Ryota menatap Seijuro yang sedang menopang kedua tangannya pada pagar pembatas balkon. Mata emas Ryota berpaling ke asbak rokok yang sudah penuh terisi.
"Paru-parumu akan berada dalam bahaya," kata Ryota memperingati.
"Apa benang takdirnya masih menghitam?" tanya Seijuro.
"Tidak. Aku tidak melihatnya sebagai sesuatu yang buruk lagi," jawab Ryota.
Seijuro menghembuskan asap rokoknya begitu saja. Besok akan diadakan pesta perusahaan. Jika memang dia ingin menangkap Jacob, besok adalah waktu yang tepat. Tapi, Seijuro ragu. Dia merasa ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi.
"Aku akan mengatakan satu hal karena kau benar-benar berniat memenuhi syaratku," ujar Ryota.
"Apa itu?" tanya Seijuro.
"Benang takdir Keith dan Kuroko-cchi sudah lama tertukar. Sepertinya saat pertama kali benang takdir itu terikat. Aku merasa seperti itu saat melihat foto Jacob dan Kuroko-cchi," kata Ryota.
"Apa itu artinya, yang sejak dulu menghitam saat aku dekat dengan Tetsuya adalah benang takdir Keith?" tanya Seijuro.
Ryota hanya melirik Seijuro sekilas kemudian mengangguk.
"Yang kulihat sekarang, warnanya samar," kata Ryota kemudian bersandar pada pembatas balkon.
"Aku yakin kau tidak akan mengatakan apa pun lebih lanjut. Apa aku benar?" ujar Seijuro.
"Ya," jawab Ryota.
Seijuro menatap ke gemerlap kota. Ingatannya terus beralih pada Tetsuya yang menerima ajakan kencan Falcon. Apa... dia benar-benar dilupakan? Seijuro memang merasa marah. Dia ingin kembali memaksa Tetsuya, hanya saja Ryota pasti akan menghilang lagi dan hanya akan membuatnya semakin kerepotan.
"Enam tahun yang lalu, kau muncul," kata Ryota.
"Sisi lainku menyerah begitu saja setelah kecelakaan. Tidak denganku," ujar Seijuro datar.
"Dia... yang menginginkan ini semua?" tanya Ryota ragu.
"Tidak. Dia tidak. Dia hanya ingin Tetsuya hidup bahagia tanpa membuatnya dalam bahaya. Hanya itu."
÷×÷×
6 years ago...
÷×÷×Seijuro benar-benar tidak bisa mengatakan apa pun ketika dia melihat tubuh lelaki yang ia cintai terbaring lemah di dalam mobil yang dipenuhi asap.
"Sial!" Seijuro segera mengambil batu dan memecahkan kaca mobil itu.
Dia membuka kunci mobil itu tanpa peduli tangannya tergores kaca-kaca. Dia membukanya kasar dan menarik keluar sosok lelaki manis berlumuran darah itu. Salahnya. Lagi-lagi salahnya! Seharusnya dia mendengarkan Ryota untuk menjauhi Tetsuya.
"Bertahanlah! Bertahanlah Kuroko!" seru Seijuro sambil mencari bantuan.
Salahnya? Iya. Pesaing bisnis ayahnya tidak sedikit. Bahkan tidak jarang dari mereka melakukan hal kotor untuk memenangkan bisnis ini. Sepertinya, melihat kedekatan Seijuro dan Tetsuya, mereka berpikir bahwa Tetsuya mungkin saja salah satu dari keluarga Akashi. Dan... inilah yang terjadi.
Mobil hitam milik keluarga Kuroko hancur tak berbentuk. Asap mengepul dimana-mana. Hanya Tetsuya yang berhasil dikeluarkan sebelum mobil itu meledak. Bagaimana Seijuro bisa bersama mereka? Karena tujuan mereka adalah pesta yang ada di sini mansion Akashi.
Dan di sinilah dia sekarang. Berdiri di depan kaca jendela besar ruang ICU dengan tatapan khawatir. Seijuro menyentuhkan jarinya ke kaca itu lalu menempelkan kepalanya pada kaca besar itu. Untuk pertama kalinya, dia menangis. Rasa sakit melihat orang yang dikasihinya menjadi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Second Chance |AkaKuro|
FanfictionKuroko Tetsuya, seorang polisi yang bekerja pada distrik sembilan Manhattan. Dia memiliki reputasi yang sangat baik dan keahlian yang tinggi. Bakatnya menjadi seorang polisi bukanlah hal yang bisa disepelekan. Namun, tidak selamanya semua berjalan d...