Chapter 32 - END

30.8K 2K 295
                                    

Malam ini, kediaman keluarga Jeno cukup sunyi. Seluruh lampu rumah dimatikan, kecuali ruang tengah dan dapur. Hanya terdengar suara dari televisi yang sayup-sayup. Sedangkan Jeno, Jaemin, dan Logan duduk santai di karpet bulu depan televisi. Mereka bertiga menonton serial anak-anak yang tayang setiap pukul tujuh hingga sembilan malam; tanpa bersuara.

Keluarga kecil itu baru menyelesaikan makan malam sekitar tiga puluh menit yang lalu. Karena itu, mereka merasa malas untuk berbicara atau sekedar bergerak. Jeno yang bersandar pada kaki sofa, Jaemin bersandar pada bahu Jeno, dan Logan yang merebahkan tubuh gempalnya di pangkuan Jeno. Lucu sekali.

"Hahh.." Helaan nafas Jeno terdengar keras, membuat Jaemin dan Logan memusatkan atensi padanya. "Kenapa?!" Jeno menaikkan alisnya.

"Ngapain napas keras-keras gitu?" Tanya Jaemin mengernyit.

"Bosen atuh Mama."

"Ya terus mau ngapain?" Pandangan Jaemin kembali pada televisi, begitupun Logan.

"Ngapain kek... gitu. Masa diem-dieman doang kek musuhan." Jeno cemberut.

"Masih kekenyangan ini."

"Iya sih. Tapi kan harus gerak Yang, biar gak gendut."

Jaemin menegakkan tubuhnya dengan mata yang memicing tajam pada Jeno. "Kamu nyindir aku?!"

"Enggak!" Jawab Jeno cepat. "Siapa yang nyindir kamu?"

"Itu barusan! Bilang gendut-gendut!"

"Emang kamu gendut?" Jeno mencoba menyelamatkan diri.

Jaemin menundukkan wajahnya; melihat perut yang sedikit buncit lalu kembali menatap Jeno seraya menutupi perutnya dengan lengan. "Enggak!"

"Ya berarti enggak dong. Kan aku cuma ngingetin aja, biar kita lebih banyak gerak. Anggep aja olahraga ringan. Biar sehat, ya kan?"

Logan mendongakkan kepalanya, menatap kedua orang tuanya bergantian tanpa mengetahui apa yang di bicarakan orang dewasa itu. Namun ia penasaran, terlebih saat wajah Ibunya yang kelihatannya sedang tidak bagus.

"Hmm." Balas Jaemin masih sebal.

"Ayoklah Yang, ngapain kek biar gak bosen. Kamu gak bosen emang?"

"Ya... bosen sih."

"Nah. Hmm..." Jeno mengerutkan keningnya, berfikir beberapa saat sebelum menjentikkan jarinya. "Main game aja yuk."

"Game?"

"Eh.. game bukan sih?"

"Ya kamu gimana???!"

"Mainan batu gunting kertas itu loh Yang. Ntar yang kalah palanya di getok palu."

"Pala kau ku getok kapak!" Balas Jaemin sengit.

Jeno menahan tawanya kuat-kuat. "Bibirku keseleo dikit Yang. Maksudnya di getok pake botol akua gitu. Gimana? Mau gak?"

Jaemin mengulum bibirnya, memandang wajah menyebalkan Jeno dan Logan yang kembali tidak peduli sambil menimang-nimang usulan suaminya. "Deal deh!" Putusnya.

"Sip!"

Jeno memindahkan tubuh Logan ke atas sofa, lalu beranjak darisana untuk mencari botol plastik kosong. Setelah dapat, ia kembali ke tempatnya dan duduk saling berhadapan dengan istrinya.

Logan kembali bingung; bayi itu memposisikan tubuhnya dengan posisi merangkak. Manik bulat beningnya terfokus pada orang tuanya yang mulai bermain dengan rasa keingintahuan yang tinggi.

"Gunting batu kertas!"



Jeno gunting. Jaemin kertas.



"Aish!" Gerutu Jaemin.

Crazy Relationship [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang