Chapter 2

35.5K 3.1K 413
                                    

@ClayCaroline

"Gitu aja terus!"

"Jangan marah dong Yang. Aku cuma khilaf kok."

"Khilaf kok berkali-kali. Pacaran aja sama anjing!"

Jaemin yang baru saja memasuki gedung sekolah menghentikan langkahnya, mata bulatnya menatap penasaran pada pasangan yang tengah bertengkar di ujung tangga. Keningnya mulai berkerut, Jaemin tentu saja mengenal pasangan itu dengan sekali lihat.

Lee Haechan dan Mark Lee.

"Kok kamu jadi kasar sih?!" Mark menautkan kedua alisnya tak suka.

"Lo yang bikin gue kasar ya bangsat! Dasar buaya!"

"Dih ngegas. Gue putusin baru tau rasa lo!"

Jaemin memicing, emosinya ikut tersulut melihat sang sahabat yang baru saja mundur selangkah karena dorongan Mark pada bahunya. "Bule sialan." Desis Jaemin.

"Persetan! Gue juga gak sudi pacaran lagi sama lo!" Pekik Haechan.

Mark nyaris saja melakukan kekerasan jika saja Jaemin tak mendorong bahunya kasar. Remaja tampan itu menatap terkejut pada Jaemin. Ingin membalas, namun ia tau jika setelahnya pasti ia akan berurusan dengan Jeno. Sialan. Kenapa harus pacar sahabatnya yang muncul.

"Lo laki ya bangsat! Posisi lo juga gak pantes buat nyakitin Haechan!"

Mark membuang muka dan menghembuskan nafasnya kasar. Ia juga merasa menjadi lelaki yang kasar semenjak jiwa playboynya meronta keluar. Tetapi ia tak mau mengakui, ia hanya mau Haechan tetap bersamanya dan membiarkannya bermain dengan orang lain. Egois? Memang.

"Chan..." Mark berusaha meraih Haechan sebelum pemuda Tan itu menepis tangannya.

"Gue gak mau berurusan sama lo lagi! Muak gue!"

"Gue cuma main-main aja sama mereka. Hati gue cuma buat lo doang." Mark mencoba membujuk.

"Basi!"

Sudah cukup Jaemin melihat drama di pagi hari. Dengan tangan terkepal dan perasaan dongkol, Jaemin melayangkan kepalan tangannya ke arah sisi kiri wajah Mark hingga membuat lelaki itu oleng.

Haechan memekik, matanya membulat terkejut dan reflek menarik Jaemin mundur.

"Kalo lo belum bisa jadi cowok yang setia, jangan berani-beraninya buat deketin sahabat gua ya!"

Jaemin memandang sinis pada Mark yang meringis memegangi pipinya, dalam hati Jaemin bersyukur tak banyak siswa siswi atau guru yang lewat; karena masih pagi. Setelahnya Jaemin melengos sambil menarik tangan Haechan menjauh dari sana menuju kelas keduanya.

"Thanks ya Na." Haechan mengulum senyumnya seraya mengeratkan genggaman tangannya pada Jaemin.

"Santuy." Balas Jaemin singkat dengan senyumnya yang mengembang.

Harus seperti itukah sahabat?

Tentu saja iya untuk Jaemin.

****

"Ngapa lo?!"

Jeno baru saja memasuki kelasnya, menatap geli pada Mark yang memberengut dengan tulang pipinya yang sedikit lebam. Jeno tertawa mengejek sebelum melempar tasnya ke atas meja dan duduk di bangkunya yang berada tepat di belakang Mark.

"Gelut ama sapa lo njing?" Tanya Jeno lagi seraya mendorong kepala Mark.

"Berisik sat!"

"Dih, pms lu?"

Crazy Relationship [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang