Aku dan kehidupanku 1

9.2K 337 11
                                    

Nama ku Arum, orang-orang biasanya memanggil ku Rum, aku seorang wanita berusia 20 tahun, aku seorang mahasiswi Manajemen, ya itulah jurusan yang ku ambil. kebiasaan ku sehari-hari adalah menulis, ya aku sangat suka menulis, berimajinasi dengan pikiranku, menulis adalah salah satu hobi ku sejak SD, entah kenapa aku suka aja menulis, menulis cerita-cerita yang aku publikasi di sebuah aplikasi.

Aku seorang wanita yang pendiam, ya jarang sekali bicara, bicara jika ada yang nanya atau hal yang penting saja, tapi itu bagi orang-orang yang tidak mengenaliku atau tidak dekat dengan ku, hanya orang-orang yang dekat denganku saja yang tau sifat asli ku sebenarnya.

Aku bukanlah wanita yang baik, bahkan jauh dari kata baik, namun mereka memandangku sebagai orang yang baik bahkan ada yang menilai ku sebagai seorang wanita solehah padahal semua itu tidak benar, hanya saja Allah yang maha baik menutupi aib dan keburukan ku, Aku bukanlah wanita sebaik dugaan mereka, sebab
begitu banyak dosa-dosa ku yang bahkan kadang aku sendiri merasa malu dan jijik jika mengingatnya. Mungkin saja saat di keramaian aku terlihat alim. Tapi mereka tak pernah tau, seperti apa keseharianku, masa laluku, saat kesendirianku, dan hal keburukanku yang tidak mungkin aku beri tahu. Diriku juga seorang pendosa. Aku hanya manusia biasa yang tak jauh dari kesalahan, dari dosa.

Beberapa kali aku mengatakan pada diriku sendiri untuk berubah, berubah menjadi lebih baik, namun...aku masih mudah terpengaruh dengan hal yang Allah haramkan, iman ku goyah sehingga membuat ku mudah untuk kembali melakukannya, aku susah mengendalikan diriku sendiri, aku tau itu bahaya dan sangat berdosa namun aku susah untuk tidak melakukannya, tidak perlu tau apa yang aku lakukan, aku malu, malu jika teringat dengan hal yang aku lakukan itu, aku merasa jijik dengan diriku yang bodoh mengikuti nafsuku, namun jujur aku tidak mampu untuk menghindarinya, mungkin karena aku sudah terbiasa membuat ku susah untuk berhenti melakukannya. Beberapa kali aku ingin untuk berhenti namun gagal lagi, dan aku rasa aku sudah mulai kecanduan untuk terus melakukannya.

"Rum" Suara itu mengejutkan ku. Aku menoleh kearah sumber suara ternyata itu suara Emma sahabat ku, aku tidak sadar bahwa aku sedang berada di tempat suci, karena mengingat diriku yang banyak dosa ini, aku tidak menyadarinya.

"Eh apa?"

"Dari tadi diam aja. Kenapa?" tanyanya

Aku tersenyum sambil menatap para santri yang sedang berolahraga.

"Gak apa-apa. Aku melihat mereka jadi ingat masa lalu, gak nyangka aku pernah berada di posisi mereka" jawabku.

Ya, aku tidak menyangka aku pernah menjadi seorang santri wati, ah...santri? Tidak pantas sebutan itu untukku karena kelakuanku tidak mencerminkan bahwa aku seorang wanita yang pernah belajar di pondok, kata itu tidak pantas untuk ku yang seorang pendosa hebat.

"Kita sering main voli ya Rum, memori itu masih segar di ingatan ku, kamu orang yang hebat main voli"

Aku tersenyum sambil menatap Emma yang duduk di sampingku. Emma sahabat ku yang masih bertahan samapi sekarang, mungkin sudah 7 tahun lebih persahabatan kami.

"Rindu masa itu. Rasa penyesalan itu masih ada, bodohnya aku keluar dari sini"

"Tidak ada gunanya kamu menyesalinya Rum, semua sudah terjadi. Walaupun dunia kamu bukan di sini lagi tapi kamu harus ingat hal-hal yang sudah kamu dapatkan selama 3 tahun mondok disini"

"Iya benar kata kamu Em, Alhamdulillah aku masih ingat namun tidak semua"

Aku tau, hal-hal yang baik dan buruk, aku tau yang mana Haram dan yang mana halal, aku tau hal-hal yang dosa, namun sayang imanku begitu lemah sehingga aku terbuai oleh hasutan setan.

ARUM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang