37 : Hint

963 66 2
                                    

~Happy reading~

****

Dini Hari pukul 2 pagi.

Keisya terbangun dari tidurnya, ia mengerjapkan matanya. Sesaat ia merenung. Dia mengambil ponselnya membuka galery di sana banyak foto-foto Keira, Keisya tersenyum tipis.

Ponselnya digenggam erat, Bagaimanapun caranya gue harus ketemu sama lo, Ra! Gue akan biarin siapa pun memisahkan kita.

Keisya mengambil jubah hitam beserta topeng, lalu ia memakainya. Keisya menengok ke samping, Azka tidur damai. Keisya meraihnya, tapi ia urungkan. Keisya pergi seorang diri.

Memasuki tempat terlarang mungkin akan bahaya tapi dia tidak peduli. Dia gadis kuat dan tangguh, tak ada yang bisa menghalanginya. Semua diterjang.

Keisya melangkahkan kakinya ke sebuah taman. Dia berhenti mengadahkan kepalanya ke atas, sinar bulan menerangi setiap langkahnya. Keisya tersenyum. Terangi aku dengan sinarmu, dan tunjukkan aku jalan yang benar.

Keisya menyusuri taman tak berujung itu   sesaat ia mendengar suara berisik.

Krasak ... krusuk ...

Suara rumput bergesekan. Keisya waspada, ia mengeratkan jubahnya. Langkahkanya dipercepat hampir saja ia mencekik orang itu yang tiba-tiba muncul di depannya. Lelaki misterius dengan topeng yang sama. Keisya mengusap dadanya.

"Untung gue sehat, coba kalau gak gue bisa mati di tempat karna ulah lo!"

Lelaki misterius itu menghalangi jalannya. Keisya menggeram. "Minggir!"

"Pergi dari sini," ujarnya pelan. Suaranya seperti angin. Keisya tak merespons. Kembali melangkahkan kaki, tapi langkahnya kembali terhenti.

"Apa mau lo?"

Lelaki misterius itu diam. Keisya menatapnya dari atas ke bawah. Meneliti sosok di depannya. Keisya tidak ketahuankan. Ia memakai topeng yang sama. Mungkin sedikit berbeda.

"Gue tau lo baik, tapi gue gak punya waktu berdebat. Ada orang lain yang harus gue selamatin. Minggir!"

Dia tak bergeming. Keisya tak mengerti. Siapa lelaki ini? Kenapa di saat dirinya tak memerlukan bantuan, ia malah datang. Apa dia berniat baik atau buruk. Keisya tidak tahu.

Keduanya terdiam.

Wussshhh~
Angin malam berhembus, semakin lama semakin tidak ada kehangatan.

Keisya mengeluarkan ponselnya, memperlihatkan wajah seorang gadis. Dia menautkan alisnya.

"Bantu gue cari gadis ini. Gue akan pergi jika bertemu dengannya."

Dia mendekat, tepat di sampingnya. Dia bernapas di sana. "Sebaiknya kau pulang." Keisya menariknya.

"Sebelum gue lihat dia, gue gak akan pergi." Lelaki itu menyeringai. Keisya mendorongnya. Deg...

Lelaki ini berbahaya.

Keisya mengacuhkannya. Ia berjalan menjauh, tapi tangannya dicekal.

"Lepasin!" teriaknya dengan nada tinggi. Dia membungkam mulutnya. Keisya tak berkutik, hembusan napasnya begitu dingin. "Jangan bertindak ceroboh, atau mereka akan tau. Bahwa ada penyusup yang masuk," bisiknya pelan. Namun, mematikan. Keisya terdiam.

"Sebaiknya kau pergi sekarang, percuma saja kau tidak akan bertemu dengannya." Keisya mengepalkan tangannya. Dia mendesis, "Lo pikir gue peduli sama omong kosong lo barusan. Gue tetap akan cari dia sampai ketemu."

The Mysterious Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang