Hari libur kali ini Jaemin hanya di rumah. Bermain game, menonton film, bercerita, atau bahkan mencuci mobil dengan Jaehyun di halaman rumah. Ia tak berani keluar rumah untuk menemui Jeno di saat situasi rumahnya masih cukup panas. Terlebih Ibunya yang juga masih mengacuhkannya selama beberapa hari. Beruntung bagi Jaemin, Yoona tak mencoba mengusirnya lagi seperti hari dimana ia mengakui kehamilannya.
Sebenarnya Jeno sudah berulang kali berkata jika ia akan ke rumah Jaemin, karena ia tidak mau orang tua kekasihnya itu berfikir ia pengecut. Namun pemuda manis itu menolaknya, beralasan jika orang tuanya masih dalam perasaan tidak menentu. Ia takut Jeno malah babak belur. Yah, meskipun Jaemin tidak yakin Siwon akan melakukan hal itu pada Jeno. Karena Siwon adalah sosok Ayah yang tegas tanpa main tangan.
Jaemin meminta Jeno untuk menunggu sedikit lagi, hingga Jaemin benar-benar yakin orang tuanya sudah dalam perasaan yang dapat dikontrol. Dan berakhir dengan ia yang hanya bertemu Jeno di sekolah, serta lebih banyak menghabiskan waktu mengobrol berdua melalui panggilan telepon.
"Abang!"
Jaemin tersentak mendengar suara Ibunya, ia segera terbangun dari ranjang Jaehyun yang memang ia tempati sejak beberapa hari yang lalu. Netra cokelatnya membesar saat pintu kamar Jaehyun terbuka; jantungnya berdegup kencang melihat Ibunya muncul dan berdiri di ambang pintu.
"Abang... lagi mandi." Ucap Jaemin takut-takut.
Yoona menatap Jaemin sekilas sebelum mengalihkan pandangannya pada pintu kamar mandi disana sembari menjelajahi kamar putra sulungnya, lalu menutup pintunya kembali tanpa menggubris perkataan Jaemin tadi.
Pemuda manis itu menghela nafas seraya mengelus perutnya; maniknya memancarkan kesedihan. Ia tidak biasa di acuhkan oleh Yoona apalagi sampai tidak dianggap keberadaanya. Rasanya sangat menyakitkan dan menyesakkan dada, ia bahkan mendapatkan mimpi buruk setiap malam. Benar-benar tidak nyaman dan gelisah setiap saat.
Setelah cukup lama berdiam diri, Jaemin memutuskan untuk turun ke lantai bawah. Di ruang tengah sana ia bisa melihat Ibunya yang sibuk menonton televisi; memang kebiasaan Yoona untuk tidak melewatkan satu pun episode drama. Juga Ayahnya yang duduk di samping Yoona sambil menikmati sepiring puding. Ia mendesah, menyadari jika ia hanya dapat memandangi orang tuanya dalam diamnya.
"Na."
Jaemin terkejut saat Jaehyun menepuk pundaknya dari belakang, dan menoleh dengan alis menukiknya. "Ngagetin aja!"
"Elu nya aja yang bengong."
Jaemin memperhatikan Jaehyun yang nampak segar dengan pakaian santainya, juga surai hitamnya yang sedikit basah. "Lama banget mandinya. Kayak cewek."
"Yang penting gue ganteng." Sombong Jaehyun mengusak rambutnya basahnya, membuat percikan air pada wajah Adiknya.
"Basah Jaehyun!" Pekik Jaemin memukul lengan Kakaknya.
Jaehyun hanya tertawa geli dan mengusap lengannya yang sedikit nyeri, pukulan Jaemin lumayan kuat juga. "Lagian lu ngapain sih berdiri di tengah tangga gini?"
"Mau turun lah."
"Ya tinggal turun. Ngapain bengong dulu?"
Jaemin tak menjawab dan hanya melirikkan matanya ke arah ruang tengah. Sedangkan Jaehyun yang mengikuti pandangan Jaemin kini manggut-manggut paham.
"Gabung sama mereka kuy!" Ajak Jaehyun melingkarkan lengannya pada bahu Jaemin.
"Tapi Bang--"
"Udah ayok!"
****
Jaemin baru saja menyelesaikan acara mandinya, dan sekarang ia tampak lebih segar dengan piyama tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Relationship [NOMIN]
FanfictionCOMPLETE✔ [School life] [Romance] [Drama] JENO X JAEMIN "Terakhir kali kita berhubungan lo keluarin dimana?" "Diluar." "Masaa?" "Lo pasti tau kapan gua boong yang." Yah, Jaemin tau Jeno sedikit berbohong. Kekasih kurang ajar, batin Jaemin. WARNING! ...