Kecemburuan Jaemin pada Siyeon telah lewat dari beberapa minggu yang lalu berkat kerja keras Jeno. Butuh tenaga dan uang banyak untuk menaklukkan kekesalan Jaemin yang cukup menyebalkan. Pemuda manis itu menolak untuk berdekatan dengan Jeno, tak membalas pesan atau panggilan Jeno, bahkan bersikap seolah-olah keduanya tak mengenal satu sama lain saat di sekolah. Entahlah, Jeno benar-benar tak paham dengan mood kekasihnya yang turun drastis hanya karena melihatnya duduk berdua dengan Siyeon. Padahal kejadian serupa pernah terjadi sekitar beberapa bulan lalu. Saat itu Jaemin hanya menarik senyum lebar sambil mendudukkan pantatnya di antara Jeno dan Yeeum, membuat gadis cantik itu memekik sakit.
Tapi sudahlah, semuanya sudah berakhir dan tidak ada lagi yang perlu dipikirkan. Yang terpenting sekarang Jaemin tidak marah lagi pada Jeno.
"Kok ijo semua sih Yang?" Tanya Jeno heran.
Saat ini keduanya berada di toko pernak pernik area Taman Bermain. Hari sabtu dengan cuaca cerah memaksa Jeno untuk mengajak kekasih manisnya untuk berjalan-jalan. Umumnya memang sepasang kekasih akan kencan saat malam hari, namun Jeno tidak. Dia akan berjalan-jalan dari pagi hingga petang, setelahnya ia akan menghabiskan waktu bersama teman-temannya hingga pagi kembali menjemput.
Jaemin dengan senyum lebarnya yang lucu menatap Jeno sambil mendekap berbagai boneka berwarna hijau. Ada sekitar empat boneka dengan topi baret hijau yang terjepit diantara boneka beruang dan keropi.
"Lucu tau Yang."
"Nggak sakit gitu mata lo?" Jeno memicing memandangi boneka pilihan Jaemin.
"Enggak. Kenapa? Gak suka?"
"Suka kok." Jawab Jeno cepat saat melihat wajah datar Jaemin.
"Ayok bayar." Jaemin merubah raut datarnya menjadi kembali imut dalam sekejap, lalu menendang kecil kaki Jeno agar berjalan mendahuluinya menuju kasir.
"Lo kok makin aneh sih Yang?" Tanya Jeno setelah mereka keluar dari toko.
"Apanya?" Jaemin menoleh dan sedikit mendongak untuk melihat wajah kekasihnya.
"Ya aneh aja gitu."
"Lo gak suka gue pake topi baret ini?" Jaemin merengut seraya menyentuh topi baret hijaunya.
"Suka kok! Lucu banget malah lo nya! Tapi..." Jeno menipiskan bibirnya hingga sesaat kemudian menghela nafas dan menggeleng pelan. "Gak ada yang salah kok."
Jaemin tersenyum manis, menunjukkan mata bulatnya yang tenggelam sebelum menunjuk truk ice cream. "Beliin itu ya?"
"Gue aja yang beli kesana, lo duduk disini." Ujar Jeno meletakkan kantong berisi empat boneka dan kantong belanjaan lain di atas salah satu bangku terdekat. "Mau rasa apa?"
"Matcha." Seru Jaemin girang.
"Oke!" Ijo lagi, batin Jeno.
****
Jam sudah menunjukkan pukul dua siang, membuat Jeno memutuskan untuk beristirahat pada salah satu resto di Taman Bermain. Selain lelah, Jeno juga lapar karena memang tak sempat untuk sarapan tadi. Hanya minum air putih hangat saat di rumah, dan makan ice cream porsi kecil bersama Jaemin.
"Lo nggak makan? Ada ayam nih." Jeno menunjuk gambar ayam di atas lembaran Menu.
"Nggak ah, diet."
"Ngapain diet-diet?" Alis Jeno menukik tak suka. "Gue gak suka orang kurus ya!"
"Terus lo mau gue gendut kek Pak Shindong tetangga gue?!"
"Lebih baik daripada kurus kek Yeeun."
"Pacaran aja sama dugong." Balas Jaemin sambil mengulum senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Relationship [NOMIN]
FanfictionCOMPLETE✔ [School life] [Romance] [Drama] JENO X JAEMIN "Terakhir kali kita berhubungan lo keluarin dimana?" "Diluar." "Masaa?" "Lo pasti tau kapan gua boong yang." Yah, Jaemin tau Jeno sedikit berbohong. Kekasih kurang ajar, batin Jaemin. WARNING! ...