Sebelum lanjut membaca.
Luangkan waktu untuk memberikan vote dalam cerita ini, agar saya rajin publikasi, terimakasih 🤗🤗🤗
.
.
.
.
Happy reading
.
.
Votenya sudah?
.
.
.Hal yang paling aku syukuri saat ini ialah, Allah mengizinkan ku untuk berada di dunia ini, Allah mengizinkan ku untuk menghirup udara pagi ini, Allah berikan kesempatan untukku menjalani kehidupan ini, berada di antara mereka-mereka yang sama Allah berikan waktu berada di dunia ini. Sekarang, aku benar-benar ingin berubah menjadi lebih baik, memang menuju jalan kebaikan tidak semudah yang dibayangkan, tak semudah dikatakan dan tak semudah dilakukan, semua itu butuh proses. Jalannya pun tidak selalu mulus tentu saja Allah akan memberikan ujian yang akan membuat niat ini goyang, Allah pasti akan menguji seberapa besar kesabaran dan ketaatan ini pada, dan sekarang aku tidak takut, tidak takut untuk berubah, selagi masih ada waktu untuk berubah, kenapa tidak sekarang? aku tak tau sampai kapan aku akan berada di Dunia fana ini, yang segala nya hanyalah sementara hanyalah titipin, segalanya bisa di ambil kapan saja.
"Ya Allah terimalah hijrahku ini, walaupun dulu ku seorang pendosa berat di hadapanMu, namun Kali ini amanah kan hidayah itu padaku, sekalipun hijrahku belum sempurna di hadapanMu
Bantulah aku agar semangat, agar hijrahku ini tak menurun setiap waktu, agar aku tidak berbalik arah lagi. Aamiin..."Selesai sholat subuh, aku melangkah keluar dari kamarku, pagi-pagi seperti ini biasanya aku membuat susu, salah satu teman di pagi hari, kata orang minum susu bisa menambah berat badan, oleh karena itu setiap pagi dan sebelum tidur susu minuman wajib yang aku minum, aku ingin mengembalikan berat badan ku yang hilang, aku pun merasa bahwa badanku saat ini sangat kurus, ini semua karena efek obat itu. Bicara tentang obat, hampir Enam tahun aku terjebak dalam kenikmatan obat haram itu, hampir Enam tahun menghirup obat itu menjadi kebiasaan ku, sudah, sudah sering aku coba untuk berhenti namun, gagal, saat aku mengatakan pada diriku sendiri untuk terakhir kalinya menggunakan, namun masih saja mengulanginya, aku harap percobaan ku kali ini percobaan terkahir ku, dan berhasil, kali ini aku benar-benar ingin sembuh dari ketergantungan obat itu.
Setelah membuat secangkir susu, aku duduk di kursi meja makan, keadaan masih sepi, aku rasa Putri sudah bangun, namun dia masih berada di kamar.
Hari ini aku akan kembali ke rumah sakit, menemui Dokter Psikologi, huh...efek dari obat itu mampu membuat ku tidak bisa mengendalikan diriku, aku tidak menyangka ternyata bisa membuat mental ku terganggu, bisa membuatku stres dan masih banyak lagi efek buruk dari obat itu.
"Arum"
"Put"
"Pagi-pagi sudah termenung, jangan banyak diam" ucapnya sambil mengambil cangkir.
"Kalung ku di mana?"
"Hai...jangan coba-coba mencari nya ya, aku simpan di suatu tempat yang kamu tidak akan bisa menemukannya"
"G-gak aku cuma nanya"
"Halah...dari ekspresi wajah, kamu masih menginginkan nya kan? Kali ini kamu harus berhasil"
"Entahlah aku kurang yakin Put"
Benar, aku menginginkannya lagi, rasanya gelisah, beda dengan hari-hariku rasanya berbeda dari hari-hari yang selalu menggunakan itu.
"Aku tidak akan memberikannya Rum, itu demi kebaikan kamu"
Aku memijit pelipisku, kemudian kembali meminum susu yang ada di depanku.
"Hari ini jadi interview?"
"Iya, doakan ya semoga kali ini diterima"
"Aamiin"

KAMU SEDANG MEMBACA
ARUM (END)
Fiksi RemajaDILARANG PLAGIAT! PLAGIAT MINGGIR! HARGAI KARYA ORANG JIKA KAMU INGIN DIHARGAI JIKA TERDAPAT KESAMAAN DALAM NAMA TOKOH, TEMPAT, DAN ALUR ITU UNSUR TIDAK KESENGAJAAN CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI SAYA! Aku bukan wanita sholehah, bahkan jauh...da...