Part empatpuluh delapan (revisi)

31K 1.9K 391
                                    

FOLLOW SEBELUM MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENT

HAI HAI HAI

HAPPY READING
Kalau Typo mohon di koreksi :)

***

PLAKK

"Kenapa lo bego banget sih, Hah!"

Diam, tak ada jawaban dari seorang gadis yang baru saja mendapat tamparan tersebut. Dia bahkan tak meringis merasakan panas d pipinya. Dia sudah terbiasa.

"Gue udah bilang buat jangan macam-macam ke Alice sampe gue yang mulai rencananya!! Sekarang liat! Alice kecelakaan gara-gara lo cewek brengsekk!" Murka. Vino sangat murka saat mendengat kabar bahwa wanita yang mengisi hatinya itu sedang berjuang di rumah sakit dan semua itu karna perbuatan adik tirinya.

"Kalau sampai terjadi sesuatu sama Alice, lo yang bakal gue bunuh" setelah mengatakan itu Vino beranjak dari sana tanpa menoleh lagi ke arah Clara.

Sedang Clara hanya diam di tempat sambil memegang pipinya yang dia yakini sudah memerah sekarang. "Kenapa semua orang lebih sayang Alice dari pada gue?" tanya nya entah pada siapa.

Menghela nafas panjang, Clara mencoba menetralisir perasaannya yang sangat buruk sekarang. Di rapikan sedikit rambutnya yang acak-acakkan. Dia berbalik bermaksud untuk menyusul teman-temannya yang sekarang masih berada d kamar rawat Alice.

Deg

Tepat saat dia berbalik, dia di kagetkan oleh sosok yang sekarang berdiri tegak di hadapannya. Wajahnya pucat pasi, dalam hatinya berdoa semoga sosok lelaki di hadapannya ini tidak mendengar apa yang d katakan Vino tadi.

"Mal-"

"Jika terjadi sesuatu yang buruk pada menantu saya. Siap-siap polisi akan menjemputmu"

***


Di dalam ruangan serba putih dan terdapat beberapa alat medis lainnya, Ayres masih setia memandangi wajah pucat istrinya. Sudah 2 hari dan Alice masih juga belum membuka matanya. Ayres sampai bertanya-tanya kenapa istrinya sangat betah menutup matanya. Apa dia tak merindukan suami tampannya ini?

Hanya suara pendeteksi jantung yang menemani kesunyian dalam ruangan itu. Jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi namun Ayres belum juga bisa tertidur.

2 hari Alice d rawat, 2 hari pula dirinya tak meninggalkan rumah sakit. Segala keperluannya sudah tersedia di sini, jadi untuk apa dia pulang? Lebih baik dia menjaga istrinya. Urusan sekolah juga dia tak ambil pusing, dia hanya mengerjakan tugas yang di suruh oleh guru dan mengumpulkannya. Tentu saja semua berkat bantuan teman-temannya.

"Al.. Kok gak bangun-bangun sih. Aku kangen loh" ucapnya lirih sambil mengecup lebut tangan istrinya. "Besok bangun yah, sayang. I love you" ucapnya lagi lalu merebahkan kepalanya di samping Alice. Dia lagi-lagi tidur dengan posisi duduk seperti kemarin.

***


Ayres terusik dari tidurnya saat merasakan usapan pelan di pipinya. Mengerjapkan matanya menetralisir cahaya lampu yang masuk. Seketika dia terduduk tegap saat menyadari ada yang mengusap pipinya tadi. Menoleh, dia dapat melihat kalau Alice sudah membuka matanya. Dalam hati dia mengucapkan kata syukur sebanyak-banyaknya.

AL & AY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang