Acara pemakanan Alice Cardova di tanah tertahbis daerah utara Nice berjalan hikmat. Dalam artian penuh lirih hisak tangis, tatapan sendu, dan beberapa reporter pertelevisian yang kurang ajar. Tentu saja, klan Cardova cukup berpengaruh di kota itu.
Ketidakhadiran istri Alvonsio muda bahkan menjadi berita sampingan. Harvleon tentu tidak membiarkan publik mengorek informasi pribadinya. Tapi bagaimanapun, ia harus membuat alasan untuk keluarganya. "Sharon sakit," ia berkilah ketika para anggota keluarga bertanya. "Dia menjalani home care, dokter kepercayaanku yang merawatnya. Dia demikian pucat, aku mana tega membawanya bepergian jauh?"
Untungnya mereka percaya. Tapi Harvleon semakin gila saat tidak ada kemajuan informasi, baik dari Alessandro maupun Otto. Laporan pekerjaan dari Alexie adalah makanan sehari-harinya, sekalipun kabar-kabar baik itu tak membantunya tenang.
Pada malam ketiga Harvleon tinggal, masih dalam masa berkabung, sebuah telepon tak dikenal mengusiknya. Kumpulan omong kosong yang memuakkan, sekaligus membahayakan. Anak buah sialan Ralph. Harvleon berhasil melepaskan diri dari percakapan keluarga dan bersembunyi di kamarnya untuk mengurusi panggilan itu.
"Istrimu sangat menarik, Tuan," gurau pria misterius yang menghubunginya. "Hanya saja dia terlalu sering berteriak."
"Katakan berapa yang kauminta!" dengan penekanan yang terasa mencekik tenggorokannya sendiri, Harvleon membisikkan balasan itu.
"Bagaimana kalau aku meminta istrimu saja?" Terdengar pekikan tertahan membuat Harvleon menggertakkan gigi.
"Cepat selesaikan permainan sialan ini, keparat!"
Sang penelepon berdecak-decak. "Kau kasar sekali. Tenanglah, aku akan menghubungimu lagi." Sambungan terputus—ponsel di seberang dipatahkan.
"Dasar sialan!"
Harvleon lantas menghubungi kaki-tangannya untuk menyiapkan penerbangan ke California. Satu jam kemudian, dengan kecemasan yang bahkan mengejutkan untuk dirinya sendiri, ia sudah mengudara dengan pesawat pribadinya. Setelah memberikan alasan darurat kepada para penghuni rumah, Harvleon berangkat, malam itu juga. Untungnya mereka mengerti, kebohongan tentang sakitnya Sharon cukup meyakinkan. Walaupun belum mendapat jawaban seberapa parah keadaan Sharon.
***
Los Angeles, California
Ini adalah panggilan sialan untuk kali kesekian. Penculik itu akhirnya menyampaikan kemauannya. Mengancam akan melakukan hal lebih buruk. Bahkan mereka telah mengirim foto Sharon dengan luka gores di leher.
"Satu juta dolar tidak mengusik nominal tabunganmu." Alessandro menyengir kuda dan membiarkan Harvleon menendang apa pun yang terdekat.
"Dan untuk apa surat kepemilikan hotel sialan apalah namanya!?" Harvleon bahkan lupa dengan dokumen hotel di daerah Long Beach itu. Mungkin ada di tangan ayahnya. "Seingatku, sejak pembicaraan dengan ayahku tentang ini, yang kemudian harus sebisa mungkin dihindari, hotel bekas milik Ballard bukan itu."
"Long Beach lebih strategis mungkin?"
"Sial!" Ia membanting dirinya di sofa. "Aku tak bisa percaya. Harus aku apakan wanita itu karena tebusan untuknya di penculikan ini?"
Alessandro masih setia tertawa. Kemudian berkata ringan, "Mengikatnya di ranjang setiap malam, mungkin?"
"Ck!" Harvleon mulai muak dengan otak mesum sahabatnya. Dia sudah meniduri empat wanita selama di Los Angeles. Bahkan saat tiba dari Perancis pagi tadi, ia mesti menyuruh Alessandro mengusir salah satunya yang ia ajak bermalam di rumah itu. Harvleon jauh berbeda, sangat pemilih, dan, seolah terasa bagai dosa yang mesti ia rahasiakan, bagian dirinya yang tak berakal sehat bahkan menganggap Sharon merupakan yang paling... Tapi sekarang saja ia nyaris telah melupakan tubuh Sharon. "Kami bahkan hanya melakukannya sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories and Salvation ✓
RomanceHarvleon, putra tunggal keluarga Alvonsio, terdesak oleh syarat dari keluarganya di Perancis yang mengharuskannya menikah secepat mungkin. Belle Morgan, wanita licik yang bertahun-tahun mengincar pria itu, memanfaatkan situasi itu sehingga berhasil...