Chapter 10

20.5K 2.1K 67
                                    

Jaemin baru saja turun dari taksi, kaki jenjangnya melangkah masuk ke dalam gedung apartemen Jeno dan berhenti di lantai delapan tepat di depan pintu yang di penuhi stiker. Jemarinya menekan password disisi pintu apartemen lalu mendorong pintu di depannya.

Sampai di ruang tengah Jaemin bisa melihat Hyunjin yang tidur di karpet dan Jisung di atas sofa. Ia menyerit melihat betapa berantakannya ruang itu. Kaleng-kaleng bir kosong, bungkus makanan ringan, dan kulit kacang berserakan. Bau alkohol juga masih menguar cukup kuat, menandakan sang pemilik apartemen dengan teman-temannya telah menghabiskan berliter-liter bir.

Pemuda manis itu mengibaskan tangannya di depan wajah sebelum melangkah menuju kamar sang kekasih. Disana Jaemin menghela nafas melihat Jeno, Mark, dan Bangchan yang tidur acak-acakan di atas ranjang besar. Tiga sahabat itu saling tumpang tindih.

Maklum saja, hari ini hari minggu. Jaemin yakin Jeno dan teman-temannya menghabiskan waktu malam minggu kemarin disini. Mengingat Haechan dan Chenle ikut hangout bersamanya. Ya, Chenle adalah adik kelas kesayangan Haechan sekarang. Mereka berdua seperti spesies yang sama.

Jaemin membawa dirinya ke samping ranjang kemudian membungkuk untuk mendekati wajah kekasihnya.

"Jeno." Bisik Jaemin di telinga Jeno, membuat lelaki berhidung mancung itu terlonjak.

"Jaemin?" Jeno menyipitkan matanya dengan suara serak khas bangun tidurnya.

"Udah pagi tau. Tidur jam berapa semalem?" Jaemin bersidekap setelah menegakkan tubuhnya.

Jeno mengucek matanya, menguap lebar, dan meregangkan tubuhnya sebelum menggeser tubuh Bangchan dengan kakinya. Ia diam beberapa saat untuk mengumpulkan seluruh nyawanya lalu kembali memandang Jaemin tanpa beranjak duduk.

"Jam enam."

Jaemin menaikkan sebelah alisnya, mengangkat tangan kirinya untuk melihat jam tangan yang melingkar disana. "Jadi baru tidur tiga jam?"

Jeno mengangguk, "Tumben lo bangun pagi."

"Buat ngecek pacar gue yang kemarin abis malam minggu sendirian."

"Ngejek gue nih ceritanya?"

"Cuma mastiin aja lo nggak bawa orang lain kesini buat ngewe."

"Yakali." Jeno mendengus, menarik selimut untuk membungkus tubuhnya. "Matiin AC nya dong Yang."

"Lo beneran gak bawa siapa-siapa kan?" Jaemin menatap sanksi tanpa menghiraukan suruhan kekasihnya.

"Kalo maksud lo bawa iblis berarti gue bawa. Nih iblisnya tidur sama gue." Jeno mengendikkan dagunya ke arah Mark dan Bangchan yang masih terlelap. "Sisanya diluar."

Jaemin manggut-manggut, tangannya meraih remote AC dan menekan tombol Off disana. Setelahnya ia berjongkok sisi ranjang Jeno dengan senyumnya yang mulai mengembang.

"Ngapain senyum-senyum?" Jeno memicing curiga, "Ada maunya nih pasti."

"Mau pamer doang sih." Ujar Jaemin, ia mengangkat tas tangan berwarna abu-abu di hadapan Jeno. "Bagus nggak?"

"Lo minta duit ke gue buat beli ini?"

Jaemin mengangguk, "Bagus tau Yang."

Crazy Relationship [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang