Jika seorang Kuroko Tetsuya memiliki kelemahan, sudah pasti itu adalah Akashi Seijuro. Benar. Dia sangat lemah pada Seijuro. Meski pun dia tahu Seijuro sudah mencampakkannya, mengambil Theo darinya, bahkan menyiksanya secara tak langsung selama tiga tahun ini, dia tidak bisa membenci Seijuro. Dia selalu lemah pada lelaki yang sialnya tampan ini.
"Kau tahu kau datang terlalu cepat bukan?" tanya Tetsuya sambil memerhatikan jalanan di luar kaca jendela mobil.
"Tidak. Aku tepat waktu," ujar Seijuro kemudian menghentikan mobilnya di depan sebuah club.
"Apa yang kita lakukan di sini? Bagaimana dengan anak-anak?" Tetsuya mengerutkan keningnya bingung.
"Shintaro bersama mereka. Aku harus memastikan sesuatu," kata Seijuro singkat.
"Hei! Jangan seenaknya! Cleo..."
"Akashi Cleo adalah putraku. Aku yang berhak menentukan sesuatu tentangnya, bukan orang asing sepertimu," kata Seijuro datar.
"Akashi Cleo? Jangan seenaknya mengubah nama anakku!" seru Tetsuya tanpa sadar.
Tetsuya menutup mulutnya sendiri. Sebelum Seijuro sempat memberikan kata-kata menyudutkan lainnya, Tetsuya turun dari mobil. Dia mengeratkan jaket yang digunakannya. Sial. Dia kelepasan. Berada bersama Seijuro seperti ini benar-benar tidak baik untuk kesehatan jantungnya dan omongan blak-blakannya.
"Hah... ada apa denganmu?! Ayolah Kuroko Tetsuya! Kau seharusnya tidak kembali terjerat kisah masa lalumu!" Tetsuya menggerutu pelan ssmbil terus meremasi rambutnya kesal.
"Oh Akashi, kau sudah datang," seorang lelaki bermata biru gelap dan berkulit gelap melangkah menuju ke arahnya.
Lelaki itu mengenakan kemeja dengan rompi tanpa lengan lalu di pundaknya tersampir jas hitam. Jangan lupakan dasi acak-acakan yang melingkar di lehernya. Dilihat dari pakaiannya, sepertinya jabatan orang itu berada di atas Tetsuya pada kepolisian New York dengan tampang malas yang...
"Menyebalkan," komentar Tetsuya pada tampang lelaki itu.
"Daiki, bagaimana dengan investigasinya? Apa dia benar-benar Tetsuya?" tanya Seijuro yang melangkah melewati Tetsuya begitu saja.
Tetsuya terpaku di tempatnya mendengar itu. Di belakang lelaki berkulit gelap itu ada Taiga. Dia masih tidak percaya dengan semua ini.
"Kau tahu Jacob Lang benar-benar melakukan apa yang diinginkannya jika Tetsu tidak ikut dengannya," sekali lagi, Tetsuya terpaku di sana.
Kaki Tetsuya bergetar ketika mendengar pembicaraan itu. Tidak seorang pun dari mereka yang terlihat sedih.
"Apa yang kau tunggu? Ikut kami," kata Seijuro menyadarkan Tetsuya.
"Apa kau benar-benar ingin memastikannya? Tidak mungkin juga dia itu Kuroko. Akui saja, kau jatuh cinta padanya," kata Taiga dengan wajah datarnya.
"Hei, berterimakasihlah padaku, kau berhasil menjalani hidup normal untuk sesaat karena aku memintamu mengawasi Tetsuya. Dan jangan berbicara terlalu keras," kata Seijuro sambil melirik Tetsuya.
Tetsuya menghembuskan nafasnya lelah. Ini terasa aneh. Apa yang ingin dipastikan oleh lelaki sadis ini? Bahwa dia mencintai Keith Wilson? Oh ayolah! Bertahun-tahun Tetsuya menggemari kepolisian, pembicaraan sepelan itu masih bisa tertangkap oleh telinganya.
"Oh... sial," Tetsuya meringis begitu dia masuk ke dalam club itu.
Tetsuya itu remaja normal yang beruntung menjadi polisi. Sekali pun dia polisi, bau alkohol dan aroma menyengat dari wine itu benar-benar menggodanya. Dia berdeham kecil membuat tiga orang di depannya menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Second Chance |AkaKuro|
FanfictionKuroko Tetsuya, seorang polisi yang bekerja pada distrik sembilan Manhattan. Dia memiliki reputasi yang sangat baik dan keahlian yang tinggi. Bakatnya menjadi seorang polisi bukanlah hal yang bisa disepelekan. Namun, tidak selamanya semua berjalan d...