Why Are You...?!

794 73 25
                                    

Tubuh kecil Tetsuya terbanting di kasur empuk pada ruangan itu. Kerutan di dahinya muncul karena hal ini.

"Kenapa kalian membawaku kemari?" tanya Tetsuya.

Seminggu. Sudah seminggu lamanya dia berada di rumah ini. Tempat yang bahkan tidak ia ketahui. Rasa khawatir bahwa Seijuro benar-benar tidak memikirkannya mulai menguasainya.

"Kurasa kau akan senang bertemu dengan teman lama," kata Nicholas, dia menyesap rokoknya santai.

Tetsuya berdiri dari kasur itu menuju ke cermin di lemari kamar itu. Dia memerhatikan dirinya sendiri lantaran pakaian yang dikenakannya. Rasanya dia seperti pelacur. Dia menggunakan kemeja kebesaran berwarna kelabu. Sayangnya, kemeja itu tidak cukup menutupi pantatnya atau bagian privasinya di selatan sana.

 Sayangnya, kemeja itu tidak cukup menutupi pantatnya atau bagian privasinya di selatan sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ugh... ini menyebalkan," komentarnya.

"Duduk diam di sana, nikmati waktumu Kuroko," kata Nicholas kemudian keluar dari ruangan itu.

Tetsuya menghempaskan tubuhnya ke kasur begitu suara kunci kembali terdengar. Matanya memandang langit-langit dengan perasaan yang tidak tenang. Seandainya dia bisa memutar balik waktu, dia ingin bersama Seijuro. Dia ingin mengakui semuanya. Falcon juga tidak akan berada dalam bahaya mempertaruhkan nyawanya sekarang.

"Aku bisa apa sekarang?" gumamnya.

Dia mengusap perutnya sendiri. Hamil...? Lelaki ini, Keith Wilson, juga memiliki rahim...

"Tidak! Kalau memang Akashi Iblis Seijuro itu tidak akan menolongku sekarang, aku harus berusaha! Setidaknya demi calon anakku," kata Tetsuya pada dirinya sendiri.

Tetsuya segera berdiri dari acara berbaringnya, ia menuju ke jendela. Setelah melihat sebentar, dia mulai menganalisis. Tetsuya cukup yakin dia berada di sebuah mansion dan bukannya apartemen, namun tempat ini terlalu tinggi.

"Sekitar tiga puluh enam meter atau bahkan lebih, bagaimana caraku turun?" rutuknya mengingat tingginya yang tidak seberapa.

Tetsuya menunduk untuk melihat beberapa penjaga yang ada di bawah. Matanya mengedip kecil. Sebenarnya dia ini tahanan atau apa?

"Celah keluarnya sedikit. Kecuali ada bantuan, kau seharusnya tidak bisa keluar," kata seseorang di belakang Tetsuya.

Tetsuya memicingkan natanya mendengar suara itu. Sebelum ia berbalik, sebuah kain hitam menutupi matanya, sebuah tangan menggerayangi lubang pantatnya yabg terekspos.

"Hnghh aah! Si-sialh...! Siapa kau?!" jerit Tetsuya marah.

"Apa kau tidak mengenaliku? Aku sedikit tersinggung," ujar lelaki itu, kini jarinya sudah berada di dalam lubang sempir Tetsuya.

"Ti... Tio...? Tio itu kau?" lirih Tetsuya berusaha menahan desahannya.

Kecupan demi kecupan dilayangkan lelaki itu ke tengkuk Tetsuya.

Living Second Chance |AkaKuro|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang