FOLLOW SEBELUM MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENT
Don't be siders
Happy reading***
“Ha?” Ayres terdiam mendengar perkataan Bu Anis yang mengatakan istrinya tengah mengandung.
What? Hamil? Secepat ini?
Entah apa yang harus dirasakannya. Senang? Sudah pasti. Tapi kenapa harus secepat ini. Jujur dia masih belum siap menjadi seorang ayah. Dia masih belum siap mendidik anaknya kelak di saat dirinya sendiri pun masih butuh didikan dari orang tuanya.
Dan sekarang dia berpikir apa yang akan dikatakan Alice nanti saat mengetahui dirinya tengah hamil. Apakah wanita itu bisa menerimanya. Dia telah sadar apa yang telah dilakukannya telah menghancurkan masa depan istrinya. Pasti istrinya akan kecewa karna masa depannya akan terhambat dengan hadirnya anak mereka.
Dia masih ingat percakapan mereka beberapa bulan lalu. Alice mengatakan jika wanita itu ingin sekali kuliah jurusan psikologi di Universitas Indonesia. Tapi sekarang, dia malah menghancurkan impian istrinya. Apa yang harus dilakukannya? Tidak mungkin mengugurkan mahkluk tak berdosa itu. Dia tak akan sanggup.
Setelah berpamitan dengan Bu Anis Ayres keluar dan melihat istrinya sudah sadar dan tengah duduk bersandar di sofa dengan Nesya dan Oliv yang duduk di sampingnya. Sepertinya upacara sudah selesai.
Hati Ayres terasa teriris melihat wajah pucat istrinya. Menghela nafas pelan Ayres melangkah kemudian jongkok di depan istrinya.
“Ayres..” panggil Alice pelan, suaranya serak membuat lagi-lagi Ayres meringis.
“Udah enakan?” tanya pelan mengusap bibir pucat Alice.
“Gak enak perutnya” keluh Alice.
“Kerumah sakit aj yuk” ajak Ayres, dia khawatir melihat istrinya yang lemah seperti ini.
Alice hanya mengangguk, dia tak kuat jika harus berbicara dikondisinya yang seperti ini. Ayres kemudian menggendong Alice membawa istrinya ke parkiran setelah meminta tolong pada Nesya dan Oliv untuk meminta izin pada guru piket.
***
Ayres kini tengah berbicara dengan dokter kandungan yang menangani Alice, saat diperjalan tadi Alice kembali pingsan sehingga Ayres langsung membawanya ke dokter kandungan.
“Jadi usianya udah 1 minggu dok?” tanya Ayres pada dokter wanita ber nametag Sarah tersebut.
“Betul. Usianya masih rentan, tolong diperhatikan pola makan pacarnya yah mas”
“Sebenarnya kami sudah menikah dok, baru 8 bulan sih” ucap Ayres memberi penjelasan, dia tak ingin ada salah paham disini.
“Oh, syukurlah. Saya pikir kalian melakukannya diluar nikah”
“Gak dok. Kami menikah karna pesan terakhir almarhum Ayah mertua saya yang ingin melihat anak gadisnya menikah sebelum beliau meninggal dunia”
“Yasudah kalau begitu. Di jaga dengan baik yah istrinya mas”
“Baik dok. Saya permisi kalau gitu”
KAMU SEDANG MEMBACA
AL & AY (END)
Novela Juvenil17++ Alice & Ayres Menikah karna keinginan terakhir dari Ayah Alice. Menikah di usia yang bahkan belum bisa memiliki KTP namun harus menjalani kehidupan rumah tangga. Mau tau ceritanya, Just read this story FOLLOW TERLEBIH DAHULU. JANGAN LUPA VOTE...