Part duapuluh lima (revisi)

40.8K 1.8K 61
                                    

FOLLOW SEBELUM MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

HAPPY READING🖤

***

Ayres menggenggam tangan istrinya lalu mengajaknya ke ruang keluarga. Mereka duduk bersebelahan di sofa. Beberapa saat mereka berdua terdiam yang terdengar hanya suara AC dan deru nafas masing-masing.

"Ekhm, gue bingung mau jelasin darimana Al. Lo tanya aja apa yang pengen lo tau. Bakal gue jawab dengan jujur tanpa gue tutupin"

Alice menghela nafas pelan sebelum berucap "Kemarin di hotel sehabis acara, lo sama Cintya pelukan"

"Haa cewek gila itu yah, dia kayaknya modus sih. Lo tau kan dia suka sama gue" Alice hanya menganggukkan kepalanya.

"Waktu itu gue mainin Hp sambil nungguin lo dari toliet, gak tau aja gue dia tiba-tiba muncul di depan gue dengan posisi yang hampir jatuh. Reflek aja gue nangkep dia, trus tangannya malah nyangkut di leher gue. Asli sih gue gak ada niat buat peluk or anything. Itu cuma gerak reflek aja gue nangkep dia. Udah itu gue lepasin gak ada acara terpesona-terpesona segala kayak di novel-novel fiksi. Setelah itu lo datang and then lo malah ninggalin gue berdua sama dia yang malah kegenitan minta di anterin segala" jelas Ayres panjang lebar dan mencibir Cintya di akhir.

"Udah. Itu penjelasan gue tentang kejadian malam itu. Percaya kan sama gue Al" ujarnya menggenggam tangan Alice.

Alice menatap dalam mata suaminya mencari kebohongan namun nihil. Dia melihat kejujuran disana. Ah kalau dipikir memang Cintya yang terlihat gencar mencari perhatian Ayres dan cowok itu tak pernah merespon balik malah terlihat risih dan terganggu dengan adanya Cintya si penganggu itu.

Kalau untuk urusan Cintya sepertinya Alice memang tidak perduli karna dia tau bagaimana cewek centil itu pada suaminya. Toh Ayres juga gak pernah merespon cewek genit itu. Perlahan Alice menganggukkan kepalanya.

"Gue percaya. Tapi inget! Kalau dia kecentilan sama lo lagi, bilang ke gue. Biar gue yang kasi dia pelajaran" Ayres mengembangkan senyumnya. Bahagia rasanya Alice percaya perkataannya.

Satu masalah lagi.

"Trus lo sama Clara gimana?" Tanya Alice melepaskan tangannya yang sedari tadi digenggam oleh Ayres.

"Ah itu. Panjang banget kalau mau gue jelasin. Yang jelas gue mau bilang supaya lo gak usah naro curiga ke dia. Gue, Dika, Hidar dan Bilal tuh sayang banget sama dia. Terlepas dari amanat Rian yang minta gue buat jagain Clara. Hidupnya selama ini rumit Al. Dia punya abang tiri yang selalu nyiksa dia, dan slalu berlaku semena-mena sama dia. Kita berempat udah anggap Clara kayak adek kecil kita. Gak ada rasa lebih atau apapun, yah walaupun akhirnya Clara yang punya prasaan ke salah satu antara kita. Ke gue lebih tepatnya" Ayres menjeda ucapannya lebih dahulu. Sepertinya lelah ngomong panjang lebar.

"Ambilin minum dong Al, seret ini cerita gue masih panjang" Alice memutar bola mata malas kemudian berdiri melangkah menuju dapur mengambilkan minum untuk suaminya.

Ayres menerima air minum dingin yang di sodorkan Alice. "Gih, lanjutin" suruh Alice "Terus hubungan sama lo brangkat bareng sama dia tadi pagi apaan?" Lanjutnya. Ayres meminum segelas air dingin yang di berikan Alice sampai habis

"Tadi pagi itu, sebenarnya gue gak tau knapa dia minta jemput. Awalnya gue mau ngajak lo juga bareng biar gak salah paham. Eh lo malah jalan duluan"

"Yah abis gue sebel sama lo. Gak ngomong dulu ke gue langsung iyain aja orang minta nebeng. Hargain gue dong sebagai istri. Sebelum nge iyain tuh izin dulu bambang" kesal Alice hingga tanpa sadar suaranya meninggi.

AL & AY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang