Chap 36

2.9K 275 55
                                    

"Y/N kecelakaan..."
Lirih Suho dengan pandangan kosongnya, semua orang membatu, berusaha mencerna apa yang barusan diujarkan Suho.

"Bang? Lu gak bercanda kan?"
Tanya Jungkook pada Suho. Namun Suho enggan menjawabnya.

"Haha. Lu jangan bercanda deh bang, gak lucu."
Hoseok tertawa renyah membuat mata Suho menajam kearahnya.

"Owh ya? Lu pikir gua bisa bercanda saat keadaan kaya gini?! IYA?!"
Ucap Suho mulai meninggikan suaranya.

"Tenang Suho."
Seokjin yang berada di dekat Suho berusaha menenangkan sepupunya tersebut, agar tidak tersulut emosi.
Namun, alih - alih bersabar, Suho malah menggebrak meja di depannya lalu mencengkram kasar kerah Seokjin.

"Brengsek. Gara - gara rencana sialan lu sama saudara lu itu, sekarang adik gua ada di rumah sakit."
Ucap Suho dengan tatapan tajamnya.
Sementara Seokjin kini hanya menatap kosong pada tangan Suho.

"Y/N..."
Lirih wanita paruh baya yang ada disamping Jungkook.

"Ma..."
Jungkook beranjak memeluk sang ibu, berusaha menenangkan sang ibu.

"Jungkook hiks... Y/N...."
Tak kuasa menahan tangisnya, Sohyun menangis di dekapan sang putra membuat Jungkook ikut menyesali rencana yang dia dan saudara lainnya buat. Bukan ini yang diinginkan, ini sungguh diluar dugaan. Namun apa daya? Realita tak seusai ekspektasi.

"Kalo sampe Y/N kenapa - napa, gua pastiin kalian gak akan hidup."
Ucap Suho lalu melepas kerah kemeja Seokjin kasar.

"Bang. Jangan gitu dong, itu musibah, kita gak ada yang tau kalo itu akan terjadi."
Ucap Hoseok menengahi, membuat Suho tertawa remeh.

"Musibah lu bilang? Iya! Itu emang musibah, MUSIBAH YANG KALIAN BUAT!"
Bentak Suho diakhir kalimatnya.

"Suho udah.
Daripada kalian berantem, mending kita ke Rumah Sakit sekarang."
Ucap Pria paruh baya tersebut melerai perdebatan dari anak - anaknya.

"Arghhh"
Teriak Suho lalu menyambar kunci mobilnya, pergi meninggalkan mansion mewah tersebut.

"Y/N.... Hiks...."
Sohyun masih setia berada dalam pelukan Jungkook, membuat semua Abang merasa semakin bersalah karena menjalankan rencana tersebut. Bukan ini yang diharapkan.
Namun, siapa yang bisa melawan takdir?

"Ma... Udah ya. Kita kerumah sakit sekarang."
Ucap Minseok lembut yang dibalas anggukan lemah dari Sohyun. Perlahan Sohyun mulai melepas pelukan Jungkook lalu berjalan kearah Kyungsoo.

"Kalian juga. Ayo!"
Ucapnya pada sang putra.

"Iya Pa."
Jawab Taehyung mewakili yang lainnya.

Ditempat lain, Suho kini tengah berlari di koridor rumah sakit.

"Permisi. Dimana ruangan pasien atas nama Kim Y/N?!"
Tanya Suho dengan nada tinggi membuat resepsionis tersebut terkejut, Suho yang tersadar pun segera meminta maaf.

"Ah maaf. Dimana ruangannya?"
Tanya Suho.

"Pasien atas nama Kim Y/N kini sedang ditangani di ruang ICU."
Ucap resepsionis tersebut, tanpa basa - basi Suho melangkah lebar menuju ke ruang ICU.

"Y/N..."
Lirihnya lalu menatap kosong pada pintu ruang ICU yang tertutup rapat.

"Arghhh."
Suho memukul dinding didekatnya dengan tangan kekar miliknya.

"Abang harap kamu gak papa sayang."
Ucapnya lalu menyandarkan punggungnya pada dinding rumah sakit yang dingin. Dia memejamkan matanya, berusaha menahan sakit yang kini menjalar di lubuk hatinya.
Tak berselang lama keluarga Kim lainnya mulai berdatangan.

"Suho. Gimana Y/N?"
Tanya Sohyun sembari menatap Suho, Suho hanya menggeleng pelan.

"Dokternya belum keluar."
Balasnya lalu menundukkan kepalanya, sementara para Abang lainnya kini hanya diam mematung tak ada satupun yang berani bersuara.

Pintu ruang ICU terbuka, terlihat sosok dengan setelan rapi serba putih, dokter.

"Dok, gimana keadaan anak saya?"
Tanya Minseok pada dokter tersebut.

"Begini, Y/N mengalami benturan cukup kuat pada kepalanya, yang mengakibatkan banyak darah yang dikeluarkan, dan untungnya persediaan darah di sini masih ada."
Jelas dokter tersebut, membuat semua orang kembali terdiam, dan Sohyun yang menangis tersedu - sedu di dekapan Minseok.

"Jadi apa sekarang Y/N sudah sadar dok?"

"Boleh kami masuk?"
Lanjut Taehyung, dokter tersebut menunduk dalam membuat semua orang mengernyit.

"Maafkan kami. Kami sudah berusaha, namun Y/N











Koma."

Deg

Satu kata yang membuat semua orang tertegun. Bagai tersambar petir disiang hari, semua orang terdiam lalu mulai menitikkan air mata, terlebih lagi Sohyun dia kini telah menangis dengan keras diperlukan sang suami, ada rasa sesak di dadanya kala mendengar apa yang dikatakan dokter.

"Apa maksud anda dokter Min?!"
Tanya Seokjin pada dokter tersebut, membuat dokter tersebut hanya menunduk lalu mengucapkan kata maaf.

"Maaf dokter Kim, saya dan tim medis lainnya sudah berusaha, namun ini memang takdir tuhan, kita tidak bisa melawannya."
Ucapan dokter tersebut membuat Suho tersulut emosi.

"APA - APAAN INI?!"
Bentak Suho lalu mencengkram kerah dokter itu.

"LAKUKAN YANG TERBAIK DOKTER, JANGAN BUAT SAYA MENGHANCURKAN RUMAH SAKIT INI HANYA KARENA KINERJA ANDA DAN YANG LAINNYA YANG TIDAK BECUS."
Bentak Suho tepat didepan wajah dokter tersebut, namun dokter itu hanya mampu menunduk.

"Maaf. Tapi kami sudah berusaha tuan Kim, maafkan kami."
Sebelum Suho hendak membuka kembali mulutnya, suara datar Minseok kembali menginstrupsinya.

"Suho. Jaga bicara kamu, ini rumah sakit, jangan buat keributan."
Ucap Minseok berusaha mengimbangi sikap tempramental Suho. Suho menghela nafas kasar lalu melepas kerah dokter itu.

"Tolong dok, selamatkan adik saya. Berapapun biayanya akan saya bayar."

"Maaf tuan Kim, tapi ini bukan soal bayaran, ini soal nyawa dan yang berhak hanyalah Tuhan. Kita tidak tau kemana tuhan akan membawa takdir kita. Jadi berdoalah pada Tuhan, agar Y/N cepat membaik."
Ucap sang dokter lalu membenarkan kerah bajunya.

"Kalau kalian ingin masuk, silahkan."

"Dan silahkan urus administrasinya, saya permisi."
Dokter itu berlalu meninggalkan Keluarga Kim.

"Jin lu dokter kan?! Lu pasti bisa kan bikin Y/N sadar?!"
Tanya Suho penuh harap membuat Seokjin menggeleng pelan lalu mengusap kasar wajahnya, merasa menjadi dokter yang tak berguna.

"Jadi apa gunanya lu kuliah lama - lama tapi gak bisa ngobatin adik lu sendiri Bangsat?!"

"Y/N...."
Lirih Sohyun masih dengan tangisannya.

"Kenapa harus Y/N. Kenapa?!"
Suho memukul dinding rumah sakit berulang - ulang. Dalam diam para Abang yang lainnya merutuki kebodohannya, apa yang kini mereka bisa lakukan. Mereka hanya mampu berdoa, mendoakan sang adik yang kini tengah berjuang diambang hidup dan mati.

Dalam diam para abang menangis, menangisi kebodohan mereka sendiri. Andai waktu dapat diulang kembali, maka mereka tak akan membuat rencana sialan tersebut. Tangisan pilu sang ibu membuat mereka semakin merasa bersalah. Hati mereka bagai ditusuk ribuan jarum, kala mendengar bagaimana keadaan Y/N.
Pesta meriah yang hendak diadakan, hancur lebur, kebahagiaan terganti dengan tangisan pilu, hanya ada air mata dan penyesalan. Jadi apakah ini akhirnya?

Maafin Abang Y/N. -Batin mereka


















TBC.
Hellaw guys jangan lupa Vote and Coment ya.
Seperti biasa 40 vote aku update lagi. Jadi Vote inget!

Brother BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang