Akashi Seijuro menghempaskan dirinya ke kursi kerjanya. Dia memijit pelipisnya yang terasa ngilu mengingat keadaan istrinya tadi. Keith Wilson? Atau siapa dia sebenarnya?
"Lihat? Kau masih tidak juga percaya kalau Tetsu sudah meninggal?" Daiki menyandarkan punggungnya pada lemari di sisi meja kerja Seijuro.
Aomine Daiki, Kagami Taiga, dan Midorima Shintaro. Ketiganya adalah bawahan Seijuro. Daiki dengan profesinya sebagai inspektur polisi yang bekerja layaknya double spy. Dia juga adalah teman dekat Seijuro sejak sekolah menengah pertama.
"Kau benar-benar mengacau," kata Taiga.
Taiga sebagai seorang sahabat dari Kuroko Tetsuya yang membodohi sahabatnya sendiri. Dia bekerja di bawah perintah Seijuro untuk terus mengawasi Tetsuya. Memastikan bahwa lelaki kesayangannya itu baik-baik saja. Seperti halnya dia ke Amerika, dia juga ingin Tetsuya berada di Amerika. Alhasil, dia harus meminta bantuan pada Taiga agar Tetsuya tidak curiga. Seharusnya, Taiga menjadi pemain basket di sini, namun karena egoisnya dan mutlaknya Akashi Seijuro, Taiga harus menjalani beberapa tahun menjadi pemadam kebakaran.
"Aku akan mengikuti seleksi NBA besok. Jangan membuatku gagal lagi," kata Taiga kesal.
"Ya ya ya. Kau sudah cukup bekerja sebagai pemadam," kata Seijuro frutasi.
"Akashi, terimalah kenyataannya," kata Daiki kemudian menghembuskan nafasnya malas.
Seijuro hanya memberikan lirikan tajam pada Daiki. Tidak. Dia tidak akan menerima kenyataan itu.
"Bukan Tetsuya yang meninggal. Itu adalah Keith Wilson," kata Seijuro kemudian berdiri dari duduknya.
"Akashi! Kau benar-benar keras kepala," komentar Daiki lelah.
Seijuro meraih jasnya kemudian segera beranjak. Dia harus mengetahui ini secepatnya. Dia tidak bisa tenang. Dia sangat ingat, hari dimana dia mengunjungi kremasi Tetsuya, dia bisa melihatnya. Tetsuya tersenyum hangat padanya seolah tak menyesali apa pun. Dan anehnya, dia merasa kesal melihat Keith hari ini disetubuhi oleh lelaki lain. Satu-satunya orang yang bisa membuatnya sekesal itu ketika melihat orang itu disetubuhi selain oleh dirinya hanya Kuroko Tetsuya. Hanya Tetsuya seorang.
÷×÷×
About 3 months earlier...÷×÷×
Seijuro mendesak masuk ke kerumunan yang ada di rumah sakit. Matanya melebar melihat sosok yang selama ini ia cintai berbaring tak berdaya dengan alat bantu pernafasan dan darah dimana-mana. Dan itu semua salahnya.
"Sialan! Lepaskan aku!" teriak Seijuro merasakan tangannya dipegangi saat ia berusaha mendekati lelaki yang dicintainya.
"Tuan, kami mohon tenanglah! Kami akan segera menanganinya!" seru perawat yang memeganginya.
"Tidak! Tidak tidak! Tetsuya! Tetsuya buka matamu!" teriak Seijuro sambil terus meronta.
Seijuro tidak mengerti ada apa dengan dirinya. Dia dengan bodohnya meminta bantuan Jacob Lang untuk membawa Tetsuya secara paksa. Bahkan mengijinkan Jacob melakukan apa pun jika Tetsuya tidak ingin ikut dengannya. Ini benar-benar bodoh. Dan sekarang, dia harus menanggung akibat dari kebodohannya sendiri. Tubuhnya menegang melihat kepala Tetsuya tertoleh menghadapnya dan... tersenyum? Tetsuya tersenyum? Kenapa?
Tubuh Seijuro semakin tenang. Begitu pintu ruang operasi tertutup, Seijuro jatuh berlutut. Ini semua karenanya. Karena dia begitu gegabah ingin bertemu dengan Tetsuyanya. Tapi, kenapa dengan perasaannya? Dia tidak merasakan apa pun saat melihat Tetsuya berlumuran darah. Tidak sedikit pun dia merasakan rasa sakit yang luar biasa karena kehilangan Tetsuya. Seolah-olah lelaki yang ia lihat itu bukan Tetsuya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Second Chance |AkaKuro|
FanfictionKuroko Tetsuya, seorang polisi yang bekerja pada distrik sembilan Manhattan. Dia memiliki reputasi yang sangat baik dan keahlian yang tinggi. Bakatnya menjadi seorang polisi bukanlah hal yang bisa disepelekan. Namun, tidak selamanya semua berjalan d...