Special Chapter (AoKaga)

760 67 13
                                    

Pertama kali Daiki bertemu dengan Taiga adalah saat Seijuro meminta Daiki mengambil foto yang ada pada Taiga. Saat itu, Daiki tidak pernah mengira jika dia akan jatuh hati pada lelaki harimau berbadan kekar itu. Karena urusan dengan Seijuro, dia semakin sering bolak-balik ke apartemen Taiga. Bahkan tak jarang Taiga memasakkan makanan untuknya. Sialnya, dia sering ditendang keluar setelah selesai makan. Iya. Benar-benar ditendang.

Dan hari ini, dia berniat menyatakan perasaannya. Setelah melihat Ryota bersama mereka, dia tidak ingin terjebak masa lalunya lagi. Dia memang pernah berpacaran dengan Ryota, namun itu tidak bertahan lama. Lagipula, Ryota menjadi lurus sekarang. Jadi, Daiki sudah memantapkan hati untuk menyatakan perasaannya pada Taiga.

"Aku menyukaimu," kata Daiki sambil menggaruk tengkuknya malas.

"Bahkan orang paling bodoh sedunia pun juga tahu kalau kau menyukaiku," kata Taiga sambil memantulkan bola basketnya.

Mendengar itu, Daiki memutar bola matanya malas. Dia merebut bola yang ada di tangan Taiga dan menggiringnya ke ring lalu melakukan formless shot andalannya.

"Tukang pamer," gumam Taiga.

"Apa jawabanmu?" Daiki mengambil bola basket itu dan melemparkannya pada Taiga.

"Aku ingin ke minimarket," kata Taiga kemudian berdiri dan melangkah pergi dari lapangan basket jalanan.

"Kagami, aku berbicara denganmu!" protes Daiki.

"Aku dengar kok," balas Taiga kemudian melambaikan tangannya dan berjalan pergi.

Mulai hari itu, Taiga seolah menjaga jarak dari Daiki. Daiki memang bukan orang yang sejahat Seijuro, tapi ketidak sabaran mereka mirip. Tiga hari lamanya Taiga benar-benar menjaga jarak dari Daiki. Mulai dari menghindari tatap muka dengannya, sampai berpura-pura tidak ada di rumah dilakukan oleh Taiga.

"...ki! Daiki!" seru Seijuro saat melihat Daiki melamun.

Daiki tersentak. Dia menoleh menatap Seijuro kemudian menggeram.

"Aku tidak tahan lagi! Aku harus pergi sekarang Akashi," kata Daiki kemudian berdiri dari duduknya.

"Apa yang kau bicarakan?! Kita belum selesai!" celetuk Seijuro dengan tatapan marah.

"Aku ada urusan dengan Bakagami," dan jawaban jujur Daiki membuat Seijuro menggerakkan tangannya mengijinkan Daiki pergi.

.
..
...
....
.....
....
...
..
.

Taiga sedang membenahi lokernya ketika Daiki tiba-tiba datang dengan raut wajah kesal yang sangat kentara. Sebenarnya Taiga tahu kenapa Daiki sangat kesal, namun dia berpura-pura tidak tahu. Bukannya dia tidak menyukai Daiki, dia hanya bingung harus mengatakan apa. Bisa dibilang, dia sedang malu.

"Kagami! Oi Bakagami! Kenapa kau menghindariku?!" seru Daiki.

"Aku sibuk aho," jawab Taiga berniat membuka kembali lokernya memastikan tak ada barangnya yang tertinggal.

Brak!!!

"Sudah cukup. Kalau kau tidak menyukaiku bilang saja! Kenapa harus menghindariku huh?!" seru Daiki dengan tangan menekan loker Taiga.

"Oi oi! Kau bisa merusaknya!" seru Taiga panik.

Mereka sedang berada di ruang loker gedung latihan basket Taiga yang sialnya sepi. Taiga meringis saat dia melihat wajah Daiki yang begitu dekat dengan wajahnya.

Living Second Chance |AkaKuro|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang