Tetsuya mengusakkan handuk putih bersih hotel berbintang lima itu ke kepalanya yang basah. Tangannya bergerak dengan kasar sehingga membuat lelaki lain yang duduk hanya dengan mengenakan bathrobe itu mulai berpikir bahwa Tetsuya berniat melepaskan kepalanya sendiri dari tempatnya.
"Kau benar-benar berniat melepaskan kepalamu sendiri atau bagaimana?" tanya Falcon Chamber, lelaki lain di kamar hotel itu dengan tatapan ngeri.
"Akan lebih menyenangkan jika aku bisa melepaskan kepala merah si cebol itu dari tempatnya!" seru Tetsuya dengan tatapan kesal.
Oi oi, kau bahkan lebih cebol dari Akashi... batin Falcon dengan senyum kikuk. Dia sebenarnya ingin mengingatkan Tetsuya kalau tinggi Tetsuya sekarang hanya seratus enam puluh delapan senti, beda dua senti dari tubuh aslinya. Selain itu, tetap saja Tetsuya itu lebih pendek dari Seijuro. Tapi untunglah Falcon masih mencintai hidupnya. Dia tidak akan mengatakannya pada Tetsuya sekarang.
"Jika kau punya waktu untuk menggerutu di sini, kenapa kau tidak pulang dan merawat anak-anakmu? Apa kau yakin Akashi tidak akan menyakiti mereka?" tanya Falcon.
Tetsuya mengepalkan tangannya. Matanya jelas terlihat berapi-api. Falcon jadi menyesal mengingatkan anak-anak pada Tetsuya.
"Sakiti saja anak-anakku, akan kutendang pantat datarnya itu! Menyebalkan!" ujar Tetsuya kesal.
"Kau tahu, kau terlihat seperti buronan," komentar Falcon sambil meringis.
"Padahal seharusnya yang menjadi buronan polisi itu kan Seijuro," kata Tetsuya dengan tangan meninju headboard kesal.
"Aku masih merasa aneh melihatmu dalam tubuh adikku sendiri," komentar Falcon lagi.
Tetsuya menghempaskan tubuhnya di kasur dengan kesal. Dia menutupi matanya dengan lengannya mengingat masa lalunya.
"Kau tahu, dulu aku seperti ini," kata Tetsuya tiba-tiba.
"Hah? Apa maksudmu? Kau pernah bertukar tubuh juga dulu?" tanya Falcon.
Falcon merebahkan dirinya di sisi Tetsuya. Lelaki bermata biru itu menggaruk kepalanya kebingungan.
"Bukan begitu bodoh! Maksudku, dulu penampilanku sangat mirip dengan anak ini. Kurasa yang membedakan kami hanya warna mata kami," kata Tetsuya.
"Oh begitu," jawab Falcon. "Lalu apa yang membuatmu berubah drastis?"
"Aku putus dengan Seijuro setelah melahirkan Theo dan Cleo. Dia hanya tahu kalau aku melahirkan Theo. Jadi, untuk menyembunyikan Cleo, aku juga merubah penampilanku. Aku berolahraga keras meski tubuhku juga sebenarnya tidak bisa terbentuk seperti tubuhmu. Aku mengecat rambutku menjadi biru kehijauan, dan mengubah nama putraku agar tidak dapat diketahui Seijuro," kata Tetsuya sendu.
"Sayangnya, kau terlalu percaya pada Kagami Taiga sampai tidak bisa menyadari bahwa Seijuro tahu segalanya tentangmu," tebak Falcon.
"Aku tidak akan membantahnya. Aku terlalu naif," kata Tetsuya kemudian tertawa pelan.
Dia merasa kalau dia melupakan sesuatu yang penting. Melihat Tetsuya yang sepertinya gundah dan ragu, Falcon tersenyum tipis. Perlahan, Falcon melingkarkan tangannya ke pinggang Tetsuya. Dia menenggelamkan wajahnya ke tengkuk Tetsuya.
"Kau tahu kau selalu memiliki aku jika kau lelah dengan semua ini. Aku akan selalu terbuka untukmu, Tetsuya," kata Falcon.
Tetsuya tersenyum tipis. Inilah kenapa dia tidak pernah bisa menerima perasaan Falcon. Semakin dekat Falcon dengannya, semakin terlihatlah sisi Falcon yang lembut dan penyayang. Tetsuya tidak bisa menerimanya. Dia merasakan kehangatan setiap kali Falcon menunjukkan perhatian penuhnya. Dan itu hanya membuat Tetsuya teringat pada Seijuro. Hanya Seijuro, bukan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Second Chance |AkaKuro|
FanficKuroko Tetsuya, seorang polisi yang bekerja pada distrik sembilan Manhattan. Dia memiliki reputasi yang sangat baik dan keahlian yang tinggi. Bakatnya menjadi seorang polisi bukanlah hal yang bisa disepelekan. Namun, tidak selamanya semua berjalan d...