3.9 the answer is

2.4K 425 212
                                    

Jisoo membuka matanya perlahan. Terdiam sambil menatap kosong pintu kamarnya yang tertutup rapat, serta suara jam dinding yang selalu menjadi teman kala sepi.

Jisoo tersenyum tipis. Tentang pesan singkat Jaehyun, semuanya hanya mimpi. Otaknya selalu sibuk memikirkan tentang Jaehyun. Dan hal ini bukan hanya sekali, sering kali ia akan memimpikan Jaehyun sebagai bunga tidur wajib.

Ponselnya bergetar cukup lama. Nama dan wajah mereka memenuhi layar ponsel Jisoo. Telpon via whatsapp, dan Eunwoo yang masih setia memasang foto wisuda mereka setahun yang lalu. Kalau Jisoo tak salah ingat, Eunwoo memang tak pernah mengganti foto profilnya dengan yang lain.

"Pasti baru melek ya?" Tanya Eunwoo di ujung sana.

"Enggak." Jawab Jisoo dengan suaranya yang parau. Ia juga mengubah posisinya menjadi duduk di atas kasur.

"Nah, baru duduk kan di atas kasur?"

Jisoo terdiam. Eunwoo bisa tau darimana coba? Temannya ini benar-benar ajaib.

"Hari ini gua free. Gua anter ya ke kampus?"

"Thanks woo. Tapi gue lagi mau naik bus." Jawab Jisoo singkat.

"Oke, pulangnya gimana?" Tanya Eunwoo. Ia tak akan memaksa Jisoo, tapi ia selalu memberikan pilihan lain yang barangkali akan Jisoo terima.

"Lihat nanti. Lagi juga ngerepotin."

"Udah biasa." Jawab Eunwoo terkekeh.

Tak lama panggilan pun tertutup. Jisoo buru-buru bersiap ke kampusnya. Ia hanya memakai kaos putih dan cardigan panjang berwarna coklat. Wajahnya pun hanya dipoleskan sunscreen dan bedak tipis serta lipstik berwarna merah muda. Sedangkan rambutnya ia ikat rendah dengan ikat tali yang sudah agak melar. Jisoo sudah cantik, seperti ini saja sudah sangat cantik.

Perlahan ia keluar dari apartemennya. Seperti biasa, ia akan melihat kearah apartemen milik Jaehyun. Berharap lagi bahwa Jaehyun akan keluar dari sana dan tersenyum manis seperti dulu semasa SMA.

Seringkali ia juga membayangkan Jaehyun menunggunya di atas motor milik Kak Suho. Mengenakan jaket jeans, memakai helm full face nya dan menunggu Jisoo menghampiri. Lalu ia akan memakaikan helm kepada Jisoo, sambil tersenyum manis karena gemas melihat Jisoo dengan helm yang kelonggaran itu.

"Jisoo."

Jisoo pun mendongak. Kaget melihat Eunwoo menunggunya di depan gedung apartemen.

"Gua anter ke terminal." Ujarnya tanpa penjelasan.

Jisoo pun masuk ke dalam mobil Eunwoo. Menolak pun tak enak, Eunwoo sudah kepalang menjemputnya disini.

"Ini."

Jisoo mengambil plastik yang baru saja Eunwoo berikan padanya. Berisi banyak cemilan manis dan gurih seperti roti, wafer dan snack. Juga air mineral dan susu sapi dalam kemasan.

"Belum sarapan kan?"

"Woo, ngerepotin tau gak?" Ujar Jisoo. Kadang ia berpikir entah bagaimana Ia bisa membalas semua kebaikan Eunwoo, si teman yang tetap berada di sisi Jisoo meskipun Jisoo terlihat patah.

"Sekalian mampir Jis, gak usah kepikiran gitu." Ujar Eunwoo terkekeh. Ia mulai menyetir mobilnya, menyapu jalanan kota Bandung.

Jisoo membuka kemasan air mineral dan meneguknya pelan. Disaat seperti ini Eunwoo akan mengendarai mobilnya pelan, sama sekali tak lucu jika Jisoo harus tersedak minumannya atau semacamnya.

"Bona nawarin untuk nginep di kosannya setiap malem minggu. Supaya gak bolak balik dari kota ke Nangor." Ujar Jisoo membuka percakapan.

"Boleh tuh. Supaya gak cape juga."

punch// jaehyun ft jisoo ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang