ia kenal.

Disana ada setengah dari jumlah teman sekelas Rey kalau Syanin tidak salah, yang Syanin tahu ada Ariel, Redho, Fani, Lily, Zindy, Bobby dan beberapa orang lagi yang Syanin tidak tahu namanya. Beberapa orang tersenyum melihat Syanin, bahkan ada yang sengaja menggodanya.

"EH INI KAN CEWEK CANTIK YANG WAKTU DI KANTIN!" ujar Bobby histeris. "Syanin, ya?"

Syanin tertawa, kemudian ia mengangguk. "Iya. Hai, Bobby. Ketemu lagi."

Ketika mendengar sapaan dari Syanin, Bobby berdiri dari duduknya. "Boleh minta nomor wa nggak?" tanya Bobby dengan tidak tahu dirinya.

Tapi, kali ini Rey hanya diam, Fani yang kemudian langsung menyela pembicaraan Bobby, "Jangan harap lo, Bob."

"Kenapa?"

Fani tidak menjawab, membuat Syanin tertawa lagi, kemudian ia pamit untuk ke dapur membantu Ibunya Rey.

"Gue boleh ikut nggak, Sya?" tanya Fani.

"Boleh dong. Ya kan, Bu?" jawab Syanin sambil meminta persetujuan Ibunya Rey, kemudian wanita paruh baya itu mengangguk dan Fani beranjak untuk ikut menuju dapur.

Zindy yang sedari tadi diam mengamati jadi bertanya-tanya. Sejak kapan Fani dan Syanin akrab begitu? Bahkan waktu di mall Syanin sangat sinis dengan mereka?

Saat menyadari ekspresi yang ditunjukkan oleh Zindy, Redho yang ada di sebelahnya bertanya, "Kenapa lo?"

"Ah. Itu. Nggak apa-apa, sih."

"Syanin dekat banget ya, sama keluarganya Rey?" pancing Redho.

"Iya."

"Bahkan, Lily yang mantannya aja nggak seakrab itu sama Tante Vania." Rey mendengar apa yang dibicarakan Redho dan Zindy, ia jengah, lalu ia berdiri dari duduknya dan berjalan menuju dapur menghampiri Ibunya.

Rey & Syanin (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang