Tetsuya menepuk-nepuk lembut kepala Cleo. Dia terus terjaga sejak Cleo tertidur di gendongannya tadi. Dia tidak bisa tidur lagi. Dia tidak ingin Seijuro atau pun Taiga kembali mendekati Cleo. Tidak satu pun.
"Kau benar-benar tidak tidur?" Falcon bersandar di sisi ambang pintu sambil melipat tangannya di depan dada.
Falcon kemudian berjalan masuk. Dia mendekati Tetsuya yang berbaring menyamping dengan bertumpu pada sikunya.
"Kau sendiri? Kau tidak tidur Chamber," kata Tetsuya sengaja dengan nama belakang Falcon.
"Oh ayolah, kau masih marah karena yang tadi?" Falcon melangkah masuk merasa kesal karena Tetsuya masih tetap marah dengan kejadian saat dia mencuri kesempatan tadi.
"Menurutmu?" sinis Tetsuya.
"Baiklah baiklah aku minta maaf," Falcon menyerah.
Falcon melihat ke arah Cleo yang tertidur lelap. Dia menghela nafasnya dan tersenyum kecil.
"Kau tahu, dia tidak menangis saat kremasi tubuhmu Tetsuya," kata Falcon.
"Apa?" Tetsuya kebingungan sekarang.
"Dia seolah tahu bahwa yang berada di peti mati itu bukan kau. Hubunganmu dan Cleo sangat dekat huh?" kekeh Falcon.
Falcon mendudukkan dirinya di tepi kasur. Tetsuya tersenyum kecil melihat Cleo. Jarinya bergerak menyisir rambut biru muda Cleo yang halus.
"Begitulah. Tapi, apa mungkin dia tahu?" tanya Tetsuya.
"Apa kau tidak melihatnya tadi? Dia bukan anak yang mau dengan sembarang orang. Tapi, dia dengan mudahnya menangis di pelukanmu. Apa kau tidak merasa itu adalah instingnya sebagai anak?" balas Falcon.
"Ung... Mama... hiks..." perlahan, Cleo membuka matanya.
Tetsuya dengan sigap membawa Cleo ke pelukannya. Dia menimang-nimang Cleo dengan lembut berusaha menenangkan anak manis berambut biru itu.
"Hiks... Mama kemana saja hiks... Cleo kangen! Hiks..." rengek Cleo.
"Eh? Cleo-kun tahu ini Mama?" tanya Tetsuya memastikan.
"Ung? Tentu saja ini Mama! Mamanya Cleo! Mama supel bisa ubah walna lambut dan mata!" kata Cleo dengan mata berbinar cerah.
Tetsuya tersentak mendengar ucapan putranya. Dia menatap Falcon yang hanya menampilkan senyum congkaknya karena merasa kata-katanya kini terbukti benar.
"Ow... Mama pakai julus bial beltukal tubuh? Uncle kemalin miliiiipp sama Mama yang lama," celoteh Cleo.
Tetsuya tersenyum lembut. Keberadaannya tidak sirna dari anaknya sendiri. Dia mendekap Cleo erat. Kecupan-kecupan ringan ia layangkan ke seluruh wajah Cleo.
"Cleo sangat sayang sama Mama. Mama tidak boleh pelgi lagi..." kata Cleo sambil mengusapkan tangan kecilnya ke pipi Tetsuya.
"Mama juga sangat sayang dengan Cleo," bisik Tetsuya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Second Chance |AkaKuro|
FanficKuroko Tetsuya, seorang polisi yang bekerja pada distrik sembilan Manhattan. Dia memiliki reputasi yang sangat baik dan keahlian yang tinggi. Bakatnya menjadi seorang polisi bukanlah hal yang bisa disepelekan. Namun, tidak selamanya semua berjalan d...