Part empatpuluh sembilan (revisi)

35.5K 1.9K 529
                                    

FOLLOW SEBELUM MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

Miss me?

Or

Miss AlAy?

Happy reading

***

Angin sejuk menerpa wajah polos tanpa make up milik Alice. Angin dengan lembut mengibaskan rambutnya yang terurai. Sinar matahari yang sudah tak terlalu terik pun menerpa wajahya. Langit sore ini sangat indah membuat Alice sangat betah berdiam di taman rumah sakit tempatnya di rawat.

Seminggu sudah setelah Alice sadar ia sudah lebih baik sekarang. Rencananya besok pagi dia sudah bisa pulang kembali ke rumahnya.

Sebenarnya dia sudah sangat bosan berlama-lama di rumah sakit namun Mommy nya bersikuku agar Alice tetap di rawat hingga keadaannya benar-benar pulih. Jadilah dia hanya bisa patuh dan menurut apa kata Mommy nya itu.

Perihal kepergian anaknya, dia sudah ikhlas. Sangat ikhlas. Pernah malam itu dia bermimpi, dia melihat ayah dan bundanya yang sedang piknik di sebuah taman yang indah, yang isinya hanya mereka berdua. Namun beberapa menit kemudian datang seorang anak kecil yang memiliki wajah mirip dengan suaminya berlari ke arah ayahnya sambil berteriak “Kakek.. Aku tadi melihat kelinci di sana”.

Seketika senyum Alice terbit mengingat mimpi indah itu. Anak nya sudah bahagia di sana bersama kakek dan neneknya. Alm anaknya seorang jagoan yang wajahnya sangat mirip dengan suaminya.

Drrtt.. drrtt..

Getaran hp di tangannya membuyarkan ingatan Alice tentang mimpinya malam itu.

“Ayres” Gumamnya kecil saat melihat nama pemanggil. Di gesernya tombol hijau lalu mendekatkan ponselnya di telinga.

Hallo, Alice. Kamu dimana?

“Di taman, Ay”

Astaga, aku cari-cariin dari tadi. Kirain kamu di culik tante-tante” Alice tertawa kecil mendengar itu.

“Kok tante-tante sih, kenapa gak om-om aja, Ay”

Heh! Sembarangan aja kalau ngomong. Kamu jangan kemana-kemana, aku kesana” sahut Ayres, Alice dapat mendengar suara langkah kaki yang berarti suaminya sudah berjalan menuju kemari.

“Hm. Iyaa”

Tutt.. Tutt.. Tutt

Mematikan telpon Alice menoleh saat mendengar suara tawa di sampingnya. Di lihatnya keluarga kecil yang tampak bahagia disana dengan anak mereka yang mengenakan baju pasien yang sama seperti Alice dan kedua orang tuanya yang berada di sisinya.

Kapan aku bisa seperti itu dengan keluargaku

***

“Ayres”

Lelaki yang baru saja menyimpan ponselnya dalam kantung celana itu menoleh saat namanya di panggil oleh gadis yang saat ini tengah berjalan mendekatinya. Di tatapinya gadis yang tinggi badannya hanya sedagu nya.

AL & AY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang