🐨 - 30

1.6K 288 12
                                    

Chapter ini gue beri judul mawar, sekian.

***

"Misi Pak, mau nganter bunga." ucap Chaeyoung setelah masuk ke dalam kelas terakhir yang akan ia antar pesanan bunga, coklat, dan cookies-nya. Dan itu adalah kelasnya sendiri.

Setelah istirahat kedua tadi, anak OSIS langsung mengedarkan bunga, coklat, dan cookies yang sudah dipesan ke segala penjuru sekolah. Dan Chaeyoung mendapat bagian untuk mengantar ke sebagian anak kelas sebelas bersama Jaehyun. Dan kebetulan sekali ia yang mengantar ke kelasnya sendiri. 

"Iya, silahkan." ucap Pak Daesung mempersilahkan Chaeyoung dan Jaehyun yang berdiri di belakangnya dengan sebuah dos besar yang ada di tangannya. 

"Lah kok pas banget pasangan valentine yang bawain pesanannya." celetuk Bambam dari belakang kelas saat melihat Chaeyoung dan Jaehyun. Omong-omong, Bambam juga telah menyelesaikan tugas mengantarnya tadi. 

Mendengar celetukan Bambam. Chaeyoung cuma muter bola mata doang, kalau Jaehyun ketawa-ketawa doang.

"Diem lu, Bam!" malahan Jisoo yang marahin Bambam. Karena bagaimanapun ia masih tetap mendukung adiknya. Omong-omong, Jisoo juga sudah selesai melakukan pekerjaan mengantarnya sama Bambam tadi.

Chaeyoung berdiri di depan kelas, dan Jaehyun menaruh dos besar berisi pesanan itu di atas meja kosong dekat situ. "Yang namanya gue sebut, ntar langsung aja ngambil coklat atau bunganya di dos itu ya. Liat namanya baik-baik biar gak ketuker." ucap Chaeyoung.

Chaeyoung mulai membaca nama-nama yang ada dikertasnya, "Jennie, Jisoo, Taehyung, Bambam. Udah itu doang." ucap Chaeyoung lalu melipat kembali kertas di tangannya itu. 

"Lah kok gue gak ada?!" protes Lisa.

"Mana gue tau." balas Chaeyoung. 

"Udah deh Lis, terima nasib aja lo." sahut Bambam dari belakang lagi.

"Udah ya. Makasih, Pak." ucap Chaeyoung pada Pak Daesung sebelum keluar dari kelasnya itu. 

"Makasih, Pak." Jaehyun mengikuti Chaeyoung yang sudah keluar duluan.

Jaehyun menyamakan langkahnya dengan Chaeyoung saat mereka sudah berjalan di koridor berdua. Tujuan mereka sekarang adalah ruang OSIS. 

"Pasti bunga-bunga plus coklat-coklat lo udah numpuk nih di ruang OSIS." Jaehyun membuka suara.

"Apaan sih lo, sotoy. Yang ada tuh coklat-coklat dari penggemar lo tuh yang udah numpuk di sana." balas Chaeyoung. Jaehyun tertawa-tertawa saja mendengar ucapan Chaeyoung. 

Saat mereka sudah sampai di depan ruang OSIS, mereka langsung masuk ke dalamnya dan mendapati Jihyo, Jimin, dan Dahyun yang memang ada di dalam ruang OSIS. 

"Lama banget lo berdua, nih bunga-bunga kalian udah nungguin dari tadi." ucap Jimin saat melihat Chaeyoung dan Jaehyun yang baru masuk.

Chaeyoung melirik sebentar ke arah bunga yang berjejeran di salah satu meja di situ. Ia sudah tahu bahwa bunga itu miliknya, karena kemarin dia sendiri yang menulis namanya di atas kartu ucapan yang ada di bunga itu. Tetapi meskipun begitu, ia tetap tidak tahu siapa pemberinya, sama seperti tahun lalu. 

"Eh Chaeng, sini deh. Kok yang ini bunganya beda sendiri? Perasaan kemarin kan bunganya pink semua." Dahyun menunjuk salah satu buket bunga yang diberi kepada Chaeyoung. Karena penasaran, Chaeyoung pun mendekat ke arah Dahyun. Ia mendapati sebuket mawar merah yang dibungkus berwarna hitam, keliatan elegan.

 Ia mendapati sebuket mawar merah yang dibungkus berwarna hitam, keliatan elegan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lah, kok bisa? Perasaan kemarin udah gue cek bunganya pink semua." ucap Chaeyoung.

"Mana, mana?! Gue mau liat." Jimin langsung menggeser Dahyun.

"Wah, fix nih. Kalo kayak gini, udah pasti kerjaan orang dalam." ucap Jimin lagi.

"Tapi gue suka sih yang kayak gini, berani beda. Gak kayak yang laen." timbrung Jihyo.

"Omg Ji, plis deh. Ini bukan buat lo." cibir Jimin.

"Bangsat."

Chaeyoung tidak menghiraukan ucapan Jimin dan Jihyo, ia hanya menatap bingung ke arah sebuket mawar itu. Sementara itu, Jaehyun dari tadi sudah memperhatikan Chaeyoung dari seberang sana sambil senyum-senyum sendiri. 

***

"Pokoknya gue masih gak terima! Kok bisa sih gue gak dapet satu bunga pun?! Lo gak salah nih Chaeng? Bunga gue gak kebawa ke kelas sebelah?" Lisa sudah mengoceh dari tadi di samping Chaeyoung. Bahkan sampai pulang sekolah ini, saat mereka berempat sedang berjalan menuju loker, mulut Lisa masih belum berhenti mengoceh. 

"Enggak, Lis. Udah gue cek semua." ucap Chaeyoung yang sudah berhenti di depan pintu lokernya.

"Masa gue doang yang gak dapet bunga hari ini? Berasa jones amat gue." 

Chaeyoung, Jennie, dan Jisoo langsung ngakak saat mendengar ucapan Lisa.

"Yaudah ntar gue beliin deh." ucap Chaeyoung yang sudah berhenti tertawa.

"Gak usah. Lo kenapa gak dari kemarin sih beliin gue? Sama aja boong kalo baru mau beli sekarang." balas Lisa pura-pura nagmbek.

Chaeyoung kembali tertawa sambil membuka pintu lokernya. Tetapi ekspresinya langsung berubah saat mendapati sesuatu yang tak seharusnya ada di dalam lokernya. Ia mengerutkan keningnya saat mendapati sebuket mawar putih yang sudah bersender dengan manis di samping buku-buku pelajarannya.

 Ia mengerutkan keningnya saat mendapati sebuket mawar putih yang sudah bersender dengan manis di samping buku-buku pelajarannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Chaeyoung mendapati sebuah kartu yang terselip di antara bunga-bunga mawar putih itu. Tangannya spontan mengambil kartu itu untuk mengecek siapa yang menaruh buket mawar itu di lokernya. Chaeyoung menatap beberapa baris tulisan di kartu itu dengan ekspresi tidak percaya. Ia membaca ulang nama sang pemberi yang tertera di bagian bawah, masih tidak percaya. 

"Dih, siapa tuh yang ngasih mawar putih? Ngajak nikah tuh orang?" celetuk Jennie saat tidak sengaja melihat ke arah loker Chaeyoung. 

Chaeyoung yang mendengar ucapan Jennie langsung buru-buru menyembunyikan kartu yang sedang ia pegang. 

"Siapa yang dikasi mawar putih?" timbrung Jisoo.

"Itu si Chaeyoung." jawab Jennie.

"Lo dikasi mawar putih?! Dari siapa? Sini gue cek. Berani-beraninya tuh orang ngajak nikah padahal masih SMA!" Lisa dengan heboh langsung mendekat ke loker Chaeyoung.

"Eh! Gak usah! Biarin aja. Palingan iseng doang." ucap Chaeyoung.

"Iya juga sih, kan penggemar lo banyak. Mungkin tuh orang ngasih mawar putih biar lo notis aja kali ya?" ucap Lisa sambil manggut-manggut mendengar teori yang ia buat sendiri.

Chaeyoung mengambil buket mawar putih itu lalu menutup kembali lokernya, "Eh gais, gue duluan ya. Buru-buru." 

Sebelum teman-temannya itu mengeluarkan suara, Chaeyoung sudah kabur dari situ. Ia berjalan cepat-cepat, ingin mencari sang pemberi mawar putih. Lebih tepatnya ingin mendengar penjelasan atas apa yang barusan ia baca. 

***

Hayoo... Di sini ada yg bisa nebak gak siapa yg ngasih mawar putih dan mawar merah?

First TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang