🌹- 5

2.3K 411 8
                                    

Junkyu sedang mengobrak-abrik isi tasnya. Pasalnya ia tidak menemukan buku catatan yang berisi PR matematikanya. Apalagi Bu Chaerin-guru matematikanya, terkenal sangat ganas di kalangan siswa senior. Kalau sudah berhadapan sama Bu Chaerin bukan hanya telinga yang panas mendengar celotehannya, hukuman yang diberikan juga tidak main-main, bahkan ada yang pernah disuruh menangkap serangga di taman sampai tidak ada lagi yang tersisa. Katanya juga tahun lalu ada yang sampai pingsan karena mengerjakan hukuman dari Bu Chaerin.

Baru saja memikirkannya, guru bernama Lee Chaerin itu sudah menampakkan diri di depan kelas, meminta anak-anak untuk tenang dan duduk di tempat masing-masing. Junkyu pun semakin gelisah sekarang, apalagi ia tidak ingin merusak imejnya karena tidak mengumpulkan tugas.

"Bro, lo kenapa sih?" tanya Yedam, teman sebangkunya yang tampaknya menyadari kegelisahan lelaki itu.

"Buku PR gue gak ada," jawab Junkyu yang masih fokus memeriksa bukunya satu persatu.

"Mampus lo," sialan memang si Yedam, bukannya bantuin malah nakut-nakutin.

"Silahkan ketua kelas kumpul PR kelas ini, kalau ada yang tidak kumpul langsung saja lapor ke saya!" perintah Bu Chaerin dengan tegas membuat nyali Junkyu semakin menciut.

Karena terlalu fokus dengan buku-bukunya yang sudah berserakan di atas meja, Junkyu sampai tidak sadar ada seseorang yang mengetuk pintu kelasnya.

"Permisi, Bu," ucap orang tersebut dengan ragu-ragu.

"Iya, kenapa Chaeyoung?" tanya Bu Chaerin dengan ramah karena memang Chaeyoung murid teladan kalau di pelajarannya.

"Saya boleh bicara sebentar sama Junkyu gak, Bu?" tanya Chaeyoung yang sudah menjadi pusat perhatian di kelas itu. Siapa yang tidak tahu kakel yang satu ini, udah pinter, ramah, baik, cantik, gengnya Jennie dkk, anak OSIS, adeknya Chanyeol pula yang notabenenya adalah cowok incaran para cewek di skolah. Dan jangan lupakan fakta bahwa Chaeyoung adalah mantan Jungkook, salah satu lelaki yang ingin diterkam para cewek yang berhasil kena php oleh lelaki itu, dan faktanya memang susah untuk diakui sebagai pacar official oleh Jungkook.

Setelah mendengar Chaeyoung menyebut nama Junkyu, satu kelas pun langsung ikut menoleh ke arah Junkyu yang sedang sibuk sendiri.

"Oh iya, silahkan. Jangan terlalu lama ya..." ucap Bu Chaerin.

"Woi! Lo dicari tuh!" ucap Yedam sambil menyenggol lengan Junkyu yang masih fokus mengobrak-abrik buku-bukunya.

"Apaansih! Kalo lo gak mau bantu, gak usah ganggu gue!" ucap Junkyu.

"Ye... Sialan nih anak! Makanya liat depan dulu lo, ada kakel nyariin tuh!" ucap Yedam.

"Nih, dari Jisoo." ucap Chaeyoung yang sudah berdiri di samping meja Junkyu sambil menyodorkan sebuah buku catatan di tangannya. Junkyu yang baru sadar akan kehadian Chaeyoung hanya menatap gadis yang sudah berdiri di hadapannya itu.

Takut ditolak seperti kemarin saat di perpustakaan, Chaeyoung pun langsung menaruh buku tersebut di atas meja Junkyu sebelum lelaki itu mengeluarkan suara, "Jisoo yang nyuruh." ucap Chaeyoung sebelum berbalik dan keluar dari kelas itu.

"Makasih, Bu." ucap Chaeyoung pada Bu Chaerin sebelum benar-benar keluar.

"Woi! Lo kenapa sih?!" tanya Yedam yang sedari tadi hanya melihat temannya diam menatap buku catatan yang diberikan Chaeyoung. Buku tersebut adalah milik Junkyu, buku PR matematikanya. Junkyu baru sadar, sepertinya tadi pagi Jisoo tidak sengaja membawa bukunya. Dan berkat Chaeyoung, nyawanya terselamatkan.

"Gak, gue gak papa."

"Tapi gue heran deh, kok bisa sih seorang Park Chaeyoung mau nganterin buku lo. Iya gue tau sih dia temenan sama kakak lo, tapi kan kak Chaeyoung tuh orangnya sibuk, sibuk ngeladenin cowok-cowok mata keranjang yang ngincerin dia." ucap Yedam yang tidak bisa berhenti mengoceh di samping Junkyu dan tidak digubris juga oleh lelaki itu.

***

Hari ini Chaeyoung pulang terlambat dari sekolah karena ia harus mengurus segala keperluan untuk pengurus OSIS yang baru sebelum rapat pertama diadakan. Ya, para pengurus OSIS yang baru telah diumumkan, dan seperti dugaan orang-orang Jaehyun Chaeyoung berhasil mendapat suara terbanyak sehingga mereka resmi menjadi ketos dan waketos yang baru.

Chanyeol sudah menunggu adiknya itu di parkiran sekolah dari tadi, tepatnya ia sudah duduk manis di dalam mobilnya. Chaeyoung juga tahu kalau kakaknya ada di parkiran, tetapi langkahnya harus terhenti di depan lobi sekolah yang sudah sepi.

Chaeyoung menatap hujan deras yang turun tidak jauh di depannya. Bagaimana caranya ia jalan ke parkiran jika hujan yang turun sangat deras, ia bahkan takut untuk menerobos hujan itu. Setelah berpikir cukup lama, Chaeyoung pun memutuskan untuk menerobos hujan saja. Gadis itu pun mulai melangkah ragu-ragu mendekat ke arah turunnya air hujan tersebut.

Hanya tersisa satu langkah lagi untuk Chaeyoung menjadi basah kuyup. Dan tepat saat ia ingin melangkah, sebuah payung yang terbuka mendarat di bahunya yang membuat gadis itu tidak jadi mengambil langkah maju. Ia menoleh ke sampingnya dan mendapati seorang lelaki tinggi yang memakai hoodie hitam.

"Jangan salah paham. Gue cuma gak suka berhutang budi sama orang lain." hanya itu perkataan yang keluar dari mulut lelaki tinggi itu sebelum menaikkan penutup kepala hoodie-nya dan berlari menerobos derasnya hujan. Lelaki itu tidak menunggu Chaeyoung untuk bersuara, ia pun tidak mengharapkan gadis itu untuk mengucapkan terima kasih. Bahkan ia tidak menoleh sedikitpun ke arah Chaeyoung saat berbicara tadi. Alhasil Chaeyoung pun hanya menatap punggung lelaki itu yang berlari semakin jauh.

"Lo kenapa main hujan-hujanan? Payung yang tadi gue kasi mana?" tanya Jisoo yang melihat adiknya masuk ke dalam mobil dalam keadaan basah kuyup. Jisoo memang dari tadi ada di dalam mobil di parkiran sekolah, menunggu Junkyu yang tadi katanya ingin mengambil buku yang tertinggal di lokernya.

"Udah gue kasi ke orang." jawab Junkyu sambil melepas hoodie-nya lalu mengibas-ngibaskan seragamnya yang ikut basah.

"Hah?" tanya Jisoo sekali lagi karena tidak mengerti ucapan Junkyu.

"Halah lo kayak gak tau aja, Jis." timbrung Suho, "Adek gue udah gede. Kira-kira siapa tuh cewek beruntung yang dapetin payung dari adek gue," canda Suho.

"Lo ngasih payung gue ke cewek? Siapa?" kepo Jisoo.

"Bukan siapa-siapa kok. Kasihan aja tadi liatnya," jawab Junkyu seadanya.

"Yah... Terus besok-besok gue pake payung apa?" tanya Jisoo.

"Lo kayak cuma punya satu payung aja," cibir Suho.

"Tau ah!" ucap Jisoo, "Tapi harusnya lo gak usah sampai basah-basahan kayak gini juga, mana hujannya deras lagi. Ntar kalo lo sakit gue juga yang dimarahin," celoteh Jisoo.

"Elu mah kayak emak-emak yang lagi marahin anaknya main hujan," cibir Suho yang tidak berhenti membuat adiknya kesal.

"Anjir."

"Ngomong kasar lo ya, gue aduin nyokap biar tau rasa lo." ucap Suho.

"Kayak lo gak aja," balas Jisoo dengan jutek.

"Oh iya kak, lo ngapain sih nyuruh temen lo nganterin buku gue?" tanya Junkyu pada Jisoo.

"Oh itu, tadi gue ngeliat ada buku lo di meja gue. Awalnya sih gue yang mau ngasih ke elo tapi tadi gue lagi sibuk ngerjain tugas. Kebetulan si Chaeyoung udah selesai ngerjain tugasnya, jadinya gue nyuruh dia aja yang ngasih ke elo." jelas Jisoo.

"Oh."

"Emangnya kenapa?" tanya Jisoo.

"Gak, gak pa-pa."

Tiba-tiba Junkyu teringat kembali perlakuannya barusan kepada teman kakaknya itu.

Padahal gue yang nyuruh jangan sok kenal, tapi gue malah pake acara sok-sokan ngasih payung. Batin Junkyu.

***

First TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang