"Kamu bisa mundur sekarang, Jis. Aku gak akan maksa Kamu untuk tinggal. Kamu gak aman disini." Ujar Jaehyun pelan, nyaris sebuah bisikan.
Jisoo ingin sekali Jaehyun tertawa lebar lalu berkata bahwa semua yang Jaehyun katakan itu bohong.
Jisoo masih berharap bahwa semua hal aneh yang Jaehyun lakukan belakangan adalah karena sepele saja. Ia sedang kesal, lalu semua beres setelah masalah selesai.
Tapi, Jaehyun gak nampak seperti itu. Jaehyun sangat serius. Bahkan meminta Jisoo mundur dengan sukarela.
Jaehyun nampak putus asa di balik senyumnya kini. Jisoo benar-benar gak suka dengan senyuman itu. Itu bukan senyum yang selama ini Jisoo gilai.
"Tell me, apa yang bikin kamu bersikap gini?" Tanya Jisoo. Masih melihat kearah Jaehyun yang kini sama sekali tak menatapnya.
Tangan Jaehyun memegang kemudi mobil sangat erat.
Jaehyun sempat terdiam beberapa detik. Mungkin pikirannya sedang berkelana pada kisah yang harus ia ceritakan kepada Jisoo.
Berpikir darimana Jaehyun harus memulai. Bahkan berpikir mungkin setelah ini Jisoo muak dengan Jaehyun dan keluarganya.
Membandingkan betapa berbedanya keluarga Jisoo dan Jaehyun dalam hal saling berbagi dan mencintai satu sama lainnya.
"Papah sama Mamah saling cinta. Gak pernah Aku atau pun Kak Suho ngelihat mamah sama papah adu mulut..
Meskipun cara mencintai mereka agak berbeda. Kak Suho yang ngasih tau. Aku pun gak begitu paham awalnya..
Mereka mencintai dengan saling nyakitin satu sama lain. Seringnya pukulan, yang paling parah sayatan. Entah itu papah atau mamah. Dua-duanya sama aja.
Sampai Kak Suho dan Aku tanya ke mereka. Dan jawaban mereka yang mengubah cara pandang Aku dan Kak Suho."
Jaehyun terdiam lagi. Jantungnya berdegup kencang kala harus mengucapkan kalimat yang sama seperti apa yang kedua orang tuanya bilang. Seperti membongkar kenangan lama yang rasanya baru saja kemarin.
"Lebih baik Kamu gak tau, Jis."
"Gapapa, lanjutin." Jawab Jisoo cepat, sedikit meyakinkan Jaehyun.
"Mereka bilang, gak masalah untuk mencintai dengan cara seperti itu. Katanya, ada rasa puas setelah ngelakuin pukulan dan lain sebagainya. Mereka lebih saling cinta setelah ngelakuin hal itu..
Asalkan sama-sama suka.
Sedikit demi sedikit, Aku dan Kak Suho terbawa kebiasaan itu. Awalnya, Kak Suho. Dia marah kalau Aku punya temen baru. Atau hal apapun yang ngebuat Aku luput dari dia. Kalau Aku jatuh dari sepeda, sepeda itu pasti di hancurin sama dia. Atau kalau Aku luka waktu main sama temen, temen Aku pasti dimarahin habis-habisan.
Keluarga Aku bakalan bilang itu cinta, tapi orang lain bisa nganggap keluarga Aku, gila.
Terus di lain waktu, Aku dan Kak Suho lihat mamah nangis setelah papah pukul mamah berkali-kali...
Untuk pertama kalinya mamah nangis. Ngerasa sakit karena perlakuan papah. Setelah itu Aku dan Kak Suho kembali sadar kalau hal itu salah besar. Meskipun semuanya agak terlambat.
Setiap kali otak Aku bilang salah, badan Aku justru bertindak sebaliknya. Aku tau salah mencintai dengan cara demikian tapi Aku bertindak seperti apa yang biasa Aku lihat.
Dan diam-diam membenarkan.
Aku dateng ke psikolog. Bareng Kak Suho. Sembunyi-sembunyi dari papah.
Papah belum ngerasa kalau caranya salah. Jadi, papah marah banget waktu tau mamah pergi ke psikolog. Mamah yang mau sembuh dan papah yang masih bertahan dengan cara demikian.
KAMU SEDANG MEMBACA
punch// jaehyun ft jisoo ✔︎
Short Story𝘺𝘰𝘶 𝘢𝘳𝘦 𝘮𝘺 𝘴𝘵𝘢𝘳𝘭𝘪𝘨𝘩𝘵 𝘮𝘺 𝘦𝘮𝘰𝘵𝘪𝘰𝘯 𝘺𝘰𝘶 𝘧𝘦𝘦𝘭 𝘮𝘦?