Tetsuya perlahan terbangun dengan perut yang terasa begitu nyeri. Matanya mengerjap sesekali merasakan cahaya terang yang masuk semakin dalam ke matanya. Pelan-pelan, Tetsuya mendudukkan dirinya, menahan sakit yang merajalela.
"Mama? Mama!!!" jeritan kecil itu berhasil membuat Tetsuya tersentak.
Tetsuya menoleh untuk mendapati Cleo yang meloncat kegirangan karena Tetsuya sudah bangun. Di sisi Cleo, ada sosok lelaki bersurai navy dengan kulit dim yang sedang tertidur.
"Cleo," panggil Tetsuya dengan suara parau.
"Cleo mau panggil Daddy! Ah, Kakak juga halus tahu! Mama di sini dulu owkay?! Cleo mau panggil meleka!" seru Cleo, ia segera pergi bahkan sebelum Tetsuya mengatakan apa pun.
Sebelum kaki mungil Cleo keluar dari ruangan, Cleo kembali ke sofa itu.
"Cleo, sayang," panggil Tetsuya lagi berusaha mengulurkan tangannya.
"Uncle wake up!" seru Cleo, dia tidak mendengar suara parau Tetsuya.
Ketika Cleo tidak merasakan sedikit pun balasan dari paman kesayangannya itu, Cleo merangkak naik ke atas tubuh Daiki. Jari kecilnya menekan pipi Daiki karena gemas.
"Uncle ayo bangun!" seru Cleo, anak polos itu kemudian mengecup pipi Daiki dan mengelus-elus pipinya seperti yang dilakukan Tetsuya untuk membangunkannya.
Tetsuya benar-benar tertegun dengan kelakuan Cleo yang manis. Cleo mencontohnya. Benar-benar mencontohnya. Dia bisa melihat Daiki yang pelan-pelan terbangun.
"Cleo sayang, kemari," panggil Tetsuya berusaha mengeraskan suaranya.
Cleo yang mendengar itu bergegas menuruni tubuh Daiki. Anak manis itu berlari menuju kasur Tetsuya yang bahkan lebih tinggi darinya.
"Mama bobo dulu, Cleo akan bawa Daddy kemali," kata Cleo dengan kepala mendangak.
"Mama sudah lebih baik sayang. Apa Cleo..."
"Cleo tidak menangis!" seru Cleo dengan senyuman manis khasnya.
Saat itu, sepasang tangan kekar mengangkat tubuh kecil Cleo. Daiki menggendong bicah manis itu, dia meletakkannya di sisi Tetsuya.
"Aku akan memanggil Akashi. Kau tahu, dia menangis saat pertama kali melihatmu terbaring. Jangan membuatnya khawatir lagi, Tetsu," kata Daiki, kemudian ia keluar dari ruangan itu.
Cleo melihat Tetsuya dengan tatapan sedih. Kepalanya ia tundukkan tidak berani melihat Tetsuya.
"Apa Cleo berbohong agar Mama tidak khawatir?" tanya Tetsuya, tangannya bergerak mengusap surai biru Cleo.
Cleo mengangguk kecil.
"Daddy bilang, kalau Mama sudah sadal jangan dibeli pikilan dulu. Cleo nakal eung... hiks..." kata Cleo, bahkan dia mulai terisak karenanya.
"Eh? Cleo, Mama tidak marah pada Cleo. Hei, anak Mama yang manis, jangan menangis hm?" Tetsuya segera saja mengusapkan jarinya pada pipi gembil Cleo untuk menghapus air mata anak manis itu.
"Hiks... hiks... Cleo... hiks... mau mainan sama Mama, sama Daddy juga Kakak. Mama jangan cakit lagi... Cleo tidak cuka," ucap Cleo, ia terisak kecil karena membayangkan Tetsuya yang hanya bisa tertidur lelap selama lebih dari seminggu.
Tetsuya benar-benar tidak menyangka, anaknya sangat perhatian padanya. Diulurkannya tangan putihnya untuk memeluk tubuh kecil Cleo. Dia membiarkan Cleo merangkak ke atas tubuhnya untuk balas memeluknya. Seandainya dia...
"Janinku...?" gumamnya teringat sesuatu.
Kesedihan mulai melingkupinya. Ingatannya kembali berputar mengingat bagaimana perutnya tertembak. Secara tidak sadar, Tetsuya mengeratkan pelukannya pada Cleo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Second Chance |AkaKuro|
FanfictionKuroko Tetsuya, seorang polisi yang bekerja pada distrik sembilan Manhattan. Dia memiliki reputasi yang sangat baik dan keahlian yang tinggi. Bakatnya menjadi seorang polisi bukanlah hal yang bisa disepelekan. Namun, tidak selamanya semua berjalan d...