3.7 two survived

2.1K 412 141
                                    

Australia, sore hari.

Jaehyun memandangi jendela apartemennya dengan diam. Menikmati alunan musik yang ia putar di dalam kamarnya. Vibesnya benar-benar sama dengan apartemennya di Bandung. Jaehyun bisa melihat matahari terbit dan tenggelam dengan jelas. Juga menikmati langit yang mulai menguning seperti saat ini.

Jaehyun rindu Jisoo. Meski sudah empat tahun berlalu, senyuman manis Jisoo masih terpatri jelas di dalam otak dan hatinya. Setiap kali Jaehyun mendengar nama Jisoo, selalu ada desir yang sama seperti pertama kali Jaehyun melihat Jisoo.

Jaehyun rindu Jisoo, yang selalu menjadi rumahnya untuk beristirahat.

"Sayang, bisa minta tolong buatin minum? Mamah kadatengan tamu." Ujar Yoona setelah membuka pintu kamar Jaehyun dengan buru-buru.

Jaehyun beranjak dari duduknya, keluar dari ruangannya dan berjalan kearah dapur. Seperti yang Yoona katakan, tamu tersebut adalah satu perempuan paruh baya. Sedang satu perempuan lainnya yang nampak masih muda. Sebaya dengan Jaehyun.

"Kamu mau kemana?" Tanya Tiffany sesaat anak perempuannya beranjak dari sofa dan berjalan kearah dapur.

"Izin ke dapur ya Tan!" Ujar perempuan tersebut bersemangat. Tiffany hanya menggeleng-geleng melihat tingkah anaknya. Sedangkan Yoona tertawa dan melanjutkan obrolannya dengan Tiffany di ruang tengah.

"Halo." Sapa perempuan tersebut. Ia berdiri di samping Jaehyun yang sedang sibuk menyiapkan minuman.

"Halo." Balas Jaehyun singkat.

"Tea, please. Less sugar aja ya, yang buat udah manis soalnya."

Tanpa membalas ucapan perempuan tersebut, Jaehyun segera membuat minuman seperti apa yang Ia minta. Benar-benar tak tersenyum dengan rayuan yang sudah sering Jaehyun dengar sedari dulu. Meskipun dalam hal ini tentu saja Jaehyun merasa aneh. Ini pertemuan pertamanya, dan perempuan ini sudah berani mendekati Jaehyun tanpa berbasa-basi.

Postur perempuan di sampingnya cukup tinggi. Rambutnya lurus panjang dan agak tipis. Rambutnya cocok untuk model iklan shampoo. Suara perempuan tersebut sedikit nyaring, dan nampak terlihat lucu ketika tersenyum menampakkan gigi rapihnya.

"Gue Roseanne Putri. Panggil aja Rose."

Rose mengulurkan tangannya kepada Jaehyun sambil tersenyum penuh ceria. Benar-benar bersemangat.

"Jaehyun." Jawabnya singkat. Hanya mengulas senyum tipis. Itupun mengarah pada teh, bukan pada Rose.

"Yaampun. Lo bener-bener gak kenal gue ya?" Tanya Rose tak percaya. Suara Rose benar-benar berisik, sampai membuat Yoona dan Tiffany sesekali menengok kearah mereka berdua.

"Emangnya lo siapa sampai gua harus kenal?" Tanya Jaehyun, tersenyum tipis. Masih mengarah kepada teh.

"Hello, muka gue disini please." Sergah Rose sambil menarik gelas berisi teh yang sedang Jaehyun aduk.

Jaehyun melihat kearah Rose cukup lama. Dan kini perasaan Rose yang berhasil teraduk-aduk.

"Gimana? Udah kenal?" Tanya Rose, antusias.

Jaehyun menggelengkan kepalanya.

"Gue temen satu sekolah lo! SMA Matahari."

"Oh." Ucap Jaehyun singkat. Ia cukup terkejut. Hanya sekedar cukup. Toh selama ia hidup, ia pasti akan menemukan banyak hal kebetulan. Salah satunya adalah bertemu Rose di Australia. Jujur saja, Jaehyun memang tak begitu mengenal perempuan di sampingnya.

"Gue yang jadi lawannya Jisoo di lomba tarik tambang class meeting. Inget?"

Jaehyun terdiam ketika Rose menyebutkan nama Jisoo. Hatinya berdesir kembali. Ingatan tentang class meting hari itu pun satu persatu mulai bermunculan. Seperti pecahan puzzle yang akhirnya disatukan dan membentuk gambar yang sempurna.

punch// jaehyun ft jisoo ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang