Mari tinggalkan jejak kalian.
Ga gampang loh buat nulis cerita dan mencari ide yang tak seberapa ini:)Happy Reading ~
Yeay setelah sebulan penuh puasa walaupun kamu tidak penuh puasanya huehue akhirnya lebaran juga. Lebaranmu kali ini berbeda dengan lebaran-lebaran tahun sebelumnya, kamu yang biasanya lebaran bersama keluargamu di Padang kini kamu berlebaran di kota kelahiran kekasihmu, Jongin.
Dengan sedikit terpaksa kamu mengiyakan ajakan Jongin karena ia merengek dan sempat mogok makan waktu itu. Bocah sekali bukan?
"Aku ga mau makan ya yang kalo kamu gak ikut bareng aku besok."
Kalimat itu yang membuatmu akhirnya menyetujui ajakan Jongin.
Sayang pacar sayang pacar.
"Udah siap semua kan nak? Mukena, sajadah sudah kan?" Teriakan mama Yuri begitu nyaring ditelingamu.
"Sudah Tante."
"Iih udah berapa kali sih mama bilang, jangan panggil tante tapi panggil mama, M-A-MA." Kata mama Jongin menekankan setiap huruf yang ia sebut.
Baiqlah terserah ibunda ratu saja.
"H-hehe iya m-mama."
Kamu hanya tersenyum malu bak orang gila kehilangan hartanya, g.
"Nah gitu dong." Balas Yuri mencubit pipimu gemas.
"Jongin sudah kamu bangunkan kan? Kok belum turun-turun juga sih tuh anak."
"Udah kok ma, aku udah bangunin pake saos tadi."
Mama Yuri mengerutkan kedua alisnya tanda tak paham.
"Hehe maksud (y/n) tuh gini ma, kan Jongin kalo tidur suka mangap tuh, nah jadi aku masukin aja saos ekstra pedas kedalam mulutnya."
"Bhaks Ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha."
Mama Yuri sudah tidak bisa menahan tawanya lagi, sungguh lucu sekali calon menantunya ini, pikirnya.
"Bagus-bagus, ini baru mantuku, gak bar-bar gak asik ye gak neng?"
Mama Yuri menyenggol lenganmu pelan.
Sebelum kamu membalas senggolan tangan Mamanya Jongin, kamu menoleh seiring dengan tibanya Jongin disampingmu.
Terlihat Jongin sudah wangi dan rapi plus dengan setelan baju koko putih polos dan sarung gajah jongkok Yang ia kenakan.
( bayangin aja Jongin pake sarung ya gaes:v )
Kamu tidak berkedip sama sekali saat melihat penampilan Jongin pagi ini, ditambah dengan melihat ia yang baru saja mengenakan peci haji warna hitam yang kamu ketahui milik Papanya itu. Kejadian singkat itu tidak baik untuk kesehatan jantungmu.
"Ya Allah kasep pisan anak aing, Alhamdulillah gen mama menurun sempurna padamu ya nak."
Tak terima dangan ucapan Istrinya, papa Shindong pun langsung membantah ucapan mama Yuri.
"sangeunahna wae (seenaknya aja), jelas-jelas dia anakku, ya mirip denganku lah."
"Eh kalo ngomong teh dijaga ya mas, anakku juga itu, kan kita bikinnya berdua gimana seh."
Jongin yang lelah melihat orang tuanya yang selalu memperdebatkan hal kecil seperti itu cuma menghela nafasnya kasar.
"Udah lah ma,pa. Ga malu apa sama (y/n), ngan ngerakeun (malu-maluin aja)."
Hatimu menghangat melihat pemandangan indah antara Ayah Ibu dan Anak itu. Ah kamu jadi merindukan Ayah, Bunda, dan Abangmu sekarang, ingin cepat pulang kampung juga rasanya.
❄️❄️❄️
Sholat Eid baru saja selesai sejak 7 menit yang lalu, setelah melipat mukena dan merapikan kerudungmu yang sedikit berantakan, kamu menghampiri Ibu Jongin lalu menyalimi dan mencium tangan wanita setengah baya itu tanpa melepskan senyum dari wajah cantikmu.
"Mohon maaf lahir dan bathin Mama, maaf kalo (y/n) ada salah sama mama, maaf belum bisa jagain Jongin dengan baik waktu di Jakarta."
Wanita itupun membawa calon mantunya itu kedalam pelukan hangatnya, menangkup wajah dan mengecup keningmu sayang.
"Sama-sama sayang, terima kasih sudah mau menemani Jongin sampai sejauh ini, mungkin mama akan khawatir banget kalau bukan kamu yang merawat Jongin."
Mama Yuri kembali mencium keningmu. Setelah itu kamu merangkul Ibu Jongin dan menyandarkan kepalamu di bahunya. Nyaman sekali seperti kamu bersandar pada Bundamu.
"Wah so sweet sekali pasangan mertua dan menantu ini." Teriak Jongin seperti bencyoong yang sedang mangkal di lampu merah PIM.
Bukannya senang, kamu malah menahan malu bersama mama Yuri sekarang. Bagaimana tidak? Jongin meneriakimu menggunakan mic yang sebelumnya digunakan Khatib untuk khotbah tadi. Sontak itu mendapat perhatian dari warga sekitar Yang kebetulan belum pada bubar.
Bisikan dan sorakan cie-cie tertangkap jelas di indera pendengaranmu.
"Ma, orang itu bukan pacarku kan?" Tanyamu sedikir berbisik pada Mama Yuri, memastikan tidak ada orang yang mendengar obrolan 'rahasia' antara kalian berdua.
"Tidak nak, mama bahkan tidak tahu siapa orang itu."
Kamu mengangguk pelan.
"Baiklah nak, ayo kita pulang sekarang, mama tak mau melihatnya lagi."
Akhirnya dengan langkah sedikit tergesa kamu dan Ibu Jongin berjalan menjauh dari lapangan tempat Sholat Eid tadi. Melihat Istri dan calon mantunya meninggalkan area, Shindong pun ikut meninggalkan tempat tersebut.
Mungkin orang tidak mengetahui kalau sebenarnya Shindong malu melihat sikap anak kandungnya yang sedikit memalukan itu, maka dari itu ia juga ikut menyusul Istrinya menuju kediaman Agustino.
Biarkan Jongin menahan malunya sendiri, aku jangan.
-Papa Shindong 2k20.VOTE DAN COMMENT YA GAISEU~
S A R A N G H A E
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Pacar • Kim Jongin
Fanfiction"Hidupku hidupmu juga." - Kim Jongin [On Going] Highest Rank : #3 in Quarantine