Part empatpuluh lima (revisi)

31.7K 1.9K 120
                                    

FOLLOW SEBELUM MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

Ayo dong jangan jadi siders, hargai penulis dengan mengklik bintang d pojok kiri bawah. Gratis kok.

Happy reading
Jangan siders, okey guys

***

3 bulan berlalu, dan kandungan Alice sudah memasuki bulan ke 4. Dia sudah tak masuk sekolah sejak 2 minggu lalu dan akan memulai homeschooling 1 minggu lagi. Sempat terbesit dalam pikirannya untuk tetap bersekolah, namun mustahil rasanya mengingat keadaannya sekarang dan perutnya yang sudah sangat terlihat.

Dia masih ingat 2 minggu terakhir sekolah setiap harinya selalu menggunakan switer milik Ayres yang jika di pakai akan terlihat sangat besar di badannya, dan switer itulah yang menutupi perut buncitnya. Untungnya para guru tak mempermasalahkan siswa nya mengenakan switer atau tidak. Selama siswa nya mengikuti pelajaran dengan baik, yah tidak masalah.

Saat kandungannya memasuki usia 3 bulan, Alice sangat gampang merasa lelah. Walau hanya duduk saja dia sudah merasakan sakit di bagian punggungnya.
Seperti sekarang, Alice baru duduk 30 menit di sofa sudut café milik Ayres dan dia sudah merasa lelah. Melirik sebentar pada lelaki di hadapannya yang terlihat sibuk dengan pena dan kertas. Dalam hati merutuki diri sendiri yang dengan entengnya menyetujui Ayres untuk menggantikannya meeting dengan Mas Radi.

Jadi ceritanya café milik Ayres akan menyewa penyanyi band yang akan manggung setiap sabtu malam. Hari ini rencananya orang yang akan mengisi acara akan datang untuk menandatangani kontrak kerja sama.

Karena Ayres tidak dapat datang karena ada kuis d sekolah, jadilah Alice yang menggantikan. Dan sekarang dia sudah duduk selama 30 menit karna orang yang bersangkutan belum datang.

“Mas, masih lama gak orangnya?” tanya Alice kesal pada manager café suaminya ini.

“Bentar lagi, Al. Udah deket ini katanya” jawab Mas Radi setelah melihat ponselnya kemudian mencatat sesuatu pada kertas didepannya.

Alice lagi-lagi menghela nafas lelah, karna sungguh dia butuh rebahan sekarang.

Beberapa menit kemudian dua orang lelaki berbadan tegap dan tinggi datang menghampiri meja Alice. Karna Alice duduk menghadap ke arah pintu masuk dia jadi bisa melihat wajah orang itu, dan ternyata mengenal salah satu diantara mereka berdua.

“Loh, Vino”

“Alice? Wah, jangan bilang ini café lo?” tanya Vino sedikit menebak sambil bersalaman dengan Alice.

“Lebih tepatnya ini café suami gue. Alice” balasnya sambil berjabat tangan dengan lelaki lain yang datang bersama Vino. Sesaat Vino tertegun mendengar ucapan Alice barusan, namun segera dia menetralkan kembali wajahnya. Dia akan mencari tahu nanti.

“Julio” Ujar lelaki yang terlihat rapi dengan kemeja hitam dan jeans panjang itu. “Maaf kami datang terlambat, ada sedikit hambatan tadi” lanjutnya sambil duduk di hadapan Alice dan mas Radi yang sudah berpindah tempat ke samping Alice.

“Oh, its okey. Jadi bisa kita mulai sekarang” ucap mas Radi mengingat Alice sudah kelelahan.

Sure” tukas Julio kemudian mulai membicarakan hal yang penting dengan Mas Radi, sedang Alice hanya menyaut seperlunya.

Sedari awal meeting sampai akhir Alice hanya memperhatikan dan menyimak pembicaraan antara Mas Radi dengan Julio dan Vino. Sesekali dia juga ikut menimpali dan memberi saran. Dan hasil yang di dapatkan adalah band yang ternyata di pimpin oleh Julio dan beranggotakan 4 orang termasuk Vino akan mengisi hiburan setiap selasa, kamis, dan sabtu malam.

Segala hal seperti perlengkapan band akan menggunakan alat yang memang sudah ada di café ini sejak lama jadi mereka tinggal menggunakan. Lagipula alat-alat yang terdiri dari 2 gitar, 1 bass, keyboard dan drum masih bagus dan layak d gunakan, jadi mereka hanya perlu mempersiapkan lagu ingin mereka bawakan.

“Trima kasih atas kerja samanya Mas Radi, Mba Alice” ujar Julio sambil berjabat tangan sebagai bentuk formalitas di susul Vino melakukan hal yang sama.

“Sama-sama Mas Julio, senang bekerja sama dengan anda” timpal Mas Radi sedang Alice hanya tersenyum ramah. Karna sesungguhnya perutnya sangat membutuhkan asupan sekarang.

“Mau makan atau chill dulu di sini? Kebetulan Ayres sedang dalam perjalanan ke sini. Baru jam pulang sekolah” tawar Alice basa basi.

“Oh, boleh. Kebetulan gue lapar, belum makan siang juga” ucap Vino langsung, tentu saja ucapannya ada maksud tertentu.

“Mas Julio bagaimana?”

“Gue kayaknya gak bisa bergabung, ada urusan lain di luar” balas Julio merasa tak enak.

“Trus lo naik apa pulangnya? Kan lo nebeng gue tadi” ujar Vino

“Gampang itu, banyak taxi online”

“Yakin lo? Atau mau gue anterin dulu?”

“No, thanks Bro. Just enjoy you time. Gue udah pesen taxi dan sekarang taxinya udah ada di depan”

“Okey, hati-hati kalau gitu”

“Sip, gue duluan. Mba Alice, Mas Radi saya pamit duluan. Trima kasih waktunya” kemudian Julio beranjak dari sana setelah mendapat jawaban dari kedua orang tersebut.

“Gue balik juga kalau gitu Al. Hasil meetingnya ntar malam gue hubungin Ayres langsung. Cewek gue minta di jemput soalnya, entar gue di amuk kalau telat lagi” ujar Mas Radi sambil memakai tas ransel nya.

“Yah mas, gak nunggu Ayres dulu?” tanya Alice karna sebenarnya dia tidak nyaman di tinggal berdua dengan Vino.

“Sorry, gue gak bisa. Lo tau cewek gimana garangnya kan Al” yah Alice sangat tau bagaimana sikap pacar Mas Radi setelah berkali-kali bertemu dan selama mereka bertemu selalu saja pacar mas Radi itu marah-marah pada Mas Radi. Terkadang dia kasian melihat Radi. Tapi apa mau di kata, jatuh cinta kadang membuat orang menjadi bodoh. You know what I mean, right?

“Yaudah, salam sama pacar lo mas. Bilangin jangan marah-marah mulu, entar cepet tua” ujar Alice sambil terkekeh.

“Okey, gue duluan yah. Tuh Ayres juga udah dateng” ucapnya sambil menunjuk Ayres dengan dagu kemudian berlalu dari sana setelah berpamitan dengan Vino.
Seperti ucapan Mas Radi, Alice dapat melihat Ayres berjalan ke arahnya di ikutin oleh… para kucrutnya. Ada para sahabatnya termasuk Clara di sana.

“Hai sayang” sapanya langsung mengecup kening serta mengusap perut buncit Alice “Hallo anak Papa” lanjutnya, dan semua itu tak lepas dari pandangan Vino.

Vino baru sadar jika Alice tengah hamil, karena Alice yang menggunakan drees panjang hingga d bawah lutut dan sedari tadi Alice dalam posisi duduk jadi dia tidak menyadari itu. Seketika ada rasa tak tega menyelinap dalam hatinya mengingat rencana yang telah di susunnya beberapa minggu kemarin.

Menghela nafas, Vino mencoba menetralkan emosinya apalagi teman-teman Alice sudah bergabung dan menyatukan 2 meja agar mereka bisa berkumpul dengan dirinya berada di antara anak muda tersebut.

Beberapa menit kemudian, Vino pamit undur diri karna merasa bukan lingkupnya dan mereka semua mengiyakan tanpa memaksa Vino untuk tetap tinggal. Ayres dkk hanya memberikan tatapan datar karna tau siapa Vino, sedangkan Alice dkk membalas dengan ramah karna selain sebagai bentuk sopan santun, mereka juga terkesima dengan tampang Asia milik cowok itu.

***

SEE YOU NEXT PART🖤

AL & AY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang