Nicholas Evans

708 74 11
                                    

Hiruk pikuk ballroom hotel itu benar-benar berhasil membuat Tetsuya merasa tidak nyaman. Satu-satunya yang membuatnya bisa menikmati pesta ini adalah segelas anggur beralkohol rendah. Seijuro sedang menemui berbagai macam manusia yang merupakan rekan kerja lelaki merah itu.

"Dia mengajakku kemari tapi sama sekali tidak berbicara denganku. Cinta apanya dasar bajingan," rutuk Tetsuya kesal.

"Tetsuya, apa kau baru saja mengumpatiku?" tubuh Tetsuya langsung berjengit kaget mendengar ucapan Seijuro.

Dia berbalik dan langsung mendapati Seijuro yang menatapnya dengan sebelah alis terangkat.

"Apa yang...? Kenapa kau ada di sini?!" kesal Tetsuya dengan mata melebar.

"Well, aku ingin mengenalkanmu pada rekan-rekanku tentu saja," jawab Seijuro.

"Huh? Tidak mau! Untuk apa? Menjualku?" balas Tetsuya ketus.

"Hei hei! Jangan berbicara sembarangan. Sudah kukatakan, kita harus bersikap baik bukan?" ujar Seijuro lagi.

"Oh God, you must be kidding to me," gerutu Tetsuya.

"Ayo," ajak Seijuro sambil mengulurkan tangannya.

Mau tidak mau, Tetsuya menerima uluran tangan Seijuro. Sebisa mungkin, dia memberikan senyumannya.

"Ah, jadi ini ya menantu keluarga Akashi?" senyum seorang lelaki yang sudah berumur.

"Haha, dia anak yang baik. Iyakan Seijuro?" tanya Grale, sang ayah dari Akashi Seijuro.

"Hahaha, iya. Dia sangat membantuku. Lagi pula, dia cantik," jawab Seijuro.

Entah bagaimana, Tetsuya tidak bisa melihat kepalsuan dalam pujian Seijuro.

"Siapa namamu?" tanya lelaki itu.

"Aku Kuro... ah! Keith! Keith Wilson!" seru Tetsuya sebelum dia salah berbicara.

Tanpa disadarinya, Seijuro melihatnya dengan tatapan geli. Bagi Seijuro, Tetsuya terlihat benar-benar tidak bisa berbohong.

"Hahahaha. Dia lucu sekali," komentar yang lainnya.

Seijuro dan Tetsuya hanya tersenyum. Selama beberapa menit, Tetsuya benar-benar terjebak bersama Seijuro. Mereka bertemu dengan berbagai macam orang yang menjadi rekan kerja Seijuro.

"Aaah! Aku benar-benar berharap Kuroko masih hidup!" seru seorang perempuan anggun bertubuh model.

Ah... dia juga salah satu rekannya? Kenapa aku tidak memperhitungkannya, batin Tetsuya ketika melihat perempuan itu. Jozelin Grace. Model yang sangat tergila-gila padanya di tubuh lamanya.

"Aku akan ke toilet," kata Tetsuya.

"Apa? Kita harus bertemu dengan Jozelin dulu," protes Seijuro.

"Itu bisa ditunda. Aku harus ke toilet sekarang," bantah Tetsuya yang jelas sekali tidak mau mengikuti keinginan Seijuro.

"Tidak mau!" seru Tetsuya tanpa sadar mencebikkan bibirnya kesal.

"Sudah ayo ikut," Seijuro segera menarik Tetsuya tanpa mendengar apa pun lagi protesan Tetsuya.

Tetsuya mendengus kesal. Dia memalingkan wajahnya dari Seijuro. Iya, dia merajuk.

"Hah... ya sudah, sana ke toilet," kata Seijuro akhirnya.

Tetsuya tersenyum lebar merasa senang atas kemenangannya.

"Aku janji akan memberimu jatah malam ini. Sampai nanti!" seru Tetsuya dan segera lari meninggalkan Seijuro yang memerah.

Living Second Chance |AkaKuro|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang