"Rose, what are u doing?"
Jaehyun menghampiri Rose di ruang tengah apartemennya, lalu mengambil ponselnya dari tangan Rose.
"Lo ngomong apa?" Tanya Jaehyun singkat. Ia menyadari bahwa baru saja ia melewatkan panggilan telepon dari Jisoo. Dan sayangnya dengan tanpa berdosanya Rose malah mengangkat panggilan tersebut.
"Belum ngomong, panggilannya udah putus." Jawab Rose santai. Ia bahkan berusaha mengambil ponsel dari Jaehyun meski dengan cepat Jaehyun menarik tangannya.
"What?" Tanya Rose. Ia marah karena sekarang Jaehyun nampak terlihat marah kepadanya. Tatapannya tajam, seolah tak senang dengan keberadaan Rose disini.
"Calm down, Jaehyun. Lo kan bisa hubungin Jisoo lagi dan bilang semua salah paham."
Jaehyun menghirup udara dalam-dalam.
"Jangan lihat gue kayak gitu Jaehyun Mahendra. Lo marah?" Tanya Rose tak habis pikir.
"Rose, look. First, this is my phone, lo tau gua gak seneng orang lain nyentuh barang gua. Second, Jisoo called me. is it hard to tell me? you just have to give my phone to me and none of this will happen."
Jaehyun atau Rose sama-sama terdiam selama beberapa menit. Mereka hanya memandang saling marah.
"Apa susahnya sih bilang kalau lo marah karena satu alesan aja?"
"Keluar Rose." Pinta Jaehyun. Ia melirik pintu apartemennya, isyarat agar Rose pergi dari hadapannya sekarang juga.
"Lo ngusir gue?" Tanya Rose tak percaya.
"Lo gak tau apa yang bakal gua lakuin kalau lo masih disini." Ujar Jaehyun singkat.
Tak lama Rose mengambil tasnya di atas sofa, keluar dari apartemen Jaehyun dengan perasaan marah dan kecewa. Tak lupa mulutnya sibuk berkomat kamit menyumpahi Jaehyun, lalu menutup pintu apartemen Jaehyun dengan suara yang amat keras. Cukup bagi Rose tau, bahwa Jaehyun takkan pernah melupakan Jisoo.
Sedangkan Bandung,
Jisoo terus berjalan diantara keramaian. Memecah barisan beberapa pemuda, mendengar musik-musik yang terus berputar di telinganya. Semua orang berpesta, kecuali dirinya.
Jisoo malah asik mengulang suara Jaehyun dan Rose di telinganya. Ketika Jaehyun memanggil ramah Rose dan juga Rose yang terdengar akrab dengan Jaehyun. Bukannya Jisoo cemburu dengan kalimat sayang yang diucapkan Rose, tapi Jisoo masih tak biasa untuk tau bahwa Jaehyun bisa seramah dan seakrab itu dengan perempuan lain selain dirinya.
Lima tahun sudah berlalu, Jisoo. Dan setiap orang tentu bisa berubah. Dan mungkin Rose adalah perempuan yang dikirim Tuhan untuk menghibur Jaehyun, saat Ia tak ada disisi Jaehyun.
"Sorry sorry." Ujar Jisoo panik ketika secara tak sengaja ia menyenggol minuman orang lain di depannya.
"Ck. Jalan gak pakai mata ya?"
"Loh hebat mba nya bisa jalan pakai mata?" Tanya Mingyu takjub yang justru membuat orang tersebut semakin marah saja.
"Maaf ya mba, ini Saya ganti." Ujar Eunwoo sambil memberikan satu lembar seratus ribu. Kawan-kawannya melotot.
"Nyet. Es milo mah goceng juga dapet bukannya?" Tanya Mingyu sambil menyenggol lengan Lisa.
"Kalau di pensi gini paling mahal 10 ribu lah nyet."
"KAHITNA WOY HABIS INI." Teriak Doyoung heboh. Ia menarik pacarnya, Sejeong. Lalu disusul oleh Seulgi, Lisa, Jungkook, Mingyu dan Mina.
"Ayo." Ajak Eunwoo sambil menarik pelan tangan Jisoo. Jisoo menggelengkan kepalanya. Mood nya benar-benar hancur sekarang. Ia rasanya ingin pulang, membenamkan kepalanya di bawah bantal dan tertidur agar suara Jaehyun dan Rose berhenti berputar di telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
punch// jaehyun ft jisoo ✔︎
Short Story𝘺𝘰𝘶 𝘢𝘳𝘦 𝘮𝘺 𝘴𝘵𝘢𝘳𝘭𝘪𝘨𝘩𝘵 𝘮𝘺 𝘦𝘮𝘰𝘵𝘪𝘰𝘯 𝘺𝘰𝘶 𝘧𝘦𝘦𝘭 𝘮𝘦?