Chap 37

2.9K 282 52
                                    

Suasana hening, hanya ada isakan tangis pilu yang terdengar dari Sohyun.

"Ma...
Mau masuk gak?"
Tanya Minseok pada sang istri, Sohyun menggeleng, dia belum siap untuk melihat putrinya.

"Yaudahh."
Minseok mendekap lalu mengelus punggung Sohyun pelan, berharap tangis Sohyun akan mereda. Tanpa mengucap sepatah katapun, Suho berdiri dari duduknya lalu masuk ke dalam ruangan Y/N.

Hati Suho hancur kala melihat sang adik tersayangnya terbaring lemah lengkap dengan alat - alat medis yang menempel di sekujur tubuhnya. Rasa bersalah kembali menjalar menyengat hatinya. Tersenyum pedih, melihat sang adik yang kini tengah berjuang diambang hidup dan mati.
Perlahan kakinya melangkah mendekat pada brankar tempat sang adik terbaring lemah tak sadarkan diri.

Tanpa dikomando air mata Suho menetes membasahi pipinya, Suho  yang hanya melihatnya saja merasa sakit, bagaimana dengan Y/N yang mengalaminya? Perlahan Suho mendudukkan dirinya di kursi yang tersedia di samping ranjang Y/N.
Suho menatap sendu wajah tirus, nan pucat milik sang adik. Tolong katakan pada Suho bahwa ini hanya mimpi, mimpi buruk yang membuatnya terjerat dalam kesedihan.

"Adek...."
Panggil Suho lirih.

"Kamu nakal ya dek, kenapa gak hati - hati sih?"

"Padahal Abang udah siapin segalanya buat party kamu! Tapi kenapa kamu malah kaya gini dek?"
Suho menunduk menahan air matanya.

"Kamu gak mau bangun hm?"

"Emang mimpi kamu seindah apa sih? Sampe gak mau bangun hm?"
Suho meraih tangan Y/N, lalu mengecupnya pelan, menempelkan tangan dingin itu dipipinya.

"Dek..
Maafin Abang. Abang gak becus. Abang.... Abang....."
Suho menangis, sungguh dia  tak mampu menahan tangisnya kala melihat Y/N.

"Maafin Abang dek.."
Suho mengecup tangan Y/N berulangkali.

"Abang emang gak guna, andai aja rasa sakitnya bisa dipindah ke Abang."
Suho menunduk, merasa sesak di dadanya.

"Adek......
Maafin Abang maaf..."
Kini hanya kata maaf yang terlontar dari mulut Suho. Betapa hancurnya dia melihat sang adik terbaring lemah, dengan alat medis yang menusuk sekujur tubuhnya.
Air matanya terus mengalir tanpa permisi.

"Bangun ya dek. Abang udah siapin party sama kue tart yang bagus buat kamu. Tapi gak akan seru kalo kamu gak ada, bangun ya adek."
Ah lihatlah Suho, dia seperti orang gila yang berbicara sendiri.

Hening.
Hanya ada suara pendeteksi detak jantung yang menimpali omongan Suho.

"Abang udah beliin hadiah buat kamu, kamu bangun ya...
Kita tiup lilin sama - sama. Mama Papa juga ada disini, Abang kamu juga semua udah ada disini, bangun yaa."

"Kamu gak kangen sama Abang? Udah hampir setahun kita gak ketemu, kamu gak kangen Abang? Kamu gak kangen Papa Mama? Kamu gak kasian sama Abang kamu? Kamu gak kasian sama Abang?"
Tanya Suho, namun masih tetap hening, Suho terkekeh kala bayangan masa lalu Y/N melintas dimemorinya.

Flashback on

Setahun sebelum kepulangannya ke Indonesia, Y/N sempat merayakan ulang tahunnya, namun tak ada orang lain selain Suho.

"Abang abang."
Panggil Y/N.

"Hm?"

"Abang inget kan?"
Tanya Y/N antusias, Suho terkekeh gemas kemudian tangannya terulur mengacak rambut gadis didepannya ini.

"Inget lah sayang."

"Kamu mau hadiah apa?"
Tanya Suho, namun Y/N menggeleng pelan lalu memeluk Suho.

Brother BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang