"Jaehyun... Hyun, jangan bercanda dong. Kamu di dalem kan?" Panggil Jisoo sambil terus menekan bel dan mengetuk pintu apartemen milik Jaehyun.
Jisoo menghela nafasnya. Lalu tangannya kembali sibuk melakukan panggilan kepada Jaehyun.
Meskipun hasilnya masih sama, nomor ponsel Jaehyun tak aktif.
Masih tak menyerah, Jisoo juga melakukan panggilan telepon kepada Suho, meskipun sejak tadi panggilannya pun belum diangkat.
"Hyun! Ini Aku Jisoo! Jangan bercanda ayo keluar!" Ucap Jisoo cukup keras sambil terus menggedor pintu apartemen milik Jaehyun.
Namun, yang tersisa hanya suara nafas Jisoo yang menderu. Ia benar-benar bingung sekarang. Bukannya kemarin Jaehyun masih mengabarinya? Bukankah ia dan Jaehyun benar-benar baik saja kemarin.
Jisoo menggigit bibirnya kuat-kuat untuk menahan tangis.
"Aku marah ya!" Teriak Jisoo menghadap pintu apartemen milik Jaehyun.
"Enggak akan Aku pinjemin alat tulis lagi! Gak akan Aku buatin sirup lagi kalau Kamu ke rumah!" Lanjut Jisoo.
Jisoo menunduk memerhatikan kakinya. Bahkan ia memakai sendal yang berbeda antara kanan dan kirinya. Mengingat bagaimana Jisoo terburu-buru untuk pergi ke apartemen Jaehyun hanya untuk memastikan bahwa Jaehyun baik-baik saja.
Jisoo berjalan cepat di lantai dasar apartemen. Ia akan bergegas pergi ke apartemen Suho untuk menanyakan keberadaan Jaehyun.
Namun, langkah Jisoo terhenti. Ia melihat Suho yang sudah berdiri berjarak di depannya.
"Kak Suho! Jaehyun kemana? Aku ngehubungin Jaehyun tapi ponselnya enggak aktif."
Lalu, bukannya menjawab pertanyaan Jisoo, Suho malah tersenyum tipis kearah Jisoo.
Kalau boleh Jisoo jujur, Jisoo tak ingin mendapatkan senyuman itu lagi. Sebab senyuman itu telah berhasil meyakinkan Jisoo bahwa prasangka yang telah ia kubur dalam-dalam ternyata benar adanya.
"Jaehyun pergi Jis, sama mamah Yoona." Ujar Suho tenang.
Keduanya kini telah duduk di sofa lobi apartemen. Suho masih menatap lurus Jisoo, sedangkan Jisoo menatap lurus keluar jendela.
"Kenapa Jaehyun gak bilang ke Jisoo?" Tanya Jisoo nyaris berbisik. Seakan bertanya pada dirinya sendiri. Bukankah dirinya dan Jaehyun sudah sangat dekat hingga keduanya punya alasan untuk saling jujur satu sama lain?
"Jaehyun juga baru tau. Kakak juga. Cuma papah doang yang tau kalau mamah mau jemput Jaehyun."
Jisoo menundukkan kepalanya. Memandangi jari-jari tangannya. Ia rasanya malu pada dunia, karena tak tau kekasihnya diam-diam pergi tanpa memberitahunya.
Tentu saja Jaehyun punya alasan, tapi saat ini Jisoo begitu kecewa. Sangat.
"Kapan Jaehyun pulang? Jisoo bisa nunggu." Ujar Jisoo pelan.
Keahliannya memang menunggu. Ia hanya perlu berdiri di tempat yang sama agar Jaehyun dapat menemukan Jisoo secepatnya. Keahlian Jisoo memang menunggu. Menunggu Jaehyun berani menyatakan perasaan, menunggu Jaehyun berani menceritakan segala hal tentangnya.
Jadi, tak masalah jika Jisoo harus menunggu sekali lagi.
"Kakak gak tau Jis apa Jaehyun bisa pulang atau enggak." Jawab Suho pelan. Ia berusaha menjaga perasaan Jisoo yang sedang rapuh. Menjaga retakannya agar tak semakin parah atau hancur berceceran.
Jisoo beranjak dari kursinya, bergegas pergi. Tapi Suho menahan tangan Jisoo dengan cepat.
"Mau kemana? Jaehyun udah enggak ada di Bandung Jis."
KAMU SEDANG MEMBACA
punch// jaehyun ft jisoo ✔︎
Short Story𝘺𝘰𝘶 𝘢𝘳𝘦 𝘮𝘺 𝘴𝘵𝘢𝘳𝘭𝘪𝘨𝘩𝘵 𝘮𝘺 𝘦𝘮𝘰𝘵𝘪𝘰𝘯 𝘺𝘰𝘶 𝘧𝘦𝘦𝘭 𝘮𝘦?