39 : Something

982 66 7
                                    

~Masa lalu biarlah berlalu~

🔥🔥🔥

Keesokan Harinya.

Usai vakum beberapa hari. Keisya dan Keira kembali ke sekolah. Keduanya bangun seperti biasa. Bersantai sambil sarapan bersama kecuali pergi sekolah. Keduanya pergi seorang diri.

TINNNNNNN

Bunyi klakson motor depan rumah. Keisya masih asik dengan dunianya sendiri. Keira yang tampil cantik bak bidadari turun dari kahyangan. Keluar rumah 'tuk mencari tahu siapa gerangan yang bertamu pagi buta begini.

Pintu terbuka ia terpaku akan sosok pemuda di depannya. Keduanya bersitatap. Dia tersenyum samar, Keira menatapnya sinis.

"Sorry gak nerima gembel," ucapnya ketus. Dia terkekeh pelan.

"Mana si buriq?" tanyanya santai.

Keira menautkan alisnya. "Mungkin lo salah alamat. Di sini gak ada orang yang lo cari." Keduanya bermain mata.

Pemuda itu turun dari motornya. Ia mendekat ke arah Keira, Keira menatapnya bengis. "Pergi lo!" usirnya.

Pemuda itu acuh tak acuh. Dia bertengger manis di pintu gerbang.

"Gak usah alesan, gue tau si buriq tinggal satu atap sama lo," ujar pemuda itu benar. Keira mengelak.

"Jangan sok tahu deh, mungkin lo salah informasi. Gue gak kenal tuh sama yang lo maksud!"

Pemuda itu membuka gerbang, Keira melotot terus menunjuk, "Lo ... dasar gak sopan, main nyelonong masuk aja."

Tepat di depan ia berdiri. Kedua mata itu saling beradu, Keira mendorongnya. Tapi, sialnya ia tersandung. Otomatis keduanya jatuh bersamaan. Muka Keira bersemu merah, pemuda di bawah mengusap wajahnya. "Kau ... berubah."

Keduanya bersitatap lama. Tak menghiraukan tatapan orang lain yang melongo, melihat keduanya. Keisya yang mendengar keributan dari luar mau tak mau keluar rumah mencari tahu dan wahnya dia melihat sesutu yang amazing. Keira dan Azka berpelukan.

Keisya mengerjapkan matanya. Sangking tertegun dan terpesonanya melihat adegan di depannya. Ia tak bersuara melainkan memotret pemandangan indah di depannya. Barulah ia mengganggu keduanya.

"Ekhm... bagus ya pacaran serasa milik berdua. Yang lainnya ngekos!" sindirnya keras. Keira menampar pemuda di bawahnya, bangkit dengan kikuk. Tanpa kata pergi begitu saja. Keisya tertawa ngakak. Pemuda itu Azka. Ia mendengus, pipi mulusnya ternoda.

"KETAWA TEROS SAMPE MODAR!"

"HAHAHHAA... ANJIR! GUE NGUKUK!"

"DAHLAH CABUT! GUE GAK MAU TELAT!"

"TUMBEN! ORANG KAYAK LO MAU BELAJAR, ADA APA RENGGINANG?!"

Azka mengacuhkan ocehan setan terkutuk. Keisya melihat Azka yang kabur gitu saja. Ia cekikikan dan tersenyum licik.

Kayaknya ada something di antara mereka berdua, hihihi. Gue bakal kupas bawang *eh kupas sampai ke akar-akarnya. Kalian berdua akan diselidik.


🔥🔥🔥🔥


Mobil silver memasuki gerbang sekolah,
mulai memarkirkan mobilnya. Keira mengatur napasnya. Jantungnya terus berdegub kencang. Ia meraih kaca, mukanya merah. Keira meminum sebotol air mineral yang ia bawa.

Gluk... gluk.. glukk..

Dia mulai mengantur napasnya. Usai semuanya tenang barulah ia turun dari mobil. Baru beberapa langkah  mata itu kembali menatapnya. Azka dan Keisya datang tepat waktu. Keira mempercepat langkahnya. Tak ingin bersiteru dengannya. Lebih memilih menjaga jarak. Keisya memperhatikan gerak-gerak Keira. Pasti ada yang tidak beres.

The Mysterious Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang