REY & SYANIN - PART 28

3.8K 347 109
                                    

Kalau orang lain bilang aku terlalu menjatuhkan hatiku padamu, kamu sangat berpengaruh di hidupku, aku akan menyetujui hal itu. Aku pastikan itu benar. Aku pun tidak menyangka akan begini jadinya, tapi kamu harus tahu satu hal, aku sangat takut akan kehilangan kamu. -Reynova Bimantara.

***

"Kenapa lo?"

Lamunan Rey terbuyar oleh karena pertanyaan dari Ariel, kemudian dia menggeleng menandakan bahwa ia tidak apa-apa. Tapi, bukan temannya jika Ariel tidak mengerti bahwa Rey sekarang sedang kenapa-kenapa. Bagaimana tidak mengerti, siang ini saat Ariel sedang menemani pacarnya, Fani revisian di kampus, Rey berkata ingin menyusul. Pasti ada sesuatu yang sedang mengganggu laki-laki itu.

"Udahlah Rey, gue hapal tabiat lo," lanjut Ariel.

"Gue nggak tahu bakal sampe kapan kayak gini." Rey buka suara, menampilkan wajahnya yang sedikit cemas di depan Ariel dan Fani. Mereka bertiga sekarang sedang duduk di bangku taman dekat parkiran fakultas ilmu komputer, selagi menunggu dosen pembimbing Fani datang.

"Kayak gimana?"

"Memperlakukan Syanin seolah dia pacar gue, padahal bukan," jawab Rey. "Gue takut suatu saat dia ninggalin gue, ketika dia udah ketemu sama orang yang dia sayang."

Fani yang sedari tadi diam dibuat ternganga dengan perkataan Rey yang menurutnya kelewat jujur ini, benar-benar pengaruh seorang Syanin sebegitu besarnya bagi laki-laki itu. Sedangkan Ariel yang duduk di sebelahnya hanya tersenyum mengejek.

"Ini beneran Rey?" tanya Ariel kemudian.

"Yes, I am," sahut Rey malas.

"Kenapa lo nggak meminta jawaban dari Syanin kalau lo takut kehilangan dia?" ujar Fani membuat Rey mengalihkan pandangannya ke wanita itu.

"Gue nggak mau terlalu menuntut dia, kan gue udah bilang kalau gue takut dia pergi."

"Lebih tepatnya lo takut kalau dia nggak sayang sama lo lebih dari sahabat, right?" tebak Fani dengan tepat membuat Rey terdiam. "Gue tanya, seminggu ini lo memperlakukan Syanin seolah dia pacar lo, gimana respon Syanin?"

"Dia baik-baik aja, mungkin karena gue minta dia terima usaha gue dan jangan pergi."

"Dan lo juga baik-baik aja dengan itu? Lo nggak keberatan kalau sekarang dikatain orang bucin?"

"No, gue suka memperlakukan Syanin seperti itu," jawab Rey cepat.

"Gila. Sebegitu dalamnya lo naruh hati buat Syanin," gumam Fani. "Tapi Rey, lo tetap harus nanya sama Syanin, gimana perasaan dia ke lo."

Ariel mengangguk setuju mendengar perkataan pacarnya. "Gue kasih spoiler, deh."

Fani terkekeh mendengar ucapan Ariel, seperti kisah cinta di film atau novel saja bisa dispoiler.

"Syanin juga sayang sama lo," lanjut Ariel.

***

Syanin dan Ikhsan sedang duduk berdua di kantin fakultas kedokteran, karena hari ini adalah Senin, jadi seharusnya habis ini tidak ada mata kuliah lagi untuk mereka. Ketiga teman dekat Syanin pun sudah pulang duluan karena mata kuliah hari ini sudah habis, tetapi Syanin memilih untuk makan siang dulu di kantin karena sedang malas memasak di rumah.

Tadi saat keluar dari ruang kuliah dan mendengar bahwa ketiga teman dekatnya ingin langsung pulang, Syanin langsung menarik Ikhsan ke kantin, memaksanya untuk menemani Syanin karena Syanin benci sendirian.

Rey & Syanin (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang