Part empatpuluh empat (revisi)

32.5K 1.7K 191
                                    

FOLLOW SEBELUM MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

Maafkan typo

***

Suara erangan dan desahan saling bersahutan dalam ruangan bernuansa hitam putih ini. Nampak seorang pria masih terus memompa seorang wanita di bawahnya. Sesekali sang wanita berteriak meminta berhenti namun spertinya sang pria sengaja menulikan telinga dan terus memompa hingga mencapai klimaks. Hingga beberapa menit kemudian dengan sekali hentakan cairan putih kental itu di semburkan dalam rahim wanita yang sudah terengah di bawahnya.

Thankyou sister

Setelah di rasa cukup lelaki berwajah asia itu melepaskan penyatuan mereka dan turun dari ranjang tanpa melirik lagi pada wanita yang telah digauli tersebut. Melangkah dengan santai menuju lemari 4 pintu dan mengambil setelan rumahan kemudian berjalan menuju kamar mandi dengan kondisi masih bertelanjang bulat.

Sedangkan wanita itu masih terbaling lemas di ranjang setelah hampir 2 jam di masuki. Setelah dapat mengatur nafasnya hingga teratur, perlahan dia beranjak memungut piyama nya yang tergeletak berantakan di lantai.

Setelah memakai piyama nya kembali, ia segera melangkah menuju pintu agar dapat segera keluar dari kamar ini. Namun belum sempat tangannya menyentuh kenop pintu suara bariton di belakangnya membuatnya menghela nafas panjang. ‘apa lagi ini’

“Sini dulu” perintah pria itu sambil berjalan menuju nakas mengambil ponselnya.

Tak ingin mencari masalah, wanita itu melangkah kemudian duduk di tepi ranjang dengan pria itu duduk di kursi meja rias tepat di depannya.

Pria itu terlihat mengutak atik ponselnya setelahnya menyodorkan benda persegi pada wanita itu. Wanita dengan surai hitam itu mengambilnya dan melihat seorang gadis dengan rambut pirang yang sangat dikenalnya.

“Dari mana lo kenal dia?” tanyanya pada pria di depannya

“Lo gak perlu tau. Yang pasti gue mau cewek itu jadi milik gue” ujar pria itu.

Menoleh cepat, wanita itu dapat melihat senyuman miring dari pria yang sudah lama dikenalnya ini. Beberapa saat kemudian dia ikut tersenyum miring saat sebuah ide terlintas di otaknya.

“want to cooperate with me?”

***

Beberapa hari setelah Ayres meminta maaf sambil menangis dan berakhir keduanya berhubungan suami istri, hubungan pasutri ini makin mesra dan Ayres juga sudah tidak terlalu dekat dengan Clara walau hanya bertatap muka saja. Alice cukup bersyukur akan hal itu, setidaknya beberapa hari belakangan ini dia tidak akan makan hati.


Hari ini Ayres dan Alice akan melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Jam sudah menunjukkan pukul 15.30 dan praktek bidan yang akan mereka datangi tutup pukul 16.00. Untungnya mereka berdua sudah memiliki janji dengan dokter yang bersangkutan.
Setelah menempuh perjalanan selama 20 menit akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Setelah melakukan registrasi di resepsionis sekarang giliran mereka yang masuk dalam ruangan pemeriksaan.

“Selamat sore, Dok” sapa Alice ramah setelah duduk di depan dokter yang terlihat masih muda tersebut.

“Sore, Kak” Kali ini Ayres yang menyapa dan dia dapat melihat wajah bingung istrinya. “Dia ini Dokter Hilda, kakaknya Hidar. Kak, ini Alice.. Istri aku” ucapnya memperkenalkan kedua orang itu.

AL & AY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang